Author pov
Pagi harinya, beby tetap perlu menyiapkan sarapan dan juga segala kebutuhan yang suaminya butuhkan untuk bekerja.
Meskipun yeah.. beby sangat marah dengan nanon karna sikapnya yang menjengkelkan, dia tetap perlu menyiapkan segala kebutuhan nanon karna itu adalah kewajibannya.
Kini beby tengah mencoba memasak di dapur untuk sarapan sang suami. Dia memasak roti isi daging yang mudah untuk di makan sang suami pagi ini agar dia bisa pergi bekerja.
Sementara itu..
Nanon baru saja selesai bersiap. Ia keluar dari kamarnya dan melihat sang istri tengah memasak di dapur. Musikal belum terbangun dari tidurnya itu sebabnya tidak ada kekacauan di pagi ini dari putra nanon itu.
"Pagi sayang.." nanon berkata memeluk beby dan mencium belakang kepalanya.
Beby tetap diam, tidak membalas apapun yang di lakukan nanon. Yang perlu nanon tau dia benar sangat kecewa dan marah atas sikapnya. Jadi, mungkin dengan sikap ini nanon akan mengerti bahwa dia serius.
Nanon mengerutkan dahinya dan mencoba menatap sang istri yang bahkan tidak menjawab dirinya sejak tadi.
"E-eum.. sa-sayang? Ka-kamu masih marah padaku?" Tanyanya dan beby melepas pelukan nanon dengan kasar kemudian berpindah tempat.
Nanon membelalak hingga menelan salivanya samar ketika dia melihat sang istri bahkan mendiaminya.
Ok, nanon tau sekarang. Beby benar marah padanya karna ucapannya semalam. Huh.. dia tidak bermaksud untuk mengabaikan beby tapi.. dia berfikir jika dia mengambil cuti mendekati kelahiran bayinya maka akan jauh lebih banyak dia bersama sang istri setelah melahirkan?.
"Sayang..." panggilnya mendekati beby dan kali ini dia akan mencoba merayu beby dan mungkin akan meminta maaf padanya.
"Ck! Ok ok aku minta maaf nde.. aku minta maaf untuk ucapanku yang tadi malam.. tapi sayang, aku memiliki maksud lain kenapa aku mengundur jadwal cutiku" katanya saat dia berada di belakang beby untuk menjelaskannya.
"Aku fikir jika aku mengambil cuti di hari mendekati kamu melahirkan mungkin aku akan lebih banyak waktu saat setelah kamu melahirkan? Itu tujuanku" katanya dan beby melepas sendok yang semula ia pegang secara kasar.
Beby membalik tubuhnya dan menatap tajam sang suami. "Sungguh?" Tanyanya dengan intimidasi yang kuat. Nanon meneguk salivanya sambil mengangguk pelan.
Detik berikutnya beby mendecih dan menyisir rambutnya ke belakang. "Cih! Kau pikir aku bodoh? Nanon, kau pemilik perusahaan! Jadi? Kamu berhak mengambil cuti di waktu yang kau inginkan! Bahkan jika kau tak pergi ke kantor pun masih ada bouji dan mounimu! Aku tidak bodoh" katanya dan membelalakan matanya disana.
"A-ah anni sayang.. aku tau tapi.. maksudku begini.. aku.. hanya tidak ingin merepotkan bouji mouni.. hanya itu" katanya dan beby mendecih benar benar tidak percaya.
"Merepotkan? Aku rasa bouji dan mouni mu bahkan tidak masalah tentang itu! Apa perlu aku yang bicara dengan mereka?" Katanya tajam dan nanon langsung terdiam.
Tak lama ponselnya bergetar di saku celananya, nanon segera mengangkatnya ketika dia tau itu adalah panggilan dari ibunya.
"Yeoboseyo mommy?" Katanya saat dia telah menempatkan ponselnya di telinga.
"Nanon baby? Kamu tidak kerumah huh? Minggu depan beby akan melahirkan dan sebaiknya tinggal dirumah karna mommy ingin menemani beby di detik detik melahirkannya" katanya membuat nanon melirik sang istri yang kini memutar kedua matanya kemudian membalik tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky & butterfly 3 the next gen manoban
FanfictionBuku ketiga Sky dan butterfly. Menceritakan kehidupan asmara kedua anak remaja jenlisa yang sudah tumbuh dewasa dengan pasangan hidup mereka masing masing Futa!!! Gk boleh salah lapak!! 20++++ Selamat membaca