Nanon pov
Sudah hampir satu bulan aku mengikuti proses syuting ini. Sebentar lagi ini akan berakhir dan aku bisa istirahat sebentar sebelum pekerjaan dan kuliahku menyerangku.
Aku sangat lelah, ini sudsh hampir malam tapi aku belum selesai juga.
"Ok! Istirahat sebentar saja!" Sutradara berkata dan aku duduk di sebuah kursi untuk menetralkan diriku dari lelah.
Aku mengecek ponselku dan istriku sudah menanyakan tentang aku.
"Nanon?" Aku menoleh dan itu Yuna yang memanggilku.
Dia duduk di sisiku dan aku memberikan space untuk dia duduk.
"Kau lelah? Minum ini" katanya dan aku menganbil minuman penambah stamina ion tubuh.
"Ah terima kasih Yuna.. mataku hanya sedikit mengantuk" kataku dan aku bersandar di kursi sambil menghembuskan nafasku.
Dia terkekeh dan mengecek ponselnya disana.
Aku sudah hampir dua hari tidak pulang dan istriku menanyakan tentang aku. Dia berkata ingin menghampiriku ke lokasi syuting tapi aku katakan jangan karna dia sedang hamil dan aku tak mau dia kenapa kenapa.
Tak lama aku mendengar Yuna menangis. Yuna menangis? Kenapa?.
"Yuna? Kau baik baik saja?" Tanyaku memeriksa wajahny dan dia semakin terisak.
"Hey.. are you ok?" Tanyaku dan aku menarik wajhany kemudian menghapus air matanya. Dia kenapa? Mengapa tiba tiba menangis?.
dia tiba tiba menyandarkan kepalanya di bahuku sambil menangisi. Dia kenapa?.
"Yuna?" Aku memanggilnya sekali lagi dan dia berusaha untuk berhenti menangis.
"Nanon... aku takut.." katanya dan aku tak mengerti apa yang dia maksud dengan takut.
"Takut kenapa?" Tanyaku dan dia kembali terisak.
"Seseorang tengah menerorku beberapa hari ini.. seorang ssasaeng yang mengejarku sampai apartemen.. mereka kadang menguntitku dan bahkan menungguku atau mengangguku di apartemen.. aku takut" katanya menangis dan ya ampun... sungguh? Begituka jika sudah menjadi Artis besar?.
"Yuna.. tenang saja... jangan takut.." kataku mencoba menenangkannya.
"Tapi aku tetap takut nanon.." katanya dan apa yang harus aku lakukan?. Dia mendongak menatapku kemudian menangis menatapku. "Bisakah kamu temani aku di apartemen? Please.. untuk malam ini saja.." katanya dan aku membelalakan mataku. Haruskah? Apa yang harus aku lakukan?.
"Ah Yuna tapi.. aku sudah tidak pulang selama dua hari dan istriku sendirian di rumah" kataku dan dia memohon padaku.
"Please.. aku mohon.. hanya untuk malam ini saja" katanya dan dia benar benar memohon padaku.
Ok baiklah.. mungkin untuk satu malam tak apa? Beby akan baik baik saja disana.
"Ok baiklah.. hanya satu malam ok?" Kataku.
———————————-
Aku mengantar Yuna pulang. Oh ralat! Aku akan menginap semalam di apartemennya untuk menemaninya.
Kami keluar dari mobil dan masuk ke dalam unitnya.
Yuna menunjukan dimana unitnya dan kami masuk. Aku ingin segera istirahat karna ini sudah jam 3 pagi.. besok aku ada jadwal syuting lagi dan besok adalah hari terakhir syuting.
Yuna masuk ke dalam kamarnya dan aku menghubungi istriku disana.
"Sayang.. Mian ya.. aku tak bisa pulang.. masih ada syuting.. besok pagi aku ada syuting lagi dan jadi daripada aku terlambat lebih baik aku menginap kan?" Kataku dan istriku menghela nafasnya disana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sky & butterfly 3 the next gen manoban
FanfictionBuku ketiga Sky dan butterfly. Menceritakan kehidupan asmara kedua anak remaja jenlisa yang sudah tumbuh dewasa dengan pasangan hidup mereka masing masing Futa!!! Gk boleh salah lapak!! 20++++ Selamat membaca