Rony dan Salma menginap di sebuah hotel tidak jauh dari Kawasan Kota Lama. Rony yang memilihnya, Salma mungkin sudah percaya dengan pilihan-pilihan Rony yang sejauh ini tidak mengecewakan, kecuali menginap di pom bensin. Mungkin juga Salma takut pilihannya tidak sesuai seperti malam pertama itu juga. Atau mungkin juga karena dia malas berpikir, terima beres saja.
Hotel ini pun cantik, Rony memiliki standar pilihan yang asik. Hotel ini tidak terlalu tinggi, mungkin hanya 8 atau 9 lantai saja, dilihat dari garis-garis tegas horizontal yang memisahkan antar lantainya. Dindingnya dihiasi mural-mural nan artistik. Beberapa lukisan kecil juga menghiasi ruang-ruang antara.
Salma nampak lemas, karena hari ini banyak berjalan. Kali ini Rony mengantarkan Salma ke kamarnya di lantai 4, membawakan kantong laundry yang tadi mereka ambil saat jalan pulang. Rony langsung merebahkan dirinya di kasur. Rupanya dia juga kelelahan. Salma berdecak dan menggerutu. Perempuan itu memilih untuk bebersih, langsung masuk ke kamar mandinya.
Rony membuka hp-nya, ada beberapa pesan yang masuk. Dari keluarga dan teman-temannya. Ada beberapa soalan pekerjaan yang mesti diurusnya. Hanya butuh koordinasi dan approval darinya. Selesai dengan hp-nya, hp Salma bergetar beberapa kali. Rony masih mengabaikannya. Namun getaran itu tidak berakhir, tanda telepon masuk. Di layar tertera nama 'Nathan SMM'. Rony mendungus.
"Sa, ada telepon," teriak Rony.
"Siapa?"
"Nathan," jawab Rony.
"Angkat aja Ron," teriak Salma. Belum sempat diangkat getaran dering berhenti.
"Mati, Sa. Gue ke kamar dulu ya," ucap Rony.
"Ya," teriak Salma dari dalam.
Tadinya Rony hendak menuju ke kamarnya, backpack sudah diangkatnya. Tapi ada yang mengganjal di hati Rony. Dia berdiri di depan pintu cukup lama, tidak juga keluar. Sampai tak terdengar lagi keributan orang mandi. Salma keluar, berpakaian lengkap, tapi kepalanya hanya tertutup handuk.
"Whaaa!!!! Lo ngapain disitu Ron!" Salma masuk lagi ke kamar mandi untuk mengenakan kerudungnya.
Rony kembali meletakkan backpack-nya. Mendudukkan diri di kasur lagi.
"Lo kenapa Ron?" tanya Salma ketika keluar dari kamar mandi lagi.
Mata Rony melirik Salma, belum memberikan jawaban. Salma mendudukkan diri di kursi, satu satunya kursi di ruangan itu. Perempuan itu memandang lelaki yang belum juga mengeluarkan suara. Dia memilih meraih hp-nya. Mengecek pesan yang masuk. Ada pesan di grup keluarganya yang langsung ia balas. Juga pesan dari grup teman-temannya yang diabaikannya. Satu lagi pesan dari Nathan beserta notifikasi missed call yang tadi disebutkan Rony.
Rony hanya terdiam sedari tadi, menatap jendela yang dibuka gordyn-nya memperlihatkan langit malam.
"Lo kenapa si Ron, diem aja kek orang bego," ucap Salma. Rony hanya menoleh ke arah perempuan itu, tidak bersuara.
"Ini Nathan ngajakin ketemu, Lo mau nggak?" Salma memberikan tawaran setelah membuka pesan Nathan.
"Ngapain?" tanya Rony, akhirnya bersuara.
"Ya ketemu aja, nongkrong gt, makan,"
"Lo deket banget ya sama Nathan?" tanya Rony. Salma mengerti arah pertanyaan Rony. Sehari ini sudah dua kali nama Nathan di mention oleh Rony.
"Lah, kan semalam udah gue critain, ya deket,"
"Deket banget nggak tuh?" Rony sedikit mencibir.
"Lo cemburu Ron? Gue pikir-pikir kok Lo cemburuan yak? Kemarin Dimas, padahal dia nggak ngapa-ngapain. Sekarang Nathan, lama-lama posesif juga, Lo,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Katakan [End]
FanficCerita mengenai perjodohan lelaki dan perempuan yang tidak mudah. Perjalananan panjang untuk bersatu bertemu cinta. Seperti layaknya perjalanan, dalam prosesnya bertemu jalan yang berlika liku juga tanjakan dan turunan. Sebuah perjalanan menelusuri...