Nanon pov
Srettt...
Aku menyodorkan sejumlah uang pada pihak produksi itu senilai yang dia butuhkan. Ini untuk film itu agar gagal di tayangkan.
"Uang sebesar 1 milyar yang anda butuhkan.. Silahkan.." kataku dan dia terdiam menandangiku.
Kenapa? Apa aku salah? Aku hanya ingin semua selesai.
"Nanon? Kau yakin? Film kita sedang booming.. apa kau yakin ingin menghentikan ini?" Tanyanya dan aku sangat yakin.
"Sangat!" Kataku kemudian aku memberikan surat perjanjian padanya di atas materai. Aku kena datangi surat itu dan menyuruhnya untuk ikut menandatanganinya.
"Tanda tangan ini sajangnim.." kataku dan dia sangat terpaksa melakukannya. Aku tak perduli kehilangan apapun karna aku lebih perduli pada istriku.
"Kau memang artis yang bukan profesional.. hanya karna istrimu kau melakukan ini.. oh memang seberapa cantik istrimu sampai tak mau kau tinggal huh?" Katanya dan aku terdiam kemudian segera menatapnya. Aku menahan diri untuk tidak memukul wajahnya karna dia mencoba untuk mempermalukan istriku.
"Jika memang tidak diperbolehkan? Sejak awal harusnya istrimu tidak usah mengizinkannya! Kau juga! Masih berlindung di balik ketiak istrimu? Seharusnya suami itu yang bertindak bukan istri" katanya dan aku menggeram dalam diriku. Sabar nanon sabar...
"Aku rasa kita telah selesai.. aku harus pergi" kataku ketika aku sudah muak dan tak ingin mengatakannya lagi.
"Dasar artis baru sok sekali! Lihat saja! Tak akan lagi aku mengajakmu bermain film!" Katanya dan aku berhenti kemudian berbalik ke mejanya.
Brak!
Aku memggebrak mejanya membuat dia terdiam.
"I dont care! Aku tak perduli kau tak ingin mengajakku lagi atau apapun! Bahkan aku mundur dari pekerjaan ini! Aku bisa melakunan apapun yanh aku mau termasuk menghancurkan bisnismu!" Kataku mengancamnya dan dia menatapku ketakutan.
"K-kau mengancamku?" Dia bergetar.
"Itu bukan sekedar ancaman! Tapi lihat saja.. aku pasti bisa melakukannya" kataku dan kemudian berbalik meninggalkannya.
Sialan! Dia meremhakanku?! Apa dia tidak tau siapa aku? Aku nanon manoban yang pasti bisa mendapatkan apa yang aku mau. Huh!
Aku keluar dari perushaannya dan masuk ke dalam mobilku untuk pulang dari sana.
Aku menepikan mobilku dan mengambil nafas sebentar sebelum aku kembali melaju. Aku benar benar merasa lega jika ini sudsh selesai, kali ini aku hanya ingin membuat istriku nyaman.
Tak apa nanon.. tak apa.. lebih baik kehilangan karir mu daripada harus kehilangan cintamu. Huh...
.
.
.Atasa pov
Aku sedang menjemput istriku di kampusnya bersama putri kecilku. Kami meninggalkan beby sebentar karna yerim punya kelas.
"Tunggu disini dan appa jemput momma di luar Nde" kataku pada putri kecilku di sana.
"Eung!" Dia berkata dan aku keluar dari dalam mobil untuk menemui istriku.
Aku menunggu di tepi mobilku, sebelumnya aku sudah memberitahunya dan dia akan menuju kesini.
"Tas?" Aku menoleh dan itu winter. Apa dia baru selesai kuliah? Dia bersama minji.
"Oh guys?" Kataku dan mereka menyapaku. Sudah lama kami tidak pergi bersama sejak aku menikah, kami kekurangan waktu.
"Kau menjemput yerim?" Tanya minji dan aku menganggukan kepalaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky & butterfly 3 the next gen manoban
FanfictionBuku ketiga Sky dan butterfly. Menceritakan kehidupan asmara kedua anak remaja jenlisa yang sudah tumbuh dewasa dengan pasangan hidup mereka masing masing Futa!!! Gk boleh salah lapak!! 20++++ Selamat membaca