104. Selesai

1K 157 7
                                    

Rose pov

Aku telah memikirkan banyak hal. Ini tentang hubungan kami.. antara aku dan jisoo.

Aku membenci ini, mengapa ini harus terjadi dengan kami? Aku tak mau ini benar benar terjadi pada kami tapi ini malah terjadi. Lalu? Bagaimana aku sekarang?.

Aku diam diam menangis hanya di dalam kamar sendirian. Jisoo tidak disini sejak kami bertengkar hebat. Dia memutuskan untuk tinggal di unitnya sampai kami bisa menyelesaikan ini.

"Tuhan... apa yang harus aku lakukan?" Aku berkata dalam tangisku.

Saat aku menangis, aku mendengar suara pintu kamarku terbuka. Aku menoleh dan itu adalah putra pertamaku, elf.

Aku segera menghapus air mataku agar dia tidak bertanya tanya tentang aku dan kenapa aku menangis.

"Mommy? Boleh aku masuk?" Tanyanya dan aku berpura pura tersenyum kemudian menyuruhnya masuk.

"Kemari sayang.." kataku dan dia mendekati ranjangku kemudian naik ke atas ranjang mendekatiku.

"Kenapa belum tidur hm? Harusnya kamu tidur" kataku menempatkannya di sisiku.

Dia menatapku, wajahnya terlihat bingung disana.

"Mommy menangis?" Tanyanya dan aku terdiam sejenak menatapnya.

Apa yang harus aku katakan padanya? Apa aku perlu berbohong? Apa aku harus?.

"Eum... tidak, mommy tidak menangis.. kenapa kamu bicara seperti itu?" Tanyaku saat aku memalsukan senyumku.

Dia terdiam sejenak dan menundukan wajahnya. Ada apa dengan putraku?.

"Aku mendengar mommy dan bunnydy bertengkar beberapa hari lalu" ujarnya membuat aku terdiam mematung diam menbisu. Apa? Anakku mendengarnya? Ya tuhan... orang tua macam apa aku yang sehingga membiarkan dia mendengar pertengkaran kami.

"K-kamu_"

"Bunnydy juga pergi dari rumah.. ada apa mommy? Kenapa kalian bertengkar?" Tanyanya dan ya tuhan... ini sangat melukaiku.. bagaimana aku bisa menjelaskan pada putraku? Aku tau dia belum cukup umur untuk tau segalanya tapi... dia anakku yang pintar. Usianya sudah cukup mengerti saat kami tengah bertengkar.

"Aku juga melihat mommy menangis beberapa hari belakangan ini.. mommy? Aku tidak mengerti apapun tentang kalian tapi.. bisakah jangan bertengkar? Apalagi sampai kalian tidak tidur bersama malam ini" katanya dan aku tak bisa membendung air mataku lagi.

Aku menangis! Jelas! Aku menangis.

Aku mencoba untuk menahan segalanya. Aku tak sanggup mendengar ini dari putraku.

Aku menghapus semua air mataku dan kembali menatapnya.

"Elf.. mian.. apapun yang kamu dengar nanti jangan kamu khawatirkan ok? Kami akan baik baik saja" kataku dan dia tersenyum kemudian menangkup kedua pipiku.

"Mommy.. apapun yang terjadi.. aku akan selalu berada di sisi mommy" katanya dan aku kembali menitihkan air mataku.

Aku memeluknya dan sebisa mungkin untuk tidak menangis di depannya.

"Terima kasih sayang.. mommy sangat menyayngimu.." kataku.

Aku benar tidak tau harus bagaimana lagi. Bahkan, anak anakku masih menginginkan kami bersama.

Elf adalah putraku yang sangat baik, bahkan.. di saat seperti ini dia tetap berusaha ingin kami bersama.

Aku bersyukur memilikinya, setidaknya aku mulai tenang bersamanya.

.
.
.

Yerim pov

Kami akan berpergian hari ini. Kami memiliki rencana pergi ke mall untuk membeli kebutuhan bayi kami yang akan lahir nanti. Aku menyuruh atasa untuk tidak bekerja dan mengambil cuti agar dia bisa menemaniku.

Sky & butterfly 3 the next gen manoban Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang