"Brakk!"
Rony terbangun dari tidurnya karena Salma menutup pintu dengan cukup keras. Dilihatnya perempuan itu sedikit berlari, mungkin ke toilet. Tapi tidak, Salma melewati papan penunjuk arah toilet, dia menuju tempat lain. Setelah beberapa saat Rony melihatnya lagi dengan kantong plastik di tangannya. Tapi Salma tidak kembali ke mobil, entah kemana.
R~ : Sa, dimana?
SS : toiletJeda agak lama.
R~ : Sa, kok lama
R~ : Lo OK?
SS : Ron
R~ : kenapa?
SS : minta tolong boleh?
R~ : apa? Lo nggak papa kan?
SS : ambilin backpack gue kesini
R~ : buat apa?
SS : ga usah tanya, buruan!
Rony pun bergegas mengeluarkan backpack Salma dari bagasinya. Membawanya ke toilet yang sedikit tersembunyi."Sa..." panggil Rony ketika sudah di depan deretan toilet.
Salma keluar, mengambil backpack-nya. Wajahnya sedikit pucat. Mungkin karena bangun tidur. Jangan-jangan sakit? Rony memilih untuk menungguinya. Dia sendiri masuk ke salah satu kamar mandi. Cuci muka dan berhajat. Salma sepertinya masih belum keluar dari kamar mandinya. Rony masih menunggu.
"Sa... Lo ga papa?" panggil Rony memastikan.
"Bentar Ron," jawab Salma.
Kemudian perempuan itu keluar, sudah berganti pakaian.
"Kenapa, Lo?" tanya Rony.
"Gue dapet, Ron," jawab Salma.
"Oh," sahut Rony singkat.
Rony meraih backpack Salma membawakannya kembali ke mobil. Rony bingung.
Sering kali teman-temannya membahas perempuan yang datang bulan sebagai hambatan. Sakit, moodswing, dan beragam persoalan yang terjadi gara-gara sedang datang bulan. Apakah hal itu juga akan terjadi pada Salma? Mungkinkah akan mengacaukan perjalanan mereka? Rony belum pernah menghadapi perempuan yang sedang datang bulan. Relasinya dengan perempuan sebatas 'main bareng'. Mamahnya, Nabila, Anggis dan Novia, kadang memang bad mood. Tapi tidak semengerikan itu. Ditepisnya pikiran buruknya.
"Lo butuh apa, Sa?"
"Kita cari cafe aja yuk? Minum anget, kayaknya kita perlu atur perjalanan kita deh,"
"Lo kapok tidur di mobil?"
"Badan gue pegel-pegel, ide spontan Lo ga seru,"
"Ya, Lo kebanyakan milih-milih penginapan,"
"Lo nyalahin gue?" tanya Salma ketus. Apa mood swing dimulai?
"Nggak gitu, Lo bad mood karena lagi dapet ya?"
"Gue nggak dapet juga bakal kesel karena kita tidur di pom bensin, Rony. Jangan salahkan datang bulan,"
"Ya, yaudah, kita cari minum hangat dulu, kita bahas disana,"
Rony memarkir mobilnya, sekalian memenuhi tangki bahan bakar di pom bensin tempat mereka menginap semalam. Baru kemudian memacu kendaraan mencari cafe yang buka pagi. Kali ini mereka tidak membuka aplikasi, seketemunya di jalan saja, daripada berekspektasi.
"Lo nggak papa?" tanya Rony lagi saat mereka sudah duduk di sebuah cafe.
"Nggak papa, Rony. Gue nggak selemah itu kok,"
"Ya, biasanya kan..."
"Itu mah cewek-cewek, Lo kan?" tukas Salma.
"Temen cewek, Sa," Rony mengoreksi lagi. "Ya tapi gue juga ga pernah ngurusin mereka. Cuma kata anak-anak aja. Ga berpengalaman gue soal ginian,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Katakan [End]
FanfictionCerita mengenai perjodohan lelaki dan perempuan yang tidak mudah. Perjalananan panjang untuk bersatu bertemu cinta. Seperti layaknya perjalanan, dalam prosesnya bertemu jalan yang berlika liku juga tanjakan dan turunan. Sebuah perjalanan menelusuri...