74 Day 10: Malam Mencekam

8K 472 70
                                    


"Hp gue dimana ya Ron?" tanya Salma.

Rony melihat ke sekitar meja mereka. Di bawah meja, tidak ada. Salma juga mencari-cari, di tas di jaket, di semua kantung, tidak ada.

"Cb gue telepon..." ucap Rony, "Berdering, tapi tidaka ada suaranya, tidak ada getaran juga,"

Salma benar-benar panik.

"Di mobil?" tanya Rony.

"Enggak, Ron. Gue bawa kesini. Kan tadi gue lagi pilih-pilih hotel, aduuuh...."

"Toilet? Eh, tapi ini cb Lo masukin ID find my phone dulu,"

Salma mengikuti permintaan Rony, setelahnya Rony yang melanjutkan pencarian via aplikasi tersebut. Salma ke kamar mandi. Nihil. Perempuan itu kembali dengan wajah kecewa.

"Gimana, Ron?" tanya Salma.

"Lokasinya si di sini, tapi kok nggak ada. Apa diambil orang?"

"Aaaaah...." Salma benar-benar bersedih, juga kecewa karena keteledorannya.

"Jangan nangis dong.... sedih ya, nanti kita bisa beli lagi," ucap Rony sambil mengusap lengan Salma.

"Bukan Hp-nya, Ron! Aaaah, ada banyak banget foto 10 hari kemarin. Aarrgghh... gue nggak rela,"

"Foto Lo, gue ada banyak,"

"Eh?" Salma tidak tahu, Rony jadi malu. Banyak foto Salma yang ia curi.

"Foto Lu yang ilang dong. Arrrrgh....." Salma kembali bersedih.

"Eh?" Rony yang bingung sekarang.

"Aaaagh, duh.... sedih," Salma menyembunyikan malunya.

Hp hilang itu rasanya, ah. Sulit dijelaskan. Mungkin sudah terlalu banyak kemelekatan. Padahal hanya duniawi. Tapi memang se.... sesedih itu. Mungkin bukan Hp-nya, tapi memory yang ada bersamanya. Sesederhana foto, atau mungkin chat lama yang akan lucu jika dibaca lagi. Emang, cewek kadang pandai menyimpan kenangan. Membuatnya sulit juga merelakan.

"Mending kabari Papah Mamah dulu," ucap Rony sambil menyodorkan hp-nya.

Salma meraih hp Rony, mengetik nomor mamahnya yang rupanya sudah ada kontaknya di hp Rony, Mamah Mertua. Salma tersenyum simpul melihatnya.

"Kenapa senyum-senyum? Aneh, abis nangis senyum," tanya Rony heran.

"Nama kontaknya, lucu," ungkap Salma sambil menunggu saluran telepon diangkat. Rony kikuk menggaruk rambutnya yang tak gatal.

Setelah diangkat, Salma menceritakan kondisi hp-nya yang hilang. Ia juga bercerita mengenai posisinya sekarang, perjalanannya hari ini juga keasyikan-keasyikan lainnya dengan senyum yang terus merekah dan mata yang berbinar. Sepertinya Anang juga terlibat dalam obrolan, beberapa kali Salma menyebut 'Pah' dalam obrolannya.

Rony melihatnya lucu, orang yang masih bersedih karena hp-nya hilang, namun juga berbinar bercerita pada orang tuanya. Rony menunggunya sambil menyalakan sebatang rokok. Dia cukup lelah hari ini, kemarin malam kurang tidur, hampir seharian menyetir, apalagi kalau mengingat mereka belum mendapat penginapan.

Salma selesai menelpon 15 menit kemudian. Dikembalikannya hp Rony pada si empunya. Wajahnya kecut lagi. Bukan karena hilangnya hp. Tapi hilangnya foto kenangan perjalanan 10 hari sebelumnya.

"Kenangannya di simpan di ingatan aja, Sa. Sama di hati," hibur Rony, sedikit mengejek juga sebenarnya. Kalimat yang belum bisa membuat Salma rela.

Rony masih mengecek lokasi hp Salma di aplikasinya. Masih di lokasi yang sama, tidak ada pergerakan. Tapi mereka bingung harus mencari kemana. Selanjutnya Rony mencari penginapan untuk malam ini, berdiskusi dengan Salma, memilih mana yang cocok. Perdebatan kecil sempat terjadi ketika ada penginapan yang menarik di Surabaya.

Katakan [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang