Nanon pov
Satu bulan berlalu dimana aku terus mencoba memeriksa keadaan kakakku di rumah mommy dan dada. Terkadang aku meninggalkan anak dan istriku di rumah saat aku perlu membantu mommy dan dada dalam menangani kakakku.
Ya ampun.. perlu kalian tau bahwa atasa kini dalam siklus depresi berat sejak dirinya di nyatakan lumpuh oleh dokter. Kami sudah melakukan berbagai cara tapi hasilnya tetap sama, dia tetap tidak bisa melupakan ini semua dan memaksakan dirinya untuk tetap salah.
Sekarang aku tengah bersiap di depan cermin, aku akan kembali kerumah mommy dan dada untuk memeriksa kembali kakak ku disana. Aku harap hari ini dia akan ada perubahan.
Aku mengancingkan satu persatu kemejaku sampai aku merasakan pelukan hangat dari istriku di belakang. Aku dapat mengetahuinya karna perutnya yang menonjol menyentuh tubuhku.
"Baby... kamu ingin pergi lagi ya?" Tanyanya dan aku menganggukan kepalaku sambil menatap nya dari balik cermin.
"Uhum.. aku harus kembali kerumah mommy dan dada sayang.. aku masih perlu memeriksa atasa. Kenapa hm?" Tanyaku dan dia menggeleng kemudian melepaskan pelukan nya padaku.
Aku membalik tubuhku untuk menatapnya, dia menatapku kembali sembari mempoutkan bibirnya.
"Tidak.. aku pikir kamu hari ini di rumah? Kita jarang memiliki waktu baby" katanya dan aku tau itu. Aku memang sering meninggalkan keduanya untuk kesibukanku, tapi sepatutnya dia harus mengerti kondisi kami saat ini.
"Sayang... apa kamu keberatan? Aku pergi kerumah mommy dan dada karna aku perlu membantu yerim dan juga keduanya dalam menangani atasa.. kamu bahkan tau dia masih dalam pengaruh traumanya kan?" Kataku dan dia menghela nafasnya kemudian menganggukan kepalanya sambil memeluk pinggangku.
"Mian... aku hanya sedang merindukan waktu bersamamu.. entahlah.. kadang aku merasa emosional" katanya dan aku tau itu. Dia sedang hamil dan wajar saja jika dia memiliki perasaan seperti itu.
"Tidak apa apa sayang.. aku mengerti" kataku sambil menariknya ke dalam pelukanku. Aku memeluknya sebentar agar dia merasa jauh lebih baik saat aku perlu meninggalkan dia keluar.
Aku melepaskan pelukanku bersamanya dan dia menatapku sambil tersenyum.
"Jadi? Atasa masih seperti itu?" Tanyanya dan aku menganggukan kepalaku.
"Uhum.. doakan saja semoga dia baik baik saja ok?" Kataku dan dia menganggukan kepalanya sambil tersenyum. Aku terkekeh menciumi seluruh wajahnya sampai kami mendengar rengekan dari putra pertama kami.
"Da~ da~~~~" aku terkekeh dan mengubahnya menjadi tawa saat dia benar benar berteriak memanggil namaku. Ya tuhan.. tak bisakah dia tidak berteriak seprtti itu? Dia sudah mulai bisa memprotes segala hal.
"Apa? Ya tuhan... iya iya adda disini" kataku melepas pelukanku bersama istriku dan menghampirinya di atas ranjang kami yang merangkak mendekatiku.
Aku menggendongnya sebentar sebelum aku pergi meninggalkannya bersama ibunya. "Sudah jangan menangis.. adda sudah menggendongmu" kataku sambil mencium pipinya yang berbau susu.
Aku membawanya keluar dari dalam kamar agar aku bisa berangkat dan sebelum itu aku perlu sarapan masakan istriku.
Aku bertemu ibu mertuaku yang sudah tiba di rumah kami. Seperti biasanya dia akan menemani istriku untuk merawat dan menjaga musikal di rumah karna terkadang istriku tak bisa menjaganya sendirian dan kerepotan.
"Oh pagi mam.." sapaku pada ibu mertuaku dan dia tersenyum ke arahku saat dia tengah meletakan beberapa bahan makanan.
"Pagi nanon.. oh dan pagi musikal.." dia menyapa putraku, menggelitik dagunya namun putraku dalam mood yang buruk sehingga dia tidak ingin di sentuh siapapun.
![](https://img.wattpad.com/cover/360432995-288-k211106.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky & butterfly 3 the next gen manoban
FanfictionBuku ketiga Sky dan butterfly. Menceritakan kehidupan asmara kedua anak remaja jenlisa yang sudah tumbuh dewasa dengan pasangan hidup mereka masing masing Futa!!! Gk boleh salah lapak!! 20++++ Selamat membaca