#71# Tes

801 70 9
                                    

Aku dan Jess tidak banyak mempersiapkan segala sesuatu untuk pernikahan kami. Orangtuanya bahkan hanya menyuruh kami mencari gaun pengantin saja tanpa embel-embel lainnya.
Wajar sih...namanya aja nikah diam-diam...kalo heboh, ntar sekampung pada tau semua...(=v=)

Orangtuaku kembali datang ke rumah Jess. Tapi kedatangan mereka lebih cepat dari yang seharusnya. Padahal pernikahanku hari Sabtu, tapi mereka sudah datang Jum'at malam itu.
Untungnya rumah Jess punya banyak kamar hingga mereka dengan senang hati membiarkan orangtuaku menginap.

Aku sedang mencoba setelan jas hitamku saat pintu kamarku terbuka dan orangtuaku masuk ke dalam.

Aku tersenyum menatap mereka dari cermin tapi mereka malah memandangiku aneh. (=_=")
Ada apa ini ?

"Kenapa ma, pa ? Kok liatnya gitu ? Gak pernah liat anaknya jadi ganteng yah ?" Kataku kepedean.

"Nah itu dia yang bikin kami penasaran. Sebenarnya kami ini masih ragu kalau kau itu benar-benar Dylan kami. Anakku itu bodoh jadi gak mungkin dia bisa dapat darah Witch !" Ibuku mengernyit memandangku yang membelalak terkejut.

Beberapa detik kemudian, urat-urat kekesalan mencetak di pelipisku.

"Ada ya orangtua gak ngenalin anaknya ? Udah gitu bilang anaknya bodoh lagi." Gumamku sebal.

"Tapi itu memang faktanya." Balas ayahku. Lah, ini ikut-ikutan juga.

"Ya udah kalo mama sama papa gak percaya aku ini Dylan, coba kasi pertanyaan yang cuma Dylan bisa jawab." Aku melipat kedua tanganku di dada.

Mereka berdua tertegun dan nampaknya setuju dengan ideku. Terbukti dari mereka mulai memikirkan pertanyaan yang hanya bisa dijawab oleh seorang Dylan.

"Kamu belajar cebok sendiri kapan ??? Trus gimana bisanya ???" Ibuku menyeringai ke arahku.

Astaga...pertanyaan macam apa itu ??? (=____=)

Orangtuaku sudah hampir bersorak karena mengira aku tidak bisa menjawabnya. Aku bukan tidak bisa menjawab, tapi karena pertanyaan mereka membuatku terdiam. Ini gak kreatif pertanyaannya kali ya ? Masa' nanya soal cebok-cebokan ???

"Waktu umur 6 tahun pas masih SD. Karena mama ke pasar dan lupa anaknya yang masih kecil lagi boker. Aku nangis-nangis manggil tapi gak ada yang datang. Mau gak mau ya cebok sendiri." Jawabku sambil mengusap wajah dengan malu. Ini pertanyaan kok gak berkelas amat sih ???
Masa' keren-keren pake jas gini malah ngomongin boker ???
(=w=")a

Mereka terkejut mendengar jawabanku.

"Jadi sapa yang kasi tau kami kalo kamu lagi boker ???" Mereka nampaknya tidak menyerah juga.

"Si Amin tetangga sebelah. Dia dengar aku nangis-nangis, 'maaa, cebokin maaa....mamaaaa...' " aku memperagakan sambil hendak tertawa. Ya lucu juga kalo ingat kejadian gini...(=v=)a

Kedua orangtuaku langsung tertawa keras mendengar jawabanku. Itu memang fakta dan kalian juga pasti pernah 'kan ngalamin kayak gitu ??? (=v=)

Mereka berdeham kembali untuk meredakan tawa mereka yang sanggup membangunkan satu kampung itu.

"Trus, kenapa kamu pindah tidur dari kamar kami ke ruang tamu ???" Mereka kembali memberiku pertanyaan aneh.

Nah, ini nih yang paling malas kujawab...(=____=")

Aku mendelik pada mereka,
"Karena tiap malam aku muak dengar suara 'aaahh..! ahh...! yeahh...! uummph..!'-nya si emak !!! Kasian dong anak umur 7 tahun dikasi denger kayak gitu !!! Awalnya iya aku gak tau maksud jeritan kayak gitu ! Tapi, liat pemandangannya ya jengah juga kaleee !!!"

Yak ! Kedua orangtuaku langsung malu-malu gak jelas.
Mohon maaf karena ini bukan part nyeleneh ya~~ 8]

"Udah kebukti 'kan ???" Aku balas bertanya sambil menggertakkan gigiku karena tidak habis pikir dengan pertanyaan mereka.

"Hmm...ternyata kamu memang benar-benar Dylan...gak sia-sia kamu dikasi makan ampe segede ini." Ayahku berdecak sambil melipat kedua tangan di dada.

"Emang gue anak kaliaaaann !!!" Aku membelalak geram melihat tingkah mereka.

Orangtuaku ini kadang konyol tapi nyebelin juga. Yah, namanya aja orangtua... maklumin aja lah...
(=____=)

Unusual VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang