Author pov
Yerim, kini berada di sekolah anak anaknya untuk meminta pertanggung jawaban pihak sekolah atas apa yang sudah terjadi dengan putra dan putrinya.
Bukan hanya yerim, tapi atasa dan seulgi juga disini. Mereka kini sedang berhadapan dengan guru dan juga orang tua anak yang memukul natsuki dan merundung nada.
Yerim menyilangkan tangannya sembari melipat kedua tngannya. Dia tak ingin terlihat santai karna ini masalah anak anak.
"Kami meminta maaf atas kesalahan yang terjadi pada anak anak" pihak sekolah berkata.
"Hanya maaf? Yah! Anak ku terluka! Apa maaf sangat pantas? Tidak!" Yerim berkata tajam membuat suasana semakin panas. "Aku mau anak itu di keluarkan dari sekolah" ujarnya kembali menatap sinis orang tua dari anak itu.
"Tidak! Seenaknya saja kau mengeluarkan anakku! Lagipula belum tentu semua salah anakku! Bisa saja itu karna anakmu lebih dulu melakukannya?" Ujar ibu dari anak yang memukul natsuki.
Tentu itu membuat mata yerim melebar sebesar bola kasti. Dia tak terima ketika anaknya bahkan dituduh. Itu tidak mungkin! Jelas daho sudah menceritakannya bahwa anak dia yang bersalah.
"Apa katamu?! Yah! Anakmu yang melakukan kejahatan pada anak anakku dan sekarang kau menuduh anakku?! Sialan!" Yerim berkata tajam dan dia benar sudah tersulut emosi.
Atasa menelan salivanya dan ya ampun.. dia tau bahwa istrimya akan meledak.
"Sungguh? Kau punya bukti?" Ibu anak itu menantang.
"Tentu! Adikku melihatnya dan dia berkata bahwa anakmu menganggu anak keduaku! Kemudian anak pertamaku melindungi adiknya sampai anakmu memukulnya" katanya tajam dan ibu itu hanya mengukir smirk kecil di wajahnya.
"Oh bisa saja itu hanya karangan anak anak kan?" Katanya menganggap remeh dan itu membuat yerim semakin menyala.
Brak!
"Ya shibal sekiya!!" Yerim bangkit dari duduk ya dan akan memukul wajah ibu itu sampai atasa dan seulgi menahan nya.
"Kemari kau! Beraninya kau memutar balikan fakta! Sialan! Jela jelas anakmu bersalah!" Katanya berusaha menjambak rambut ibu itu.
Suasana menjadi kacau, atasa berusaha untuk menghentikan ini dengan menenangkan sang istri.
"Hon! Sudah! Sudah! Jangan buat kekacauan!" Katanya menahan yerim.
Yerim mendengus kesal dan menyuruh yerim kembali duduk dengan tenang.
"Dia yang memulai tas!" Katanya kesal dan atasa tau itu.. tapi keributan tidak akan menyelesaikan masalah.
"Sudah! Biar aku yang bicara!" Atasa berkata dan yerim mendenguskan nafasnya kemudian bersandar di sofa sembari menyilangkan kembali tangannya. Awas saja! Jika bukan karna atasa dan yang lain, dia mungkin sudah menguliti ibu itu.
"Ok maafkan kami pak" atasa berkata pada pihak sekolah. "Begini saja.. untuk membuktikan itu benar atau tidak kita lihat cctv? Aku hanya ingin memastikan ini" kata atasa dan sepertinya itu ide yang baik?.
Tak lama seorang membawa layar cctv untuk menunjukannya pada mereka. Mereka menonton itu dan detik berikutnya mereka melihat fakta bahwa benar.. apa yang di katakan daho benar.
Yerim mengukir smirk kecilny dan melirik ibu itu. Dia merasa akan memenangkan ini.
"See? Sudah ku bilang anakmu bersalah!" Yerim berkata tajam dan ibu itu bahkan masih tidak terima.
"Apa? Tapi putraku juga mendapat pukulan!" Ibu berkata.
"Maaf? Tapi itu karna putramu lebih dulu menganggu cucuku!" Seulgi berkata dan ibu itu tetap tidak terima.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sky & butterfly 3 the next gen manoban
FanfictionBuku ketiga Sky dan butterfly. Menceritakan kehidupan asmara kedua anak remaja jenlisa yang sudah tumbuh dewasa dengan pasangan hidup mereka masing masing Futa!!! Gk boleh salah lapak!! 20++++ Selamat membaca