#34# Masa muda~

1.1K 106 4
                                    

Jess POV

Aku menatap wajah pria yang sedang tertidur pulas di depanku. Ia menelungkup memeluk bantal dengan wajah yang sangat lucu.

Ya, aku menyadari bahwa aku mencintai Dylan...
Aku tidak tahu kenapa aku bisa menyukainya.
Tidak tahu apa yang telah dilakukannya hingga membuatku resah jika tidak melihatnya.

Aku tahu Dylan marah padaku beberapa hari yang lalu dan aku sendiri tidak tahu alasannya.
Aku tidak bisa keluar rumah untuk meminta maaf ataupun berbicara dengannya karena Dave mengekoriku sepanjang waktu.

Saat melihatnya tertidur seperti ini, tentu saja membuatku sangat senang. Ada bunga-bunga yang bermekaran di hatiku dan rasanya angin bisa berhembus meniupkan semua kegelisahanku.

Malam saat kami berjalan kaki untuk pulang ke rumahku pun sangat kunikmati seakan tidak akan pernah terjadi lagi. Aku bisa bicara dengan Dylan seperti biasa dan dia pun tersenyum seperti dulu kembali...

Aku teringat akan kisah Cinderella saat menikmati momen-momen bersamanya. Aku memang menganggap Dylan seperti seorang pangeran dalam dongeng dan tanpa sadar aku mengatakannya.

Aku lebih terkejut saat mendengar Dylan mengatakan aku boleh menganggapnya sebagai pangeran.

Yang kurasakan tentu saja aku senang sekali mendengarnya dan membiarkan diriku berimajinasi bahwa hubungan kami bisa menjadi lebih dekat.
Tanpa kusadari aku berubah menjadi egois untuk memilikinya...

Entah keberanian apa yang merasukiku saat aku berani mengecup pipi Dylan sebelum tidur. Aku bisa melihat wajah terkejutnya sebelum aku berlari meninggalkan tempat itu karena malu.

Dan pagi ini pun aku kembali ke kamarnya hanya untuk melihat wajah tidurnya. Aku bahkan bangun pagi-pagi sekali dan hanya tidur beberapa jam saja karena takut tidak bisa melihatnya.

Aku tidak sadar senyum terus merekah di wajahku saat memperhatikannya tertidur dengan dengkuran pelan seperti itu. Rasanya aku tidak pernah bosan memandangi dirinya.

Normal POV

Tidurku sangat pulas. Mungkin karena aku sangat mengantuk akibat tidur jam 2 pagi.

Entah kenapa ada yang mengusikku hingga aku terbangun karena merasakan ada tatapan ke arahku. Instingku mengatakan ada yang sedang memperhatikanku.

Aku membuka mata perlahan dan memgernyit saat cahaya matahari masuk ke dalam mataku.

Tanpa sempat mengenali sekeliling, aku langsung terkejut melihat wajah Jess yang tersenyum mengamatiku.

Kesadaranku langsung muncul dan aku berbalik terkejut.
"Jess ! Apa yang kau lakukan di sini ?? Kenapa kau bisa masuk ???"
Suaraku serak karena masih belum melakukan tes vokal...(=_=")

"Aku hanya ingin melihatmu tidur. Dan lagi kau tidak mengunci balkonmu hingga aku bisa masuk dengan mudah." Jawabnya ringan seakan perbuatannya tidak salah sama sekali.

Aku memandang ke arah balkon yang ditunjuknya dan menyadari bahwa aku memang lupa menguncinya tadi malam.

Pandanganku langsung berpindah pada perutku yang berotot. Aku terkesiap karena menyadari aku tidak memakai pakaian saat tidur kemarin. Karena efek panas yang dihasilkan Jess kemarin membuatku melepaskan pakaianku. Tubuhku rasanya sangat gerah setelah kejadian itu.
Jadinya aku hanya mengenakan celana panjangku saja.

Lirikan mataku berpindah ke arah Jess yang ternyata sedang memperhatikan dada telanjangku. Ia tersenyum-senyum dengan rona merah di pipinya.
(Jess sedang sibuk berpikir, O-em-ji ! So sexy !!! Posenya yang disinari matahari begitu, sangat keren !!!)

Otomatis tanganku langsung mengambil bantal terdekat dan menutupi tubuhku. Wajahku memerah dan sedetik kemudian Jess tertawa melihatku.

"Astaga Dylan...kau ini seperti wanita saja ! Kenapa ? takut kulihat ???" Ejeknya.

Aku langsung membelalak ke arahnya. "Apa ???"

"Kau 'kan cowok. Ngapain takut badanmu dilihat ??? Toh juga gak jelek kok...kekar juga..." kata Jess masih cekikikan.
Wajahku semakin merah mendengarnya. Bahkan jantungku pun berdentum-dentum keras.

Ada rasa bangga saat Jess memuji tubuhku karena inilah satu-satunya perkembangan dari tubuhku yang tidak membutuhkan darah darinya.

Aku tidak bisa berkata apa-apa karena detak jantungku yang kencang membuat pikiranku kacau.

Pintu kamarku diketuk dan kami berdua menoleh. Aku baru saja akan beranjak ke arah pintu saat tiba-tiba pintu itu terbuka langsung.

Aku membelalak karena tidak habis pikir melihat cara keluarga Jess menyambut tamu mereka. Tidak pakai permisi dan langsung nyelonong saja...(=_=")
Ups, salah...udah permisi tapi pake ketok bentar doang !

Suara ibu Jess lebih dulu sampai ke telingaku daripada sosoknya.

"Yuhuuu ! Selamat pagi Dylan ! Apa tidurmu nyenyak~~?"

Beliau masuk dan matanya langsung terkejut melihat putrinya berada di kamar yang kutiduri dengan diriku yang bertelanjang dada.

Aku pun ikut terkejut melihat kehadirannya dan cepat-cepat berusaha menjelaskan apa yang terjadi.

"A..ah ! Anu..tante...ini bukan seperti yang tante bayangkan ! Jess eh maksudku Ica tadi---" belum sempat aku menjelaskan semuanya, mata ibunya langsung berbinar-binar.

"Oh astaga !!! Dylan ! Badanmu kekar sekali nak !!!" Pujinya sambil langsung berjalan cepat menghampiriku dan memegang bahuku dengan mengamati otot-ototku.

"Ha...hah ???" Aku terbengong melihat reaksi ibu Jess yang sibuk mengagumi tubuhku.

"Ya ampun...tante sampai teringat bagaimana om punya badan kayak kamu ini waktu dulu ! Sayang aja sekarang dah jadi one pack !" Ibu Jess terus saja berceloteh hingga membuatku kehilangan kata-kata.

Aku mulai jengah juga diperhatikan oleh kedua wanita ini dan aku berusaha menghindar dari ibunya yang tak segan-segan menekan otot perutku.

"Maaf tante...ada apa ya tante kemari ?" Aku berusaha mengulas senyum sambil sibuk mengambil sesuatu yang bisa menutupi tubuhku.
Bangga sih bangga...tapi kalo diliatin gitu ya seram juga ! (=A=;;)

"Ah, tadi tante pikir kamu belum bangun makanya mau bangunin sekalian ajak sarapan bareng..." jawab beliau tersenyum lebar.

"Oohh...anu...tante gak heran kenapa Ica di sini ?" Tanyaku lagi dengan grogi.

Wanita paruh baya itu menoleh ke arah Jess yang kelihatan tenang-tenang saja.
Ia kemudian memandangku lagi.

"Gak." Jawabnya singkat.

Aku membelalak mendengarnya. Ibu Jess langsung tertawa dan memukul lenganku.

"Ica itu sering ngeliatin orang tidur ! Jadi, tante biasa aja ! Kenapa ? Kamu pikir tante mikir macam-macam ???" Ia masih tertawa. Aku mengangguk.

"Iya...habisnya kondisinya saya gak pake baju begini...'kan bisa salah paham...padahal saya cuma gerah jadi gak pake baju buat tidur semalam..." jelasku dengan grogi.

"Tante tau kok ! Soalnya sekarang 'kan kondisinya kamu yang gak pake baju, bukan Jess ! Jadi, tante gak khawatir ! Hahaha !" Beliau tertawa keras sekali sehingga membuatku semakin melongo melihatnya.

"Setidaknya tante khawatir kek anaknya ngapain di kamar cowok..." gumamku menggeleng pelan.

"Halah ! Palingan Jess juga terpukau liat badan kamu ! Tante biasa aja kok, Dylan...namanya aja masa muda~ ckckck." Ia berdecak dan menggoyangkan telunjuknya ke arahku dengan dramatis.

Orangtua macam apa ini ??? (0A0")

Unusual VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang