Yeri pov
Aku berada di dalam kamarku, setelah selesai kuliah aku langsung pulang karna lelah sekali. Lagipula ini sudah waktunya aku pumping asi ku untuk aku sumbangkan di bank asi untuk di berikan pada anak anak yang tidak mendapatkan asi terbaiknya.
Aku memgambil alat pumping ku dan mulai mempumping asiku sambil mencoba menghubungi kekasihku disana. Oh ya ampun.. tak ada jawaban darinya, apa dia sibuk? Seprtinya iya. Jam disini dan disana berbeda, jadi mungkin dia masih bekerja disana.
Ini sudah enam bulan, meskpun sudah enam bulan tapi asiku masih keluar itu sebabnya aku segera melakukan tindakan pumping agar tidak membanjiri pakaianku dengan air asiku yang terus keluar. Oh ya ampun... aku jadi kepikiran nada, apa disana dia mendapat nutrisi yang baik? Aku merindukan menyusuinya setiap malam.
"Ck! Andai kamu disini nak... momma pasti akan menyusui kamu.." kataku cemberut memandangi foto terakhir yang dikirimkan kekasihku.
Tapi Well.. aku tak masalah, setidaknya aku hisa berbuat baik untuk membantu anak anak yang kurang beruntung disini. Itu rutinitasku setiap hari, anggap saja seperti aku menyusui anakku disana.
Beberapa Menit dan aku selesai melakukannya. Aku meletakan semua asi itu di dalam lemari es agar besok aku bisa memberikannya ke bank asi.
Perutku lapar, dan seprtinya aku butuh makana? Akan aku lihat apa aku punya sesuatu disana?.
Aku membuka semua isi lemari es tapi aku kehabisan stok. Ya ampun yerim! Harusnya kau membelinya sebelumnya.
"Hah... Ck! Yerima! Kenapa kau lupa membeli stok makananmu?!" Kataku mendecak pinggang.
Ok! Baiklah.. mari kita beli.
———————————
Aku di luar, selesai membeli makanan dan akan pulang ke unitku. Aku melangkah dengan malas karna aku benar benar lelah sekarang.
"Huwaaa... daddy ..." aku mendengar tangisan seorang anak kecil. Aku melihat ada anak laki laki tengah menangis di depan sana. Apa yang terjdi? Aku rasa dia kehilangan orang tuanya?.
"Daddy~~~~" aku mendekatinya dan akan bertanya dengannya.
"Oh Hallo... apa yang terjadi? Kamu sendirian? Kamu tersesat?" Tanyaku dan dia semakin menangis. Ya ampun... aku harus menenangkannya.
"Sudah sudah.. maafkan aku.. jangan takut.. aku tak akan melakukan apapun.. ayo.. duduk disana" kataku menunjuk kursi untuk membuatnya tenang.
Aku menyuruhnya untuk duduk dan berjongkok di depannya untuk membersihkan air matanya.
"Sudah.. jangan menangis... nanti auntie bantu cari oramg tuamu ne" kataku dan akhirnya dia berhenti menangis. Dia menghapus air matanya dengn tanganny dan aku tersenyum.
"Siapa namamu?" Tanyaku.
"Kookie" dia berkata dan aku tersenyum ke arahnya mengusap pipinya. "Aku kehilangan daddy... aku ingin ke daddy" katanya dan tentu aku akan membantunya.
"Kau bisa berbahasa Korea?" Tanyaku dan dia menganggukan kepalanya.
"Iya nanti auntie bantu ok? Tapi jangan menangis" kataku dan dia menganggukkan kepalanya.
"Apa auntie orang Korea?" Tanyany dan aku memganggukan kepalaku.
"Siapa nama auntie? Auntie cantik.." katanya dan aku terkekeh.
"Namaku yerimie.. terima kasih kookie?" Kataku dan dia mulai terkikik.
"Apa auntie punya anak?" Tanyanya dan aku tersenyum ke arahnya kemudjian mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky & butterfly 3 the next gen manoban
FanficBuku ketiga Sky dan butterfly. Menceritakan kehidupan asmara kedua anak remaja jenlisa yang sudah tumbuh dewasa dengan pasangan hidup mereka masing masing Futa!!! Gk boleh salah lapak!! 20++++ Selamat membaca