59. Mau apa dia?

1.5K 187 12
                                    

Author pov

"Aku sudah disini... apa yang ingin papah dan mamah bicarakan?"

Beby, tengah duduk di hadapan kedua orang tuanya di sebuah restoran. Well.. setelah merasa di ganggu oleh sang ayah lewat pesan, beby memutuskan untuk menemuinya pagi ini untuk mengetahui apa yang di inginkan sang ayah.

Kedua orang tuanya saling menatap satu sama lain dan kemudian mulai memberanikan diri untuk bicara dengan anaknya.

"Beb... kami tau kau pasti marah dan sungkan karna ulah kami beberapa tahun yang lalu.. itu sebabnya kami datang untuk meminta maaf padamu" katanya dan beby menghela nafasnya kemudian membuang pandangannya.

"Beb... kami sangat menyesal karna sudah melakukan itu padamu... tolong maafkan kami.. sekarang kami mendapatkan karma nya.. perusahaan papah bangkrut dan kami kehilangan segalanya sekarang" katanya dengan wajah memelas untuk memohon pda sang anak.

Beby menoleh ke arah keduanya dan menatapnya tajam seolah tidak terima dengan ucapan sang ayah. Bukan tanpa alasan, tapi karna sang ayah bicara seolah dia datang hanya karna membutuhkannya. Jika tidak ada masalah apa ayah dan ibunya akan menemuinya?.

"Jadi? Itu alasan kenapa papah ingin bertemu denganku? Karna Papa sekarang sudah tidak punya apapun? Hah! Aku tak percaya ini" katanya mendecih tak percaya.

"Tidak..  Beb.. bukan itu... papah hanya ingin benar meminta maaf pdamu.. sekarang papah sudah benar tidak memiliki apapun lagi Beb... kami benar benar terpuruk.. kami sadar akan apa yang kami lakukan terhadapmu, itu sebabnya kami datang untuk menebus semuanya" katanya dan beby tidak percaya ini. Bahkan sang ayah punya nyali untuk melakukan itu disaat semua yang sudsh dia lakukan padanya?.

"Beb... papah mohon... sekarang papah sudah tidak tau harus berbuat apa lagi.. papah bangkrut, papah sudah tidak punya apapun lagi.. papah terlibat hutang dan papah di ancam jika papah tidak bisa membayar hutang papah" katanya dan apa beby merasa tega jika sudah melihat orang tuanya memohon seperti ini? Dia benar benar dalam pilihan yang sulit.

Beby tau bahwa orang tuanya memang sudah melakukan kesalahan padanya saat itu, tapi melihat orang tuanya sudsh menerima hukuman dan menderita apa dia tega? Tentu tidak.

"Beb... papah mohon... tolong papah nak.." katanya memohon dan beby menatap sang ayah dingin.

"Pah... apa papah benar tidak punya malu sama sekali? Setelah apa yang sudsh papah lakukan padaku? Apa papah tidak ingat betapa sakitnya aku karna ucapan dan perilaku papah?" Katanya tajam pada sang ayah.

"Aku menderita pah... sangat menderita... saat papah sudsh tidak menganggap aku lagi dan membiarkan aku sendirian saat itu.. apa papah memikirkan perasaanku meskipun aku memohon pada kalian?" Katanya berushaa untuk mengungkapkan segalanya kepada kedua orang tuanya.

"Tapi.. untungnya aku bertemu dengan orang orang baik seperti mereka... nanon dan keluarganya... mereka dengan tangan terbuka menerima ku sebagai keluarga mereka disaat bahkan orang tua kandungku tidak ingin menerimaku lagi" katanya dan itu membuat keduanya menyesal.

Beby berkaca kaca, dia tidak dapat mengungkapkan isi hatinya secara terbuka dan itu selalu membuat dia emosional.

"Dan sekarang... aku memiliki kehidupan baruku... aku sudah menikah dengan nanon dan memiliki putra bersamanya... kami membangun keluarga kecil kami dan aku sangat bahagia bersamanya" katanya dan itu cukup membuat orang tuanya terkejut.

"Benarkah? Sungguh?"

"Ya? Kenapa? Kalian keberatan? Kalian tidak tau karna kalian tidak mau tau lagi urusanku kan?!" Katanya dan itu membuat mereka terdiam kembali.

Sky & butterfly 3 the next gen manoban Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang