Aku dan Jess mengobrol ringan sepanjang kedatangannya ke The Kingdom. Tidak ada satu kata amarah pun yang keluar dan rasanya semua ini terlalu tenang.
Aku lebih banyak melihat tawa Jess yang terdengar sangat gembira.
Walaupun pesanannya telah habis dari tadi, ia tidak ingin pulang sama sekali.
Dan entah kenapa ada saja yang kami obrolkan selama itu.
Mungkin kami sudah menghabiskan waktu berjam-jam hingga tiba-tiba terdengar ketukan di pintu dan masuklah Mamicitta."Mohon maaf nona, kami sudah hampir tutup..." ujarnya sopan.
Aku langsung melirik jam tanganku dan menyadari bahwa jam sudah menunjukkan pukul 12 malam.
Astaga, ngobrol kelamaan ampe gak sadar waktu ???"Ah, ya baiklah. Tinggalkan tagihannya di sini saja." Jess juga terlihat terkejut menyadari waktu telah berlalu dengan cepat.
Mamicitta memberikan tagihannya dalam nampan kecil yang diletakkannya di meja.
Jess memutar tubuhnya ke belakang untuk meraih sesuatu. Tapi, ia kemudian terlihat bingung dan memandang sekelilingnya.
"Kau mencari apa ?" Tanyaku.
"Tasku...oh astaga ! Aku baru ingat dari tadi Dave yang memegangi tasku dan aku langsung berlari kemari tanpa membawa apa-apa ! Aduh, bagaimana ini ???" Jess terlihat bingung sementara aku melirik Mamicitta yang sudah menaikkan sebelah alisnya mendengar alasan seperti itu.
"Biar aku saja yang membayar tagihannya." Kataku langsung mengeluarkan dompetku.
Untung saja Jess dari tadi tidak memesan apapun setelah pesanan pertamanya habis. (=_=")"Eeh !" Jess terkejut melihatku membayar tagihan itu.
"Memangnya kau boleh membayar tagihan tamu ? Kau tidak ingat peraturan ?" Mamicitta mengingatkan dengan tatapan tajam.
Aku langsung mengeluarkan uangku dan menyerahkannya pada Jess bukan pada Mamicitta.
"Bayar saja padanya. Anggap kau yang meminjam uang padaku." Kataku pada Jess yang melongo.
"Begini boleh 'kan bos ? Atau anda mau rugi ?" Cengirku pada Mamicitta.
Mamicitta menghela napas panjang dan mengangguk, "Yah, baiklah..."
Ia mengambil uang yang disodorkan Jess dan pergi meninggalkan kami."Umm...akan kubayar hutangku nanti..." gumam Jess pelan.
"Tidak perlu. Aku banyak berhutang padamu. Anggap saja itu sebagai balasan kecil dariku." Jawabku tersenyum.
Wajah Jess memerah. Mungkin ia merasa senang dengan kata-kataku barusan atau merasa aku sangat keren kalee~~ >8]
Untung saja saat aku berpikiran seperti itu, aku langsung membalikkan tubuhku ke arah pintu dan menurutku Jess tak akan bisa membaca pikiranku.
Aku mengantarnya keluar dari The Kingdom.
"Kau di jemput ?" tanyaku.Jess menggeleng. "Tidak. Kurasa karena aku kabur tadi, aku harus pulang sendiri." Jawabnya tersenyum.
Deg !
"Ayo, kuantar kau pulang."
Ucapan itu tiba-tiba terlontar dari bibirku begitu saja tanpa bisa kukendalikan dan pikiranku bahkan kosong saat itu.
Mata Jess membesar seketika.
"Ah, tidak usah Dylan ! Aku banyak merepotkanmu hari ini !" tolaknya."Ini sudah jam 12 malam. Kalau kau pakai pakaian pria, mungkin aku tidak khawatir. Tapi, sekarang kau pakai gaun putri-putrian seperti ini. Tidak lucu 'kan kalau besok ada berita 'Ditemukan ! Seorang putri dari negara antah berantah tewas di jalan !'" Kataku dengan memasang ekspresi menakut-nakutinya.
Jess langsung memukul lenganku dan tertawa. "Tidak sampai seperti itu ! Aku bisa Karate."
"Karate dalam pakaian seperti itu ? Bisa-bisa kau jatuh karena terinjak gaunmu sebelum menyerang lawan." Balasku.
Jess diam saja dengan ekspresi tersipu-sipu. Aku langsung mengangkat sebelah tanganku.
"Tunggu di sini sebentar. Aku ambil tasku dulu." Kataku sambil berbalik ke dalam kafe.Aku langsung berlari cepat ke dalam kafe untuk mengambil barang-barangku dan pamit pada Mamicitta yang sedang menghitung pendapatan hari ini.
Jess masih berdiri di depan kafe dengan pandangan termenung. Entah apa yang dipikirkannya.
Sosoknya membuatku sedikit terhipnotis dan jantungku berdegup kencang."Kau mengantuk ?" tegurku sambil berjalan ke arahnya.
"Ah, tidak. Tidak sama sekali." Jawab Jess dengan tersenyum.
"Aku tadi mau mencarikanmu taksi. Tapi, ini sudah tengah malam dan tidak ada taksi yang lewat di sini. Jadi...tidak apa-apa 'kan kalau jalan kaki ? Mungkin akan sedikit lebih lama sih..." kataku sambil menggaruk kepala.
"Tidak masalah. Aku senang berjalan kaki kok." Jess tersenyum lebar kembali. Aku cukup heran melihatnya.
Di suruh jalan kaki kok senang ??? Tuan putri kayak dia hobi merakyat yah ???Aku hanya bisa mendengus hendak tertawa melihatnya.
Kami berjalan kaki menuju rumah Jess sambil memandangi jalanan yang sepi dan bintang-bintang."Kau jadi tambah tinggi sekarang. Dapat banyak darah ?" tanya Jess kembali mengobrol padaku.
"Kau sedang menyindirku ? Kau pikir aku vampir yang berkeliaran setiap malam untuk mengisap darah ?" Dengusku sambil tertawa ringan.
"Tidak ! Tidak ! Aku tidak bermaksud demikian...tapi, dengan pekerjaanmu sekarang...bukannya kau mudah untuk mendapatkan darah ?" Jess melirik ke arahku.
"Jika aku mau ya mungkin saja. Tapi, sayangnya aku tidak seperti itu. Aku tinggi karena sudah masanya, Jess. Setidaknya kau harus ingat kalau aku laki-laki dan masih dalam masa pertumbuhan." Jawabku. Jess mengangguk-angguk kecil.
"Aku merasa tidak perlu terlalu mengandalkan darah jika aku bisa berusaha membentuk penampilanku sendiri. Lihat, sekarang aku lebih berotot karena banyak berolahraga." Aku menunjukkan lenganku padanya. Jess tertawa.
"Ya, ya aku tahu kau keren sekarang. Baguslah jika memang kau bisa berubah dengan cara seperti itu." Ujarnya.
Alu melirik Jess dan melihat titik-titik kecil di lengannya.
"Itu...masih berbekas ?" heranku.Jess melihat lengan yang kutunjuk dan menyadari bekas taringku yang masih ada di sana.
"Oh...sepertinya begitu. Aku juga tidak menyadarinya." Kata Jess memperhatikan bekas itu.
"Maaf ya, aku jadi membuat kulitmu berlubang-lubang seperti itu." Kataku dengan perasaan bersalah.
Jess tersenyum ke arahku."Tidak perlu minta maaf. Kau tidak salah sama sekali kok. 'Kan aku yang suka rela memberikan darahku." Jawabnya.
Aku hanya bisa tersenyum ke arahnya.
Ya, Jess sebenarnya gadis yang baik..."Dylan..." panggil Jess kembalu hingga menyadarkanku.
"Apa kau tidak merasa aku seperti cinderella yang harus pulang saat tengah malam ?" guraunya.
Aku tertawa langsung."Ya, kau mirip sekali dengan cinderella saat ini. Hanya saja sepatunya gak ketinggalan." Kekehku.
"Apa saat ini kau sedang memerankan pangerannya ? Mungkin ini akan jadi kisah cinderella versi modern." Jess menatap langit dengan senyum lebar.
Apa ini maksudnya ???
Apa Jess sedang kode-kodean denganku ???
Apa jangan-jangan dia jatuh cinta padaku ???Sepertinya ada bunga-bunga yang bermekaran di hatiku dan entah kenapa aku langsung senang sekali.
Aku tidak menyadari ada rona merah di wajahku karena memikirkan hal ini...(=//////=)"Yah...kalau kau mau menganggapku pangerannya ya tidak masalah..." ucapku tersenyum.
Jess tertegun dan sedetik kemudian ia tersenyum lebar juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unusual Vampire
VampirosJika biasanya di film-film, vampire selalu digambarkan memiliki paras rupawan melebihi manusia biasa, hal itu sama sekali tidak terjadi padaku... Kenapa bisa kukatakan demikian ? Karena aku adalah vampire yang menyedihkan... Buruk rupa, pendek, gend...