Yerim pov
Sudah seminggu sejak kami bertengkar dan bahkan sampai saat ini kami belum memperbaikinya. Atasa tidak mengunjungi kami lagi sejak aku menyuruhnya untuk merenungkan semua kesalahannya. Tapi yang aku dengar dari nanon dia sedang memperbaiki dirinya.. dia tidak keluar rumah dan hanya pergi ke perusahaan lalu setelahnya kembali kerumah untuk beristirahat. Apa sungguh dia sudah memikirkan segalanya?.
Aku sudah tidak banyak menangis, tapi jika aku mengingat kejadian itu aku selalu merasa hancur. Hatiku merasa sangat trauma ketika harus berhadapan dengannya. Entahlah.. aku masih sangat mencintainya tapi dia justru mengkhianatiku.
Aku berharap dia bisa mempertahankan aku dan memperbaiki segalanya tapi yang ku dapat waktu itu? Justru dia menyarankan perceraian padaku. Apa itu tidak gila? Apa dia benar sungguh mengatakan itu?.
Putriku juga sudah tidak banyak menangis, meskipun terkadang dia merasa murung dan menanyakan dimana keberadaan appanya.
"Momma... apa appa tidak pulang lagi?" Tanyanya ketika dia menghampiriku di kamar.
Aku tersenyum dan menggelitik dagunya. "Appa akan pulang nanti.. tunggu saja ok?" Kataku dan dia menghela nafasnya sambil cemberut mempoutkan bibirnya.
"Ugh! Atu tangen appa mma" katanya dan aku memudarkan senyumku. Nada... momma juga merindukan appamu.. tapi momma tidak bisa menghampirinya.. perasaan momma masih hancur karnanya.
"Appa juga pasti merindukan kamu.. tunggu sebentar lagi? Sampai appa akan menjemput kita" kataku dan dia menyandarkan dagunya di lututku.
"Apa momma tidak melindukan appa?" Dia bertanya padaku dan apa yang harus aku katakan?.
Aku tersenyum memandanginya dan mengusap kepalanya. "Momma merindukan appa.." kataku lirih.
Tapi itu benar, aku tak dapat membohongi perasaan ku bahwa aku sangat merindukannya. Aku merindukan sentuhannya, merindukan setiap detik melihat wajahnya dan bahkan bagaimana cara dia membuat aku bahagia.
Tak lama ibuku datang, membuka pintu kamarku.
"Yerima? Di bawah ada teman temanmu.." katanya dan oh? Teman temanku? Mereka datang? Untuk apa?.
"Nde.. aku segera turun" kataku dan ibuku pergi.
Aku bangkit dari duduku dan mengajak putriku untuk turun ke bawah.
Aku turun bersama putriku dan melihat teman temanku disini. Ya ampun.. apa yang dia lakukan disini?.
"Yerima!!!" Yeji berteriak memanggilku dan mereka mendekatiku untuk menjatuhkan tubuh mereka di pelukanku.
"I miss you beib... kami merindukanmu" katanya dan dia terlalu lebay untuk itu.
"Yeji! Kau berlebihan!" Kataku dan mereka terkekeh.
Tak hanya yeji dan hanni, tapi beby dan sooya juga disini. Beby datang bersama putranya.
"Apa yang kalian lakukan disini?" Tanya ku dan mereka saling menatap satu sama lain hingga mereka terkekeh.
"Kami? Jelas kami kesini ingin mengajakmu menikmati waktu!" Katanya dan aku mengerutkan dahiku.
"Itu benar! Ayo kita ke mall, berbelanja, makan dan menghabiskan waktu bersama! Ayo yerima" hanni berkata dan apa aku bisa? Sejujurnya aku sangat malas keluar.
"Eum.. tapi aku_"
"Ajak saja nada yer... aku saja mengajak musikal.. aku sengaja mengajaknya karna aku akan memakai seluruh kartu addanya dan berkata akan membelikan sesuatu untuk anaknya. Dia tidak akan mengeluh karna ini untuk musikal" beby berkata dan aku tertawa. Sial! Dia benar benar penjahat dan untungnya dia punya suami sangat idiot.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky & butterfly 3 the next gen manoban
FanfictionBuku ketiga Sky dan butterfly. Menceritakan kehidupan asmara kedua anak remaja jenlisa yang sudah tumbuh dewasa dengan pasangan hidup mereka masing masing Futa!!! Gk boleh salah lapak!! 20++++ Selamat membaca