#4# Langkah kaki

1.9K 182 4
                                    

"Hei, anak baru ! Jangan dekat-dekat si brokoli ! Ntar jadi bunga kol loh ! Hahahaha !" tawa segerombol pria di sudut kelas. Mereka adalah Andri cs, kelompoknya penggaduh dan pembully di kelasku.

Jess hanya melirik mereka sekilas dengan kurang tertarik. Ia kembali menoleh ke arahku dengan pandangan berbinar.
"Kamu tinggal di mana ? Suka makan ya ???" tanyanya cepat. Tanpa kusadari dia sudah duduk di kursi sebelahku.

"Itu maksudnya kamu lagi nyindir aku ? Mentang-mentang aku gendut ya ?" gerutuku sedikit kesal. Apa-apaan dia ??? Baru masuk sudah sok akrab !

"Ah, maaf. Aku tidak bermaksud sok akrab. Tapi, setidaknya kupikir kamu lebih baik dari mereka jika menjadi seorang teman." Jess kembali tersenyum. Lagi-lagi dia membaca pikiranku !

"Aku percaya kalau kamu bisa baca pikiran, tapi tolong jangan seenaknya membaca pikiranku ! Aku ingin punya privasi juga dalam berpikir !" kataku gusar.
"Ah, maaf. Aku bukan mau seenaknya membaca pikiranmu. Tapi, itu terbaca otomatis olehku. Tidak bisa kukendalikan !" Matanya membelalak ke arahku seolah berusaha meyakinkanku.

Apa ??? Jadi, kalau dia bisa membaca pikiranku otomatis, dia bisa tahu kalau aku sebenarnya.....

"Sebenarnya apa ?" tanya Jess tiba-tiba. Wajahnya menyiratkan rasa penasaran.

"Sudah kubilang jangan baca pikiranku ! Pergi sana !" Aku langsung beranjak dari tempatku menghindari Jess.

Aku tidak boleh ceroboh ! Bahkan dalam pikiranku pun aku tidak boleh mengucapkan kata "V" itu ! Salah-salah Jess bisa mengetahuinya dan kehidupanku di SMA akan segera berakhir.

"Tenang saja kok. Aku tidak berniat mengatakan apapun pada orang lain. Kau sudah cukup kasihan di-bully. Untuk apa aku mempersulitmu ?" Jess tersenyum ke arahku.

Aku benar-benar tidak bisa berkata apa-apa. Nampaknya aku memang tidak bisa sembarangan berpikir lagi...(>_<)

"Kulihat...kau sepertinya ingin merubah nasibmu. Tapi, sepertinya kau tidak tahu caranya. Mau kubantu ?" tawarnya. Mataku membesar mendengarnya.

"Memangnya apa yang bisa kau bantu ?" tanyaku.

"Aku tidak tahu apa permasalahanmu yang sesungguhnya. Tapi, aku akan membantumu melangkahkan kaki keluar dari sarang pembully-an." kata Jess dengan mantap.

"Nah, nampaknya kita perlu memotong rambutmu. Kau sepertinya ingin mendekati para gadis." seringai Jess.

Astaga...dia tahu lagi !!!

Unusual VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang