36. Worried

1.6K 199 9
                                    

Yeri pov

Aku sedang bersiap untuk pergi ke tempat dimana teman temanku mengajakku untuk pergi. Aku tak tau kemana kami akan pergi tapi mereka mengajakku untuk pergi keluar menghabiskan waktu sebagai wanita.

Aku berada di rumahku, nada bersamaku karna atasa memiliki pekerjaan. Dia bilanh dia akan menghabiskan semua pekerjaan sebelum kami menikah dan berbulan madu. Ya Tuhan.. tak sabar untuk menjadi pendampingnya. Hah.. aku ingin segera menjadi miliknya seutuhnya... dengan begitu gadis manapun tak ada yang berani menyentuhnya termasuk sephora sialan itu. Jujur! Aku benci dia.

Aku sudah rapih dan turun dari kamarku. Aku mendapati putriku tengah bermain dengan adik adikku. Apa kalian tau? Dia tidak pernah begitu antusias saat bersamaku, sangat berbeda jika dengan appanya yang selalu mencari perhatian dengan atasa. Dia selalu kesal denganku setiap kali atasa memelukku atau menciumku. Ugh! Seprtinya aku salah telah melahirkan musuhku sendiri?.

"Mom.. aku pergi keluar sebentar ne" kataku meminta izin pada ibuku.

"Kemana yerim? Kamu sudah bicara dengan atasa? Apa dia akan kesini atau tidak?" Tanyanya dan aku belum bertanya padanya.

"Aku ingin pergi dengan teman temanku.. nanti aku tanyakan padanya" kataku dan dia menganggukan kepalanya. "Aku pergi Mom" kataku mencium ibuku dan pergi.

Sebelum nya, aku akan berpamitan pada putriku disana yang tengah bermain.

"Nada.... Momma pergi keluar sebentar ne.. tak apa kan?" Tanyaku dan dia hanya menoleh kemudian kembali bermain. See? Kalian lihat sendiri kan? Betapa kejamnya putriku padaku. Aku tak tau kenapa dia seprti itu.. atau mungkin? Karna selama dia tumbuh dari bayi aku tak ada di sisinya? Ya Tuhan... padahal aku selalu meluangkan waktuku untuknya.

"Nada? Tidak ingin mencium momma?" Tanyaku dan dia menggelengkan kepalanya.

"No! Ma! No!" Katanya menggoyangkan tangannya ke arahku.

Aku gemas dengannya. Aku mencium pipinya dan meremasnya sampai dia menangis.

"Appa~~~" dia menangis dan aku tertawa puas. Itu lah akibatnya jika menjadi musuhku dalam mendapatkan appanya... apa dia lupa bahwa dia terlahir dari perbuatan aku dan appanya? Ya Tuhan!.

"Yerima! Astaga... bisakah kau berhenti menggoda anakmu?!" Ibuku marah dan aku hanya terkekh. Aku hanya senang menggodanya apalagi saat dia marah dan mengadu pada appanya.

"Sorry? Momma sengaja" kataku dan dia kesal padaku.

"Ma! No ma!" Katanya dan aku terkekh.

Ya ampun.. kenapa lirikannya sangat mirip appanya?. Huh... seprtinya aku harus mendapatkan yang versi appanya? Agar aku bisa memeluknya setiap hari.

"Baiklah.. momma pergi dulu ne.. sampai jumpa sayang" kataku dan dia bahkan tak perduli aku pergi. Dia memang kejam.

Yeji menjemputku. Dia sudah di depan rumahku dan aku segers menghampiri mobilnya.

"Ready?" Tanyanya saat aku masuk ke dalam mobilnya.

"Mau kemana kita?" Tanyaku dan dia hanya tersenyum menggoyangkan alisnya.

"Kau akan tau nanti" katanya dan ya ampun.. apa yang mereka lakukan padaku?.

.
.
.

Beby pov

Aku sampai di caffe suamiku. Oh bukan hanya aku tapi disini sudah ada Sooya dan juga hanni. Kami sedang mempersiapkan acara bridal shower untuk yerim karna dia akan menikah sebentar lagi dan kami akan membut pesta lajang untuk nya.

Aku baru tiba di caffe saat Sooya dan hanni sedang mendekorasi bersama pelayan di caffe suamiku. Semalam aku meminta izin padanya untuk meminta tempat untuk kami mengadakan pesta, dia menyetujuinya dan menyiapkan satu caffe penuh untuk kami. Dia bilanh hari ini biar aku yang mengendalikan caffe.

Sky & butterfly 3 the next gen manoban Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang