Pemotretan sudah berlangsung selama dua jam. Dilakukan untuk dokumentasi tabloid sekolah dari para siswa berprestasi, model, dan take video untuk profil sekolah yang baru. Ya, harusnya bukan kendali Alaska lagi karena jabatannya sebagai Ketua Desain Grafis sudah selesai, tapi mereka masih mengandalinya. Alaska tidak masalah juga sebenarnya, lagian pembina mereka masih menitipkan adik kelas padanya. Meski begitu, Alaska tidak mau mengambil banyak partisipasi demi menghindari ketersinggungan. Jadi tugas mereka yang hampir lulus hanya membantu sedikit dan membina.
Alasannya adalah mempertahankan integritas sekolah yang sudah dibawa mereka dalam kancah internasional.
Jinan mengintip sedikit pada ruangan desain, sangat ramai dan orang-orang di sana sibuk. Ada pula Alaska yang sedang memotret dengan beberapa rekan di sana. Huft, entah sudah berapa kali dia kagum akan Alaska yang begitu menawan ketika fokus seperti itu. Dia menggeleng. Balik ke tujuan awalnya adalah ingin mendatangi cowoknya saja, tapi dia terlalu sungkan dan malu. Pasti banyak orang yang tidak menyukainya—apalagi semenjak kabar dirinya yang menghilangkan file data lomba.
Seperti ada yang memperhatikan, Alaska menoleh ke belakang dan langsung bersitatap dengan Jinan yang mengintip dari balik pintu. Cowok itu mengedik menyuruhnya masuk, tapi Jinan menggeleng. "Malu..." ucapnya pelan dengan gerakan mulut yang bisa dibaca oleh Alaska. "Gue di sini aja."
Jinan kira cowok itu akan membiarkan. Namun yang ada Alaska malah menghampirinya dan menarik tangan Jinan dengan santai. "Malu kenapa emangnya?"
Pertama, dia malu karena kabar buruk tadi. Kedua, dia sekarang malu karena banyak yang memberikan pasang mata saat melihat Alaska memegang tangannya dan menarik masuk. Nyaris semuanya terkejut melihat mereka bersamaan, sementara Alaska terlihat santai.
"Duduk aja dulu. Gue bentar lagi selesai." Alaska menarik kursi di dekatnya memotret dan menyuruhnya duduk.
"Tapi—" Jinan menahan Alaska. "Tapi malu, Al. Nggak enak kalo nggak bantu apa-apa..."
"Nggak enak sama siapa?"
"Sama semuanya," jawab Jinan. "Gue keluar aja, ya?"
Alaska menggeleng pelan. "Di sini aja. Janji nggak akan lama."
Jinan tidak bisa berkata apa-apa lagi ketika Alaska kembali melakukan tugasnya. Dia hanya duduk diam memperhatikan banyak adik kelas sedang bekerja sama, ada juga beberapa seangkatannya yang masih ikut membantu. Semua wajah di sini hanya beberapa yang bisa dia kenali.
Setelah semua selesai, ruangan nyaris kosong. Hanya tersisa beberapa orang. Alaska pergi sebentar ke ruang guru karena dipanggil, sisanya sedang membereskan. Karena rasa tidak enaknya, dia menawarkan bantuan untuk ikut beberes. Rasanya sudah lama sekali Jinan tidak ikut bergabung bersama di sini. Seandainya saja dulu dia tidak sering bolos, pasti dia dapat menikmati banyak hal kebersamaan di sini.
Jinan menyusun light ring dan kabel di sana lalu menyusun dala kardus yang disediakan. Tepat setelahnya, matanya menangkap seseorang yang sedang berbincang. Kemudian ikut menatapnya balik. Mata Jinan melebar kaget seperti ketahuan terpergok. Gadis itu menunduk kembali menyelesaikan tugasnya.
"Ketinggalan satu."
Jinan mendongak ketika seseorang mengulurkan satu light ring yang tertinggal dia terkejut namun tetap menerima uluran itu. "Ah, makasih.." Setelahnya dia menyusun dalam kardus-kardus lain.
"Bisa ngomong sebentar?"
Jinan menoleh, ternyata orang itu masih menunggunya. Dia tidak punya pikiran apapun saat Serena justru ingin mengajaknya berbicara. Apa lagi yang gadis itu inginkan? "Bisa."
Mereka melipir dekat pojok jendela yang jauh dari jangkauan orang-orang. Jinan menunggu Serena berbicara, tapi gadis itu masih bersidekap dada dan menatap jalanan luar dari jendela yang terbuka. Mungkin menyiapkan kalimat.
![](https://img.wattpad.com/cover/207812913-288-k360840.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
.niskala
Teen FictionHidup Jinan adalah sebuah perwujudan niskala. Abstrak. Tanpa tujuan. Penuh ketidakjelasan yang berarti. "Kamu adalah sebuah ilusi yang nyata, namun tak terkejar, tak tercapai, tapi benar adanya." Ketika ia dihadapkan dengan banyak hal, termasuk dua...