14 Sesaat Kau Hadir

13K 620 17
                                    

"AAAAAAArrggghh...."

Pagi itu dihebohkan dengan teriakan dari kamar Rony. Seluruh anggota rumah itu termasuk Mbok Nah dan Pak Aris berhamburan menuju sumber suara.

"Kenapa Ron?" Maya menuju Rony yang sudah menekuk tubuhnya dan memegang bantal erat sekali.

"Maaah, sakiiit banget..."

"Iya sakit kenapa?" David yang udah berpakaian lengkap hendak ke kantor mencari sumber sakitnya, "Sini papah lihat," pintanya.

"Paaaah aaah," si bocah kesakitan masih mengerang.

"Owalaaah...." David memahami sesuatu, "Ayok kencing... sini papah bantu,"

"Mana bisa Pah, aduuuuuh.... sakit banget,"

"Kenapa si mah?" tanya Nabila kebingungan.

"Ayo, coba dulu, ayo bangun!" David membantu membangunkan Rony yang masih memegangi ujung sarungnya dengan sangat erat menuju kamar mandi.

Rony kencing, sakitnya gara-gara si otong bangun pagi-pagi, morning wood. Bekas jahitnnya ketarik dan terjepit perban. Double combo. Keluar dari kamar mandi dia masih meringis kesakitan, tapi lebih mendingan.

"Adududuuh...." rengeknya.

"Besok lagi dibangunkan sebelum bangun bu, terus kencing, supaya tidak terlalu kenceng," usul pak Aris.

"Gitu ya, oke deh, abis subuh aku bangunkan,"

Nabila yang tidak paham hanya melongo, "Apaan sih?"

"Lu diem! Brisik!" Rony membentak Nabila, "Kalian si cewek nggak akan pernah ngrasain sakitnya. Lu ga bayangin dijahit kek mana!" Rony marah-marah. Dia begitu kesal. Selain karena memang sakit, kekesalannya sama Salma semalam yang membahas temen cowoknya membuatnya ga enak hati sampai pagi ini. Nabila beringsut dari posisinya, dia tidak nyaman menjadi sasaran kemarahan abangnya.

Rony masih menahan sakitnya akibat pagi ini. Dia keluar hanya untuk makan, minum, merokok. Sebagian besar aktifitasnya masih di dalam kamar. Dia memilih membaringkan terus badannya. Kesalahan gerakan kecil pun kadang membuatnya risih, ngilu.

Paul : gimana eksekusinya?

Novia : Oya, kemarin yak? gimana Ron?

Rony : Sakit. gila, sakit banget.

Neyl : Wah, selamat Ron!

Diman : Wah selamat mendapat bentuk baru... 😛

Daniel : udah 'bangun'? wkwkwkwkwkw

Paul : wah parah danil parah, ada Nabila lho sekarang!

Rony : Bangsat!

Rony : Udah ya, males gue, BM.

Hari-hari dilalui Rony dengan kesakitannya.Tapi sekarang dia jadi lebih intens ngobrol dengan Salma. Dari obrolan nggak penting sampai yang serius. Mulai dari soalan travelling, musik, sampai pilihan kampus. Jakarta jadi salah satu tujuan Salma untuk kuliah selanjutnya.

Salma juga menjelaskan siapa yang menelponnya waktu itu, kakak tingkatnya yang akan mengadakan resital untuk tugas akhirnya. Orang itu hanya memastikan kehadiran Salma yang mendadak ke Jakarta saat Rony operasi. Hal tersebut mengagetkan kakak tingkatnya itu, karena Salma adalah salah satu yang diandalkan di resitalnya.

 Salma dan Rony saling bercerita mengenai teman-teman di sekitar mereka berdua. Tidak ada paksaan, tidak ada kekangan. Santai dan menyenangkan. Aktivitas tersebut kadang bikin senyum-senyum sendiri, sampai keluarga mereka merasa ada yang aneh dengan Rony. Bahkan  meski sekedar pesan singkat:

Katakan [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang