"Ya ampun mas, saya sedih liat mbak Salma. eeh maaf, ini mbak Salma di Rumah Sakit Siloam," Rony malah jadi deg-degan mendengar ucapan pak Amin. Hatinya kalut, Sa Lo baik-baik aja kan?
"Baik Pak, makasih infonya, saya langsung kesana ya...."
Rony menghabiskan kopinya, langsung mencari taxi untuk ke Rumah Sakit Siloam yang tidak terlalu jauh dari bandara Adisutjipto yang dipilihkan Nabila. Bandara yang lebih dekat ke kota Jogja dibandingkan bandara yang baru. Di pagi menjelang siang jalanan juga tidak terlalu ramai. Taksi yang membawa Rony pun dengan cepat sampai ke rumah sakit.
Maya : udah landing Ron?
Rony : udah mah, ini udah dapet info dari Pak Amin, rumah sakitnya.
Maya : syukurlah, salam buat Om Anang sama Tante Santi ya...
Rony : ok
Rony : Mah....
Maya : kenapa Ron
Rony : obatku ketinggalan.
Maya : ya ampuuun Rony!
Rony : fotoin obatnya mah, mulai cenat cenut ini.
Maya : Dasar Rony!
Maya : image receivedSesampainya di Rumah sakit, dia langsung mencari informasi dimana ruangan Salma, di resepsionis. Lalu sedikit berlari mencari ruangan yang dimaksud. Sebelumnya dia mampir ke apotik rumah sakit untuk membeli obatnya sendiri. Rasa sakitnya dari tadi dia hiraukan, tapi mulai tidak nyaman dan tidak tahan. Sambil jalan mencari ruangan dia minum obatnya, 2 tablet sekaligus.
Sesampainya di ruangan yang dimaksud, Rony melihat Anang dan Santi di ruangan, sementara Salma terbaring di ranjang belum sadar. Hatinya mencelos melihat Salma. Dia hanya mengenakan pasmina yang disampirkan, karena luka di kepalanya.
"Rony," pekik om Anang. Wajahnya menunjukkan keheranan. Rony langsung menyalami Anang dan Santi yang dari tadi duduk di Sofa ruangan itu.
"Om, Tante... Caca...?" Rony mendekat ke Salma.
"Panggilnya mamah papah aja, Ron," pinta Santi.
"Iya, Pah, Mah,"
"Iya, mulai lah belajar." Anang menarik nafas panjang. Lanjutnya, "Salma kecelakaan 2 hari yang lalu, tidak terlalu parah, hanya kepalanya terbentur trotoar pinggir jalan dan pergelangan tangannya ada yang geser, tapi nggak papa. Ini tadi abis dibenerin posisi tulangnya, jadi Salma dibius total, kita sedang menunggu ia siuman," terang om Anang.
Rony mendekat ke ranjang, duduk di kursi didekatnya. Terlihat perban di kepala dan lengannya, dengan noda darah yang memerah. Tangan kirinya terbalut bebat berwarna coklat. Rony langsung meraih tangan kanan Salma, menggenggamnya. Ada butir air mata menetes di sudut matanya. Rony meraih tangan Salma, pelan, karena ada selang infus tertancap disana, juga beberapa memar yang membiru. Ada kelegaan karena dia sudah melihat langsung kondisi Salma.
"Kamu tahu dari mana Ron?"
"Nabila, notice di twitter Pah, sepertinya postingan temen Caca. Dari dua hari yang lalu Rony nggak bisa menghubungi Caca, Nabila mencari info di twitter,"
"Owh, Hp Caca sepertinya mati ya Ron, kemarin barang-barangnya dibawa pulang, Aku malah belum cek lagi. Kami kalut semua disini, jadi nggak bisa mikir,"
"Ini langsung kesini?" tanya Santi.
"Iya, kami tau tadi pagi, langsung cari tiket kesini,"
"Makasih ya Ron," ungkap Santi. Rony tersenyum.
Rony kemudian mengecek hp-nya, ada banyak pesan masuk, semua menanyakan kondisi Salma. Ah, nanti dulu. Gue mau melepas kangen dulu, lama nggak ketemu....rindu... Dia memuaskan dirinya memandang Salma.
Sementara karena ada Rony, Anang dan Santi keluar sebentar mencari makan. Kalau liat gini, kayaknya bakal lancar rencana mereka.... batin keduanya.
Rony dengan sabar menunggui Salma.
Rony : aku udah ketemu Caca. Alhamdulillah dia nggak papa, kepalanya terbentur, dijahit 3, tapi aman. Sama pergelangan tangannya ada yang geser, abis dibenerin. Ini masih dalam pengaruh obat bius, lagi nunggu siuman. Mohon doanya ya...
Pesan yang sama dia kirim ke dua grup, grup studio dan grup keluarganya.
Rony terus memperhatikan Salma, memandangi gadis yang baru beberapa bulan dikenalnya, tapi rasanya sudah bertahun-tahun mereka saling mengenal, sehingga berat kalau ditinggalkan. Genggamannya tidak dia lepaskan dari tangan Salma. Namun tiba-tiba, tangan yang di genggaman Rony ditarik cepat.
"Sa...." Rony tersenyum ketika Salma mulai membuka matanya.
"Awww!" Salma memekik kesakitan ketika tangan kirinya hendak mengucek matanya. Sepertinya dia lupa, atau belum sadar sepenuhnya. Hati Rony kelu melihatnya, kasihan sekali perempuannya ini.
"Sa... jangan ya... pelan-pelan,"
"Eh, Kamu siapa??!" tanya gadis itu nampak ketakutan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Katakan [End]
FanfictionCerita mengenai perjodohan lelaki dan perempuan yang tidak mudah. Perjalananan panjang untuk bersatu bertemu cinta. Seperti layaknya perjalanan, dalam prosesnya bertemu jalan yang berlika liku juga tanjakan dan turunan. Sebuah perjalanan menelusuri...