43 D-Day

11.2K 655 22
                                    

30 menit menuju acara.

Lagi-lagi Salma mengedarkan pandangannya. Banyak penonton yang sudah berdatangan.  Nabila dan Anggis dibantu Rahman berjaga di pintu masuk, mengurusi tiketing, keamanan, dll. Novia dan bang Neyl menemui pengisi acara, para tamu undangan dan beberapa perwakilan sponsor. Paul dan Danil mengkoordinir para pekerja vendor dari panggung, property sampai sound. Dimana Rony?

Rupanya Rony sudah berada di tengah-tengah kerumunan, berpindah dari kerumunan yang satu ke kerumunan yang lain. Menyapa. Selain pengunjung yang datang karena fans dari penampil, beberapa datang karena Rony sebagai penyelenggara. Kepada merekalah Rony menyapa. Begitulah intimate show. Meski tetap dengan tampang dinginnya, namun rupanya banyak juga yang dia kenal.  Kebanyakan yang dia sapa adalah perempuan. Yah, memang jumlah perempuan di dunia ini lebih banyak daripada laki-laki, bukan?

Salma menunggu performance. Seorang MC sudah naik ke atas panggung. Mulai menyapa penonton. Saat itu Salma sudah kehilangan jejak Rony. Dia mencari-cari namun tidak ketemu. Akhirnya dia fokus menikmati pertunjukan. Diman sibuk di meja kontrol, mengatur background dan berkoordinasi dengan crew lighting dan soundman. Diman sendiri tidak terlalu memperhatikan Salma. Beberapa kali dia berkomunikasi melalui HT dengan teman-temannya. Salma tidak mau mengganggunya.

Salma memfokuskan dirinya dengan pertunjukan musik saja. Beberapa penonton ikut bernyanyi dengan video lirik yang dibuatnya. Cukup puas karena saran idenya membuat pertunjukkan lebih hidup. Namun sekali lagi dia mencari, dimana Rony?

Salma memperhatikan penonton yang hadir, di beberapa spot dia mengenali teman-teman Rony. Namun dia juga melihat ada Shinta, Risa dan Putri. Ya, tadi Rony sudah menyapa mereka, menemui mereka secara terpisah. Shinta, Risa, dan Putri. Ketiganya menonton acara ini. Ketiganya nampak begitu cantik meski hanya dalam balutan pakaian casual. Salma merapikan jilbabnya, lalu merekatkan kemeja flanel berwarna coklat dengan kedua tangannya. Tetiba merasa dingin di tengah hiruk pikuk lautan manusia. Fokus ke pertunjukkan, Salma... dia kembali mengingatkan dirinya sendiri.

Namun rupanya Salma tidak bisa, kehadiran perempuan-perempuan Rony meresahkannya. Ada rasa panas di dadanya. Dia berjalan keluar dari area kontrol, tanpa berpamitan pada Diman. Dia menuju sebuah bangku kosong di bawah lorong pergola menuju toilet. Pergola itu dirambati tanaman rambat berbunga ungu, patrea.

Is it D-Day? D for Desperate...

Dia memandang pohon kamboja berbunga putih kekuningan di sebrang bangkunya untuk mengalihkan perhatiannya dari massa penonton yang membuatnya semakin merasa sesak. Lampu sorot membuat tanaman itu semakin eksotis. Sebenarnya wanginya juga menenangkan, frangipani...

Salma menenangkan dirinya, demi teman-temannya. Bukankah itu niatnya untuk hadir saat ini?

__________

Setelah Rony selesai menyapa para tamunya dia kemudian mencari Salma. Apa dia jadi datang? Dia mengirim pesan ke Salma yang tidak juga berkabar padanya sedari pesannya di pagi buta. Dia sendiri tidak menghubunginya supaya tidak mengganggu, mungkin Salma butuh istirahat, pikirnya. Dari tadi perhatiannya sibuk dengan persiapan acara dan disibukkan menyapa para tamu acara. Juga sibuk karena beberapa urusan yang mesti ia selesaikan. Akhirnya dia mulai mencari Salma.

Rony : Sa, jadi datang nggak?
Rony : Sa, dimana?

Namun tanpa balasan.

Rony mencari-cari Salma di tengah banyak manusia. Penonton yang rata-rata perempuan pun mengenakan jilbab membuatnya makin sulit mencari Salma.

Rony : gaes, Salma datang? Dimana?
Nabila : datang, udah aku kasih cocard, td sempet ga boleh masuk.
Rony : dimana dia sekarang?
Paul : tadi gue liat di control room bareng Diman

Katakan [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang