117. Tindakah tegas dada.

780 145 13
                                    

Author pov

Setelah selesai mengunjungi kediaman kang untuk menjenguk bayi kedua kakaknya, nanon dan beby kini dalam perjalanan pulang menuju rumah. Musikal tertidur di belakang begitu juga dengan si kembar.

Sejak tadi nanon tidak banyak bicara karna dia masih merasa kesal karna sang ustri mengadukan sikapnya pada ibunya. Seperti apa apaan dia? Tak seharusnya beby mengatakan itu bukan pada ibunya? Seolah dirinya benar tidak bisa berbuat apapun pada keluarganya. Itu benar menjengkelkan.

"Sayang.... Apa kamu ingin membeli kopi terlebih dahulu? Kita bisa mampir ke caffemu dan memesannya" ujar beby dan nanon justru bersikap dingin disana.

"Sayang?" Tanya beby lagi untuk memastikan tapi justru anak itu bahkan tidak menjawab dan membalasnya.

Beby merasa heran dan bingung, apa ada yang salah sehingga nanon mendiaminya?.

"Kamu kenapa? Apa aku salah?" Tanyanya dan nanon meliriknya tajam.

"Menurutmu saja" katanya benar benar terlihat kesal.

"Yah! Katakan padaku ada apa?! Apa yang terjadi huh?!" Katanya tajam karna tak terima nanon mendiaminya.

Setelah lama berdebat di dalam mobil. Mereka keluar dan memutuskan untuk melanjutkan pembicaraan di dalam rumah, meletakan anak anak di dalam kamar terlebih dahulu sebelum mereka memutuskan untuk bicara.

Keduanya kini saling beradu argumen. Nanon yang semula hanya ingin diam saja akan tetapi beby terus mencerca ribuan pertanyaan padanya yang membuatnya semakin kesal dan memutuskan untuk meluapkan semua emosinya.

"Aku tidak tau kenapa denganmu?! Kau mendiamiku tanpa sebab dan apa yang kau mau huh?!" Ujar beby, saat dia sudah kesal dengan semua sikap suaminya yang kenanak kanakan sejak tadi.

"Kau sangat kekanak kanakan nanon! Sikap mu bahkan tidak pernah berubah sedikitpun!" Beby kembali meluapkan segala emosinya di depan sang suami.

Nanon menoleh, mendecak pinggang kesal ke arah sang istri. "Kau bertanya kenapa denganku? Harusnya aku yang bertanya denganmu! Apa yang kau pikirkan sehingga kau mengadu pada mommy dan yang lain huh?! Apa kau sedang merendahkan suamimu di depan semua orang huh?! Dimana sikap dewasamu itu?!" Nanon menyala. Matanya terbakar memburu ke arah sang istri untuk meluapkannya.

"Apa maksudmu?! Aku hanya bicara terus terang pada mereka saat mereka bertanya padaku! Apa itu salah?!"

"Salah! Jelas salah!" Nanon langsung menyentak beby tanpa menunggu beby berhenti bicara. "Beb! Kita ini sudah menikah! Tidak selalu tentang apa yang terjadi dengan kita perlu kau ceritakan pada mereka apalagi mommy!. Dan kamu? Apa maksudmu mengatakan aku bersikap seolah berbeda dengan si kembar dan musikal huh? Apa maksudmu?" Nanon benar benar meluapkan semua emosinya pada sang istri.

"Apa? Itu benar kan? Sikapmu dengan si kembar dan musikal berbeda! Kau lebih perhatian dengan musikal dibanding si kembar! Apa salah mereka sehingga kamu melakukan itu?" Beby berkata dan nanon mendecih membuang wajahnya.

"Cih! Pdahal aku selalu membantumu untuk mengurus si kembar! Kurang apa lagi huh?!"

"Hanya itu? Aku juga bisa! Maksudku! Luangkan waktumu dengan si kembar meskipun hanya sebentar! Aku tau kamu sedang mencoba membuat musikal nyaman agar tidak cemburu dengan adik adiknya! Tapi bukan begitu caramu sehingga kamu mengasingkan si kembar!" Beby berkata tajam. Dia benar benar meluapkan emosinya sampai hampir menangis.

"Cih! Pendek sekali pikiranmu sehingga kamu mengatakan itu padaku!. Sekarang aku bertanya balik padamu! Apa sikapmu pada musikal sudah jauh lebih baik? Kamu memarahinya!, kamu membentaknya! Kamu bahkan tidak minta maaf padanya setelah memarahinya! Apa itu juga tidak pilih kasih?!" Nanon membalikan ucapan beby membuat beby semakin menyala.

Sky & butterfly 3 the next gen manoban Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang