Apa yang dirasakan manusia ketika patah hati? Marah, iya. Sedih, iya. Merasa bersalah, iya. Kehilangan, kecewa, rendah diri, bingung, takut, jengkel, nelangsa, ketidakberdayaan, benci, depresi, frustrasi, sebut saja semua emosi yang tidak menyenangkan. Setiap orang pasti pernah mengalami aneka rasa itu dalam hidup. Tapi saat patah hati, semua rasa itu hadir keroyokan, sekaligus.
Itulah yang dirasakan Rony di minggu pertama patah hatinya. Sudah seperti zombie kata Nabila. Makan, minum, merokok dan tidur hanya untuk menyambung nyawa. Tidak ada hasrat, tidak ada asa. Menangis saja kerjaannya, melamun kalau air matanya sudah kering.
"Tetaplah hidup meskipun tidak berguna,"
Grafiti itu yang terus mengingatkannya untuk terus hidup. Dia beruntung. Memiliki support system yang baik, keluarga yang penyayang, juga teman-teman yang setia. Menemani, menghibur. Hadir, untuk menyatakan bahwa ia tidak seorang diri.
Meskipun tubuhnya tetap tidak mau berdusta. Dia sempat sakit. Demam tinggi beberapa hari. Paratyphoid. Sakit hati dan sakit fisik bersamaan, benar-benar merepotkan.
Sekali waktu mamahnya mengingatkan, banyak yang jauh lebih menderita. Di kali lain temannya yang menceritakan masih banyak yang bisa dilakukan. Paul, sahabatnya, lagi-lagi mengatakan, tetaplah hidup untuk membuktikan benar tidaknya kesempatan itu masih ada. Sahabatnya itu masih menantangnya membuktikan.
Ingin rasanya Rony membuang masa lalu, menghapus ingatan. Setengah mati dia melakukannya.Sempat dia tidak mau mendengar, melihat atau apapun yang berkaitan dengan Salma. Namun itu sesuatu yang tidak mungkin. Tentu saja ia gagal. Ingatan itu melekat.
Akhirnya dia kembali melihat-lihat foto-foto perjalanannya selama 10 hari yang begitu indah. Dia juga memutar ulang playlist bersama yang pernah dibuat. Semua untuk mengobati rindunya.
Di minggu kedua, dia memberikan perhatian pada foto quotes yang dipajang di Museum Kartini. Sebelumnya dia hanya mengabaikan kutipan yang dia foto itu di galeri fotonya. Namun suatu kali dia merenungi kalimat-kalimat di foto itu.
"Disini juga ada seorang wanita tua,
kepada siapa aku meminta-minta kembang yang mekar di dalam hati.
Banyak yang telah diberikan kepadaku,
dan dia masih mempunyai lebih banyak lagi, sangat banyak.
Akupun ingin tambah, tambah lagi.
Ia mau juga memberi lagi kepadaku,
tetapi aku harus membeli bunga itu, dengan apa...?
Dengan apa aku harus membayarnya...?Lalu dengan sungguh-sungguh keluarlah kata-kata:
'Berpuasalah satu hari satu malam.
Selama itu janganlah tidur dan tinggalah seorang diri.'Lewat malam sampailah siang,
Lewat badai sampailah reda,
Lewat perang sampailah menang,
Lewat duka sampailah suka.
Begitu tulis Kartini. Rony merenung kemungkinan itu, seperti pelangi yang selalu hadir setelah hujan, bukan? Novia sekali pernah berkata padanya: "This too shall pass. Nothing, good or bad, lasts forever." Semuanya itu ephemeral! Temannya itu mengutip quotes di media sosial.
"Kemenangkan yang seindah-indahnya
dan sesukar-sukarnya yang boleh direbut oleh manusia,
ialah menundukkan dirinya sendiri."Kutipan lain yang ditulis Kartini. Seakan membakar api asa dalam hati Rony. Dia harus mampu menaklukan dirinya sendiri. Dia tidak akan melupakan perempuan pujaan hati yang sudah membuatnya patah hati. Dia akan terus mengingatnya, terus sayang padanya. Memeluk di hatinya, membiarkannya menjadi kenangan yang tak terlupakan. Meskipun perih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Katakan [End]
FanfictionCerita mengenai perjodohan lelaki dan perempuan yang tidak mudah. Perjalananan panjang untuk bersatu bertemu cinta. Seperti layaknya perjalanan, dalam prosesnya bertemu jalan yang berlika liku juga tanjakan dan turunan. Sebuah perjalanan menelusuri...