Author pov
Natsuki, tengah menunggu giliran bahwa dirinya akan tampil di depan banyak orang. Pria kecil itu merasa sangat gugup dan cemas sekarang karna tidak ada yang memberi dia semangat di belakang panggung.
Sebelum pertunjukannya di mulai, ia mengintip sebentar dari belakang teater untuk memastikan apa atasa disana?. Kedua bola matanya yang indah mengedar akan tetapi dia tidak menemukan atasa disekitar kursi penonton. Kemana dia? Apa atasa tidak membaca suratnya? Atau suratnya tidak terkirim olehnya?.
Rasa kecewa mulai muncul di benak natsuki. Entah mengapa dia benar benar sedih karna atasa tidak datang untuk menontonnya. Padahal, ia sangat berhrap sekali atasa datang untuk menontonnya.
Natsuki menundukan wajahnya. Menandakan dia sangat kecewa ketika dia tidak melihat atasa di barisan para orang tua untuk menyaksikan anaknya. Itu benar menampar pria kecil itu untuk tidak berharap lebih jauh.
"Berikutnya kita akan menyaksikan penampilan dari natsuki..."
Semua bertepuk tangan untuk menyambutnya. Natsuki masuk ke dalam panggung teater membawa biola kesayangannya.
Lagi lagi natsuki berhenti di tempatnya menatap ke sekitar tempat duduk penonton untuk mencari sosok atasa disana. Dia tidak menangkapnya dan tidak menemukan sosoknya.
Waktu berjalan begitu saja, harusnya natsuki memainkan biola nya untuk di tunjukan pada semua penonton. Dia hanya terdiam disana tanpa melakukan apapun membuat semua orang bertanya tanya.
"Natsuki? Ada apa?" Seorang gurunya yang menjadi pembawa acara itu bertanya pada ank itu mengapa natsuki tidak melakukannya.
Natsuki hanya diam, tangannya terkepal penuh.
Namun, detik berikutnya yang mengejutkan adalah...
Pintu di dalam ruangan teater itu terbuka. Seperti seorang malaikat yang bersinar, atasa dan yerim muncul dari pintu itu di arahkan oleh petugas yang ada disana.
Senyum muncul dari wajah natsuki ketika ia melihat atasa disana menggandeng seorang wanita.
"Silahkan.." petugas mengarahkan kursi terdepan untuk keduanya.
Atasa dan yerim duduk di barisan para orang tua. Mereka begitu senang menunggu pertunjukan natsuki disana.
Atasa melambai pada pria kecil itu dan tersenyum ke arahnya membuat natsuki ikut tersenyum.
Natsuki memulai permainan biolanya yang sangat menganggumkan. Bahkan yerim terpukau akan permainan biola anak itu. Atasa benar, natsuki memang anak yang berbakat.
——————————
Pertunjukan selesai, atasa dan yerim sedang berbincang dengan pemilik sekolah usai menonton penampilan natsuki disana.
Atasa mendapat jamuan terbaik di sekolah ini. Mengingat dia adalah seorang manoban, jadi? Siapapun akan memandangnya dengan baik dan menghormatinya.
"Terima kasih sudah datang sebagai perwakilan dari natsuki mrs manoban" ujar pemilik sekolah pada atasa.
"Sama sama pak.." atasa berkata dengan sopan.
Di sisinya ada yerim, yang senantiasa mendampingi sang suami. Yerim terlihat sangat anggun dengan dress coat peac nya yang membuat kesan untuk dirinya terlihat seperti ibu negara yang mendampingi suaminya.
Tak lama kemudian, natsuki datang bersama gurunya. Atasa dan yerim menoleh kemudian tersenyum ke arah anak itu.
"Anyyeong natsuki" sapa atasa pada anak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky & butterfly 3 the next gen manoban
Fiksi PenggemarBuku ketiga Sky dan butterfly. Menceritakan kehidupan asmara kedua anak remaja jenlisa yang sudah tumbuh dewasa dengan pasangan hidup mereka masing masing Futa!!! Gk boleh salah lapak!! 20++++ Selamat membaca