Di venue keesokan harinya, Rony dan timnya sampai menjelang siang. Venue acara esok adalah sebuah cafe yang memiliki area outdoor cukup luas. Di area outdoor itulah venue acara besok. Parkirannya juga luas, bisa muat banyak kendaraan. Tempat ini memang pas untuk acara intimate show.
Ber 6, mereka makan siang terlebih dahulu di cafe tersebut. Makan siang yang terlalu lambat sebenarnya, karena hari sudah menuju senja. Sedari datang Salma mengamati design cafe itu, melihat detil-detil, pemilihan furniture dan pencahayaannya. Salma suka dengan cafe ini. Terdapat beberapa pohon kamboja, batavia, tabebuya dan bungur. Pohon-pohon berbunga. Rony mengamati yang dilakukan Salma.
"Kenapa?"
"Gue suka cafe ini, suasananya, pohonnya,"
"Pohon?" Rony baru mengingat perempuan ini suka pohon.
"Iya, gue suka pohon berbunga, heehehe. Dan hampir semua pohon di cafe ini adalah pohon yang berbunga,"
"Aneh, bukannya semua tanaman pohon bisa berbunga," ucap Rony terkekeh, dilanjutkan obrolan dengan teman-temannya.
"Maksud gue, yang bunganya tu keliatan banget tu lho, apalagi yang berwarna..."
Rony tidak meresponnya lagi, fokusnya teralihkan lagi ke pekerjaannya.
Setelah makan, mereka melanjutkan urusan masing-masing. Rahman dan Danil mengecek lokasi yang akan menjadi venue, mengecek sumber daya dan dimana harus meletakkan property mereka. Salma membarsamai Nabila, kemudian duduk di salah satu bangku taman bersama perempuan yang sudah seperti adiknya itu.
Sementara Rony menemui seorang manager di cafe tersebut di meja bar. Seorang perempuan, cantik. Perempuan itu mengenakan celana pendek dan kemeja loose berwarna peach. Rambutnya tergerai panjang. Salma memperhatikan keduanya, nampak akrab. Cukup lama mereka berbincang. Berulang kali perempuan itu memegang lengan Rony bersamaan dengan tawa yang nampak di bibir keduanya.
"Kak?" Nabila memanggil Salma, dari tadi Nabila mengamati Salma melamun ke arah Rony.
"Kak Caca," ulangnya.
"Eh, gimana, Nab?"
"Liatin apa si Kak?"
"Gue masih terkagum sama cafe ini, hehe, pengen deh punya tempat kek gini nanti, hehehe..."
"Liatin cafenya, apa manager cafenya?" ledek Nabila.
"Beneran, kan aku dari tadi datang aja udah bilang,"
"Iya, iya.... eh, ini videonya udah kelar semua di touch up. Mau liat nggak?"
"Mau donk," Nabila memberikan ipad-nya ke Salma. Salma mengecek semuanya.
"Ini nanti area control di sebelah sana," Nabila menunjukkan area di seberang panggung, di teras cafe.
"Oh, Oke," Salma nampak irit bicara.
"Kak, ga penasaran sama cewek yang lagi sama Kak Rony?"
"Enggak, orang nggak dikenalin,"
"Hahaha," Nabila hanya bisa tertawa geli, dia tau ada yang berbeda.
"Dia tuh temen SMA-nya Kak Rony," terang Nabila tanpa diminta.
"Oh..." Salma tidak berkomentar. Salma kembali melihat video di ipad-nya mencoba fokus dan tidak tergoda lebih lanjut dengan informasi dari Nabila. Kan cuma temen....
"Sa!" panggil Rony, yang disebut namanya mendongak. Rony mendekatinya bersama perempuan yang tadi nampak bersamanya. Salah satu tangan Rony berada di punggung perempuan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Katakan [End]
FanfictionCerita mengenai perjodohan lelaki dan perempuan yang tidak mudah. Perjalananan panjang untuk bersatu bertemu cinta. Seperti layaknya perjalanan, dalam prosesnya bertemu jalan yang berlika liku juga tanjakan dan turunan. Sebuah perjalanan menelusuri...