Atasa pov
Aku tengah bermain dengan kedua putriku sementara istriku tengah mandi di kamar mandi. Ritsuki kecil kami terbangun membuka matanya dan dia sangat senang saat melihat aku dan kakaknya tengah mengajaknya bicara.
"Siapa anak manis? Siapa anak manis? Ritsuki!! Keke" aku berkata kemudian menggelitik perutnya.
Nada berguling di sisi adiknya dan kemudian naik ke atas punggungku tak bisa diam.
"Ouch! Hati hati nada.. kamu mungkin akan jatuh" kataku dan dia bahkan tidak mendengarku.
"Naik kuda!! Aku naik kuda dengan appa!!" Dia berkata dan ya tuhan.. aku harap putri keduaku tidak se aktif kakaknya. Tapi sepertinya itu akan mustahil? Wajah bayi keduaku mirip ibunya dan sudah pasti sifat nya juga.
Oh iya, besok aku harus pergi keluar kota. Ada acara bakti sosial bulanan dan aku harus hadir besok. Setiap bulan aku selalu absen dan kali ini aku harus hadir karna merasa tidak enak.
"Yihaaa!!! Naik kudaaa!!! Appa ayo jadi kuda" putri pertamaku berkata dan menyuruhku menjadi kuda. Ya tuhan.. punggungku mudah sakit sekarang, apa itu karna aku semakin menua? Harusnya itu terjadi dengan dada dan bukan aku.
"Aduh! Nada? Jangan seperti itu ok? Pinggang appa sakit" kataku mengeluh dan dia menatap wajahku untuk memeriksanya.
"Appa sakit?" Dia bertanya dan aku menganggukan kepalaku. Detik berikutnya dia mencium pipiku dengan manis. "Cepat sembuh appa.." katanya dan aku terkekeh kemudian mengambilnya dari punggungku untuk menggelitik tubuhnya.
Aku menggelitik tubuhnya membuat dia tertawa terbahak bahak dan tidak bisa diam dengan mencoba menghindariku.
Yang terjadi adalah, kakinya mengenai putri keduaku. Ritsuki terkesiap hingga kemudian dia menangis karna wajahnya terkena kaki kakaknya.
"Ya tuhan...." Itu istriku yang baru saja keluar dari kamar mandi.
Aku cepat cepat mengangkat ritsuki dan membuatnya terdiam. "Stt sttt sudah sudah... appa sudah memggendongmu" kataku menggoyangkan tubuhku untuk menyuruhnya diam.
Aku mengambil botol susunya dan sepertinya dia mengantuk?. Aku bangkit dari ranjang dan menidurkan putriku.
"Nada? Tidur! Besok kamu sekolah" istriku memerintah putri pertama kami yang juga terlihat ketakutan.
"Tapi aku ingin tidur dengan appa" dia berkata cemberut.
"Appa tidurkan adik dulu ok? Kamu tunggu disana" kataku dan dia menuruti perintahku untuk tetap di atas ranjang kami.
Istriku pergi ke meja riasnya untuk memakai skincare routine nya. Aku mendekatinya dan berdiri tepat di belakangnya sembari menggendong ritsuki.
"Sayang? Besok aku ada kunjungan bakti sosial keluar kota.." kataku dan di berhenti sebentar kemudian menatapku.
"Yah! Kenapa tidak bilang sejak kemarin?" Katanya dan aku menyengir.
"Mian sayang.. aku baru di beritahu tadi. Mereka fikir aku tak akan ikut jadi tak bilang" kataku dan dia memutar matanya.
"Menginap?"
"Tidak, sore aku akan pulang. Sayang, hanya sebentar.. aku tak enak karna sudah lama tidak hadir di acara bakti sosial itu" kataku dan dia menoleh menatapku.
Matanya menatapku tajam seolah sedang mengintimidasi ku. "Kau tidka pergi ke desa eunsoo kan?" Dia bertanya dan ya tuhan.. apa dia berfikir aku pergi kesana? Sial.
"Tidak mungkin. Ya ampun kang yerim.. apa kamu masih berfikir aku akan menemuinya?" Kataku dan dia memutar matanya disana.
"Bisa jadi? Bisa jadi kalian akan pergi ke desa itu lagi" dia berkata dan aku bisa jamin itu tidak akan terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky & butterfly 3 the next gen manoban
FanfictionBuku ketiga Sky dan butterfly. Menceritakan kehidupan asmara kedua anak remaja jenlisa yang sudah tumbuh dewasa dengan pasangan hidup mereka masing masing Futa!!! Gk boleh salah lapak!! 20++++ Selamat membaca