#66# Sedikit horror

795 63 10
                                    

Kami berdua tidak jadi melakukan apapun karena masih menghormati perintah ayahnya Jess. Lagian sempat bapaknya tau aku ngapa-ngapain anaknya, pasti udah dibuang ke samudra pasifik aku ! (=^=")

Bukannya gak bisa bohong, hanya saja bapaknya 'kan bisa baca pikiranku juga !!! Lagian bohong itu dosa, kawan-kawan...8]]

Yang lebih lucunya harusnya aku yang baper dengan batalnya adegan dewasa tadi. Eeh, malah si Jess yang mukanya masem minta ampun.
Aku sampai berpikir kok ini kayak aku yang mau diperkosa dia yah ???
(^~^;;)a

PATS !

Mati lampu.
Khas musim di Indonesia, hobi mati lampu kayak minum obat...(=_=")

"Eeh ?? Kok gelap Lan ???" Jess mulai panik.

"Mati lampu lah neng. Gitu aja kok gak tau ?" Jawabku sekenanya dan mengambil lilin di lemari.

"Kok dimatiin ? Hidupin lagi lah." Kata Jess dengan polos.

Aku melongo mendengarnya hingga tanganku berhenti mencari lilin.

Aku langsung tertawa mendengarnya.
"Dasar anak orang kaya. Gak pernah kena musim mati lampu ya ? Kalo mo minta idupin, bilang sama orang PLN nya sono. Ini bukan aku yang matiin, Jess...dari pembangkit listriknya yang matiin. Hemat listrik katanya." Aku mendengus tersenyum geli mendengarnya bicara demikian tadi.

Jess tidak menjawab dan aku tahu wajahnya pasti memerah malu.

Aku baru saja menyalakan lilin dan tiba-tiba pintuku diketuk kembali.
Jess otomatis meraih wignya dan memakainya lagi.

Aku membuka pintu dan langsung melihat Rangga berdiri di depan.

"Apa ga ?" Tanyaku heran.

"Yok diajak ngumpul sama anak-anak. Mumpung mati lampu, lagi pada ngadain acara cerita horror. Tuh, semua lagi ngumpul di ruang nonton. Ajak aja Jess." Kata Rangga sambil melirik Jess yang ada di dalam kamar.

Aku menoleh pada Jess yang berdiri menghampiriku.
"Ayo lah. Bosan juga mati lampu begini." Jawab Jess dengan suara beratnya.
Aku meringis mendengarnya. Aku tahu maksudnya 'bosan' adalah karena tertundanya acara pacaran kami. (=v=")

Aku mengikuti Jess keluar dan kami semua berkumpul di ruang nonton.
Dika, Adit, Rangga dan Doni duduk di lantai dengan satu lilin menyala di tengah-tengah mereka. Entah kenapa mereka duduk melingkar seperti itu seakan hendak melakukan ritual gelap. (=_=")

Aku dan Jess duduk masuk dalam lingkaran mereka dan semuanya hening.

"Yang punya cerita hantu, ceritain di sini ya..kita taruhan. Yang takut, traktir makan oke ?" Kata Doni.
Kami semua mengangguk karena gak ada gunanya nolak juga. Pasti dipaksa ujung-ujungnya.

"Oke, gue duluan ya." Adit berdeham dan menegapkan duduknya.
Kami hanya diam melihatnya dalam remang-remang cahaya lilin.

"Gue baru aja pulang kerja malam jum'at itu..." suara Adit diubah serius demi upayanya menakuti kami.

"Itu udah jam 12 lewat karena gue lembur...pas gue lewat gang di jalan jengkol, ada cewek di sudut gang lagi berdiri diam gitu...pakaiannya gak putih tapi merah hati dan rambutnya panjang sepinggang. Gue gak liat wajahnya karena ketutup rambutnya semua..." Adit yang bercerita saja meneguk ludah karena ceritanya sendiri.

"Trus dia ngejar loe ? Dah basi Dit." Celetuk Rangga tiba-tiba hingga menghilangkan suasana seram. Kami tertawa mendengarnya.

"Gak lah bro ! Jangan motong dulu napa ???" Adit mendelik padanya dan Rangga melempar kacang yang akan dimakannya.

Rangga diam kembali dan Adit melanjutkan ceritanya.
"Gue lewat di depan cewek yang berdiri kayak patung itu. Pas gue lewat, gue langsung dengar suara cekikikan gitu...hihihi..hihihi..." Adit menirukan gaya kuntilanak tertawa. Kami masih santai saja mendengarnya.

Unusual VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang