Hari ini hari Minggu. David tidak berangkat bekerja. Begitu juga dengan Rony, dia tidak ada acara hari ini. Nabila masih libur semesteran tapi tidak pergi liburan. Maya juga ada di rumah seperti biasanya. Semua anggota keluarga di rumah. Drama cinta anak lelaki keluarga itu membuat semua memilih quality time di rumah. Selesai sarapan mereka mengobrol seperti biasanya. Namun kali ini ada hal baru yang dibahas.
"Pah, si Vebi, nyala nggak si, Pah?" tanya Rony.
"Vespa biru? Terakhir si nyala," jawab David. Heran, lanjutnya, "Kenapa?"
"Rony pake ya, Pah?"
Maya dan David saling pandang, "Coba nanti dicek dulu, kenapa emang?"
"Butuh kegiatan...." jawab Rony. Maya mengerti arah obrolan anaknya. Dia mulai mencari cara untuk tetap 'hidup'. Suatu perkembangan yang bagus untuk anak lelakinya.
"Iya, Pah. Vebi dicek, banyak kenangan itu," ucap Maya nimbrung, memberi dukungan.
"Kenangan apa sih?" tanya Nabila.
"R.a.h.a.s.i.a," jawab David. Nabila dan Rony hanya saling pandang.
Rony dan David lalu ke garasi mengecek motor tua milik David yang sudah lama mendekam di garasi saja. Penuh debu meski diberi penutup. Vespa VBB tahun '64, berwarna biru telur asin. Vespa yang biasanya disebut vespa 'ndok' atau vespa telur karena bentukan body-nya yang lebih membulat, pun lampunya.
David membuka penutupnya, Rony yang sudah siap dengan sebuah lap di tangannya langsung membersihkan motor tersebut. David mencoba menyalakannya. Tapi sedikit kesusahan, mungkin karena lama tidak dipakai. David menggeser motor itu ke carport. Membongkar penutup mesin di sisi kanan motor tersebut. Mengecek beberapa hal disana. Mungkin karburatornya, mungkin businya.
"Motor ini keknya ada dari Rony kecil ya, Pah?"
"Dari Kamu belum ada, Ron,"
"Sama kayak 'capung' dong?"
"Vebi dulu malah. Dulu Anang kalau ngapel ke Santi tiap malam minggu naik motor ini," terang David. Kenangan yang sudah tidak rahasia lagi. Rony tersenyum miris, mengingat ceritanya dulu dengan Anang. Anang juga bilang Vebi ini bersejarah. Mengingat jalan-jalannya dengan Salma setelah mengantarnya ke Rumah Sakit. Hati Rony sekarang tersentil, sakit.
Ah, Anang apakah sudah keluar dari rumah sakit? Bagaimana keadaannya? Apa kabarnya? Bagaimana kabar Salma? Rony tercenung.
"Woi!" tiba-tiba Nabila mengagetkannya.
"Anjir, Nab! Jantungan gue."
"Amit-amit, Kak! Kebanyakan ngalamun si, Lo," ejek Nabila.
"Resek, Lo!"
"Eh, Mamah besok ulang tahun, udah ada rencana, Pah?" tanya Nabila setengah berbisik.
Rony yang terlupa akan hal itu merasa bersalah sendiri. Dia terlalu kalut dengan masalahnya sendiri malah jadi melewatkan orang-orang tersayang yang justru ada di dekatnya. Bahkan ulang tahun Maya pun dia lupa.
"Maunya ngajak makan si, di luar. Besok petang gitu, kalian free kan? Lama juga nggak makan di luar kita,"
"Aku free," jawab Nabila cepat.
"Ya harus lah! 50 tahun Mamah kalian lho ini," ungkap David. Rony terkaget dengan angka yang semakin menua, usia wonder woman-nya.
"Udah ada tempatnya?" tanya Nabila.
"Cariin, Nab. Harus yang keren!" ucap David.
"Siap, Bos!" ucap Nabila berlalu. Berkutat dengan hp-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Katakan [End]
FanficCerita mengenai perjodohan lelaki dan perempuan yang tidak mudah. Perjalananan panjang untuk bersatu bertemu cinta. Seperti layaknya perjalanan, dalam prosesnya bertemu jalan yang berlika liku juga tanjakan dan turunan. Sebuah perjalanan menelusuri...