Hari ini adalah hari terakhir aktif sekolah sebelum akan menuju perpisahan sekolah dan prom night.
Sejak tadi Jinan menyimak Neli berbicara tentang anak OSIS yang akan mengadakan liburan seru di pantai. Juga tentang Neli yang ingin sekali mengajaknya jalan-jalan sebelum berpisah kota nanti. Sepertinya akan seru. "Gue diajakin anak DG tau, Nan, mereka nanti bakal kemah di pantai. Lo nggak ikut?"
Jinan menggeleng. "Nggak, ah."
"Kenapa!?"
"Canggung, mana gue udah nggak aktif lagi di sana. Nggak enak tau sama yang lain."
"Yaelahh, kan ada gue. Ayolahhh ikut! Di sana banyak temen-temen OSIS gue jadi enak. Anak OSIS liburnya abis prom night, masih lama banget njir." Neli mengomel. "Ikut, pleaseee? Pasti Alaska juga nyuruh lo ikut, tuh."
"Apalagi dia. Nggak bakal tau." Jinan mengibas tangan.
Tak lama setelah pulang sekolah, Alaska menawarkan untuk ikut sembari mengoleskan masker di wajah gadis itu yang berbaring di pangkuannya. "Ikut liburan, mau? Sama anak-anak desain grafis."
Jinan kali ini bimbang—karena Alaska yang memintanya, sih. "Tapi malu..."
"Malu karena?" tanya cowok itu.
"Karena nggak aktif?" ringis Jinan. "Nanti gue canggung jadinya, meskipun ada lo sama Neli. Tapi yang lain pasti nggak suka kalo gue dateng."
Alaska malah terkekeh. "Santai aja. Kan ada gue, Jinan."
Jinan memanyunkan bibir. "Lo bikin gue jadi bimbang, dah. Kalo sama lo mana bisa nolak."
"Cih." Alaska terkekeh. "Ikut aja buat refreshing. Nanti bosen kalo di sini sendirian."
Jinan jadi memikirkan hal ini. Ya juga, sih, kalau dipikir-pikir dia bisa saja menghabiskan waktu dengan yang lain, toh juga mereka akan lulus dan berpisah. Mungkin juga ini awal yang baik untuk memberi kesan bagus selama di sana, mengingat track record-nya yang buruk itu.
..
Berada di sinilah mereka. Pantai yang terletak agak jauh dari perkotaan besar, perlu waktu tempuh sekitar 2,5 - 3 jam mereka untuk sampai di sini. Kebetulan mereka menggunakan villa milik orangtua Alaska yang tidak jauh dari tempat pantai. Tentu saja memudahkan mereka sehingga tidak perlu menyewa tempat lain lagi.
Setelah menempuh perjalanan panjang, masing-masing mereka langsung memilih kamar untuk tidur bersama. Jinan yang sedari tadi hanya mengintili Neli memutuskan tidur bersama berdua, sedangkan yang lain juga begitu. Villa-nya begitu nyaman dan asri, bergaya modern dan beberapa sisi dibuat dengan bahan kayu mahoni. Tempatnya begitu lias dan furniturnya juga lengkap, ditambah suguhan pemandangan yang langsung memanjakan mata.
"Gue tidur ama Jinan, ya!" Neli langsung berseru seraya merangkul gadis itu. "Ada yang mau ikut nggak?"
"Gue dehhh!" Salah satu anak desain grafis yang cukup akrab dengan Neli mengacungkan tangan, Anggi.
"Kita bertiga, yuk." Zidan langsung merangkul Alaska dan Wildan sementara cowok yang lain pun begitu. Tentu saja setelah ini mereka memilih untuk bebersih dan langsung bermain di tengah pantai.
Sementara itu, Jinan juga membawa barangnya ke kamar bersama Neli. Kedua temannya memutuskan untuk mandi, dan Jinan menunggu giliran seraya membuka jendela kamar. Begitu memanjakan mata sekali karena arah titik mereka berhadapan langsung dengan laut. Ada beberapa nelayan di atas perahu yang lewat di sana.
"Jinan."
Gadis itu menoleh, mendapati Alaska sedang berdiri di pintu. Bibirnya otomatis tersenyum. "Haiii. Tempatnya nyaman banget, Al. Baru nyampe udah betah aja gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
.niskala
Fiksi RemajaHidup Jinan adalah sebuah perwujudan niskala. Abstrak. Tanpa tujuan. Penuh ketidakjelasan yang berarti. "Kamu adalah sebuah ilusi yang nyata, namun tak terkejar, tak tercapai, tapi benar adanya." Ketika ia dihadapkan dengan banyak hal, termasuk dua...