Nanon pov
"Nanon! Bangun! Ayo bangun!"
Aku terbangun ketika tubuhku di goyangkan oleh kakakku. Aku membuka mataku dan menggerakkan tubuhku dan sial! Pinggangku sakit sekali karna tidur di lantai.
"A-ah!!" Aku memegangi pinggangku yang terasa sakit ini guys. Perlu kalian tau bahwa ini sangat sakit.
Perlahan aku bangun dan mendudukkan diriku. Dada sudah siap dan rapih disana untuk memulai kegiatan. Hah.. aku malas sekali harus mandi di kamar mandi yang menyeramkan itu.
Aku mengambil handukku untuk mandi bersama kakakku. Kami akan bergantian untuk mandi karna kamar mandi itu sangat sempit dan hanya muat untuk satu orang.
Setelah mandi aku bersiap. Dada memberitahuku bahwa kami akan melakukan kegiatan sosialisasi untuk menyapa Para warga desa lainnya di sana. Entah apa yanh kami lakukan semoga saja tidak membuat bajuku kotor lagi.
Setelah selesai bersiap aku keluar dari kamar melihat dada tengah berbincang dengan pemilik rumah ini pak nim.
"Oh kalian sudah siap? Kita akan sarapan dan setelah itu kita pergi ke kebun" katanya dan apa? Kebun? Apa kita akan berkebun? Ya Tuhan!! Apa lagi ini?. Aku benar benar mati disini.
"Apa? Kita_" aku di tutup mulutnya dengan kakakku yang menyebalkan itu. Dia memelototiku untuk menyuruhku diam.
"Diam! Dan jangan memprotes" katanya dan aku menggerutu kesal melepskan tangannya.
—————————-
Setelah selesai sarapan, kami berjalan kaki menuju ke kebun. Aku tak tau kebun apa yang dia maksud tapi kami akan pergi ke kebun untuk berkebun.
"Kita akan mengunjungi kebun buah persik.. mungkin teman teman mu juga sudsh disana" pak nim berkata pada dada ketika aku mengikutinya di belakang mereka. Jalanan ini bebatuan dan aku harus hati hati atau sepatuku kotor lagi.
Tak lama kemudian kami sampai di kebun buah persik. Woah.. ternyata ramai juga disini.. banyak para orang tua sedang bekerja disini bahkan anak anak juga ada untuk menemani orang tua mereka.
"Ya ini lah kebun kami.. semua warga desa hanya bekerja disini.. mengumpulkan buah persik dan kemudian menjualnya ke kota" kata pak nim yang sedang berbicara dengan dada.
"Yah! Lalisa!" Kami menoleh dan itu teman teman idiot dada. Mereka juga disini guys! Ingat itu..
"Oh kalian sudah disini?" Tanya dada pada ke empat idiot itu.
"Kami disini sejak pagi.. kau terlambat" wewen berkata dan dada melirikku.
"Aku harus mengurus bayi besar ku dulu.. kalian tau kan?" Aku tau dia mengejekku.
Dada memberi perintah pada kami untuk membantu warga sekitar memetik buah persik dan kembali menanamnya.
Aku tidak tau bagaimana caranya memetik buah persik ini, Aish.. menyulitkan saja.
Aku menoleh menatap ke sekitar untuk melihat bagaimana cara memetiknya. Ini lumayan tinggi dan aku harus berjinjit sedikit.
Anak anak berlarian di belakangku dan kemudian menyenggolku yang membuat aku terjerunuk ke depan dan jatuh.
"Yah!" Aku memanggilnya kesal dan anak anak itu berhenti menatapku.
Aku bangun dari jatuh ku dan menatap kesal anak anak nakal ini. Astaga.. mereka seperri Danielle yang menyebalkan.
"Yah! Bisakah kalian hati hati dalam bermain?! Aku jadi jatuh karna kalian! Apa kalian tidak memiliki mata atau sopan santun? Astaga.. dasar anak anak desa" kataku kesal melampiaskan amarahku. Anak anak itu terdiam dan hampir menangis. Apa aku salah? Tapi aku hanya memberitahu mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky & butterfly 3 the next gen manoban
FanfictionBuku ketiga Sky dan butterfly. Menceritakan kehidupan asmara kedua anak remaja jenlisa yang sudah tumbuh dewasa dengan pasangan hidup mereka masing masing Futa!!! Gk boleh salah lapak!! 20++++ Selamat membaca