35 Sepucuk Surat

10.2K 607 18
                                    


________________________________________________________________________________

Jakarta 3 Juni 2023

Hai, Sa...

A picture is worth a thousand words. Bahasa gambar bikin siapa saja bebas punya ribuan imajinasi yang bisa diceritakan gambar tersebut, bebas tafsir. Tapi kata, dengan segala keterbatasannya bisa menyampaikan maksud seorang manusia, sehingga saling mengerti dengan maksud manusia lainnya, tanpa dugaan dan asumsi. Gue pengen meng-kata-kan maksud gue, gue harap Lo mengerti.

Sejujurnya, gue nggak tau bagaimana menghadapi dan menjalani apa yang terjadi pada kita. Semua terasa begitu cepat dan membingungkan. Begitu cepat rencana perjodohan itu, terlalu tiba-tiba juga semua hancur seperti sekarang.

Kayak mie instan kayak yang Lo bilang. Gue setuju soalan itu.

Terlalu naif, kesalahan yang gue buat ke Lo karena kegoblokan gue sendiri. Terlalu bodoh gue mengelola emosi gue yang malah menyerang Lo, padahal gue yang problematik. Rasa ini hal baru buat gue, gue cupu dalam hal ini, Sa.

Akan jadi omong kosong kalau gue mencoba menjelaskan dan memaksa Lo percaya dengan kata-kata yang bakal gue nyatakan. Tapi mungkin ini upaya gue supaya Lo ngerti, gue sama sekali nggak pengen bikin Lo sakit. Semua yang Lo bilang soal gue bener, Sa. Gue problematik, nggak punya sikap sama cewek-cewek yang deket sama gue, mungkin hal ini menyakiti mereka.

Sampai kejadian gue nggak sadar apa yang sudah terjadi sama gue karena gue under substance. Kaya yang udah gue bilang, gue stress waktu itu karena Lo minta syarat atas perjodohan kita. Well, ini bukan alasan, kita sama-sama merasakannya. Gue cuma mau bilang kalau keadaannya berbeda sekarang, gue seserius itu mengenai perjodohan kita. Gue pengen perjuangin Lo. Gue pengen Lo ngerti soalan ini.

Meski sekarang sudah berganti cerita. Gue ancur, Sa...

Pasti Lo sakit hati banget ya sama kelakuan gue? Ga cuma Lo, gue juga udah ngecewain bokap Lo, keluarga Lo, juga keluarga gue sendiri. Dan itu mengingkari omongan gue sendiri soalan pentingnya keluarga buat gue. Gue brengsek banget ya, Sa?

Ide surat ini sebenarnya dari Nabila. Ya, gue segoblok itu, gue terus-terusan kepikiran dan ga bisa hanya berdiam diri dengan keadaan ini. Gue nggak bermaksud buat bikin Lo berbaik hati memaafkan gue dan melanjutkan apa yang sudah kita mulai. Gue sadar, gue terlalu brengsek untuk mendapatkan itu. Tapi, gue ga pengen Lo terlalu lama sakit hati. Lo harus ngerti Lo terlalu indah buat gue sakiti. Kali ini gue memohon. Please be happy....

Gue berharap apa yang sudah baik tetap baik. Semoga semesta mengijinkan, gue pengen jadi kayak pohon yang Lo suka.

Ayo, berteman....

Sin Cera,

Rony

________________________________________________________________________________


Surat beramplop coklat dengan motif berwarna biru dan merah di tepiannya dikirimkan via pos oleh Rony. Sebuah jasa pengiriman yang bahkan dia belum pernah menggunakannya, di zaman yang semuanya serba online. Setelah semalaman kurang tidur untuk menulis surat itu, paginya Rony datangi sendiri ke kantor pos terdekat dari rumahnya yang mulai jarang dijamah manusia. Sepi. Warna jingga aksen kantor tersebut mulai usang. Ada sebuah pohon berdaun lebat berwarna hijau kekuningan di salah satu sudut halamannya. Batu tempel yang menjadi motif dinding wajah kantor tersebut berlumut.

Rony sedikit meragu, akankah setumpuk harapan yang dia letakkan pada selembar surat tersebut akan tersampaikan?

Katakan [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang