Special Part (Kaynara - Rafael)

2K 125 8
                                    

••••

••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••

Kaynara terisak pelan di dalam perpustakaan. Ia baru saja dikeluarkan dari kelas karena buku tugasnya tertinggal.

Pertama kalinya Kaynara dimarahi dan dikeluarkan dari kelas. Hal itu membuatnya menangis, apalagi ia mengerjakan tugas itu hingga larut malam dan bukunya malah tertinggal.

Kaynara baru menyadarinya ketika gurunya meminta mereka untuk mengumpulkan tugas. Saat membuka tas ternyata bukunya tidak ada di sana dan Kaynara pun diusir dari kelas, dia tidak boleh mengikuti jam pelajaran.

"Enggak usah nangis. Lupa ngerjain tugas sekali enggak akan buat lo enggak naik kelas."

Suara itu membuat Kaynara mendongak dan melihat Rafael yang duduk di sampingnya. Pria itu menaruh susu coklat di dekat tangannya.

"Enggak boleh makan dan minum di perpustakaan, Ael." Kaynara mengatakannya dengan isakan yang membuat Rafael berdecak pelan.

"Yaudah, minumnya nanti aja. Jangan nangis, lo tuh pinter, Kay. Lo pinter banget, jadi enggak usah takut cuman karena dikeluarin dari kelas sekali," kata Rafael sambil menatap Kaynara.

"Tapi, aku nangis bukan karena itu, Ael." Kaynara memberikan jawaban yang membuat Rafael bingung.

"Terus karena apa?" tanya Rafael.

"Aku dimarahin. Padahal aku udah ngerjain sampai begadang, tapi bukunya malah ketinggalan. Aku kesel," kata Kaynara yang sudah ingin menangis lagi.

"Ehh ehhh udah jangan nangis. Cup cup cup udah yaa jangan nangis, nanti dibeliin ice cream coklat." Rafael mengusap kepala Kaynara pelan.

"Kamu kenapa bisa disini? Kamu kan ngerjain, aku udah kasih tau jawabannya," kata Kaynara sambil mengusap pipinya.

"Oh gue sengaja enggak ngumpulin. Kasian kalau lo dihukum sendirian, jadi gue inisiatif untuk pura-pura enggak ngerjain tugas biar diusir juga terus gua bisa nemenin lo deh...., aduh kok gue malah dicubit, sih!" protes Rafael sambil mengusap tangannya yang baru saja dicubit oleh Kaynara.

"Kamu ngapain sih kayak gitu????? Cepet balik lagi ke kelas dan kumpulin tugasnya," kata Kaynara marah.

"Males."

"Aelll!"

"Sstttt di perpustakaan enggak boleh berisik," kata Rafael sambil menaruh jari telunjuknya dibibir Kaynara agar gadis itu diam.

Dan berhasil. Kaynara diam dan menatap Rafael yang tersenyum. Pria itu benar-benar susah ditebak dan Kaynara tidak pernah bisa marah padanya.

Rafael pun menjauhkan tangannya. Dia menopang dagunya menggunakan satu tangan dan menatap Kaynara dengan seulas senyum.

Until I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang