#28# Suddenly

1.1K 114 6
                                    

Aku mulai menikmati pekerjaanku ini. Sudah hampir sebulan aku bekerja di The Kingdom.
Peringkatku bahkan sudah naik hingga peringkat 3.
Banyak langgananku yang sering datang hanya untuk mengobrol denganku.
Yah, tentu saja aku cukup senang dengan hal ini. Selain menambah penghasilanku, aku juga mendapat banyak teman. (^0^)9

Aku sudah mengerti bagaimana caranya bergaya agar lebih baik hingga tidak membutuhkan darah untuk memperbaiki penampilanku lagi. Malah banyak orang mengatakan aku tampan dengan rupa yang belum sempurna seperti ini.

Ting ! Tong !

Bel berbunyi menandakan tamu untukku telah datang. Aku langsung beranjak setelah duduk santai dengan mengotak-atik smartphone baruku.
#cieeee...

Aku mampir ke layar besar yang menampilkan nomor ruangan yang harus kulayani.
Oh, ruang 12...dan tamuku seorang wanita...
Aku langsung berjalan menyusuri koridor ke pintu berangka 12 yang terletak di sudut.

Kurapikan jas yang kukenakan dan aku mengulurkan tangan untuk membuka pintunya.

"Selamat datang di The Kingdom, tuan putri." Aku membungkuk memberi hormat sebelum melihat tamuku.

"Dylan ?"

Suara itu mengejutkanku. Aku mengerjap selama beberapa detik sebelum menegapkan diriku kembali. Mataku langsung terbelalak melihat siapa yang menjadi tamuku kali ini.

Seorang wanita dengan gaun putih berenda panjang dan rambut terurai panjang sepinggang.

Ekspresiku langsung berubah menjadi masam dan tamu ini benar-benar merusak mood-ku saat ini.

"Sedang apa kau di sini ?" Tanyaku dengan suara yang jelas-jelas tidak ramah sama sekali.

"Aku hanya kebetulan masuk ke kafe ini karena sedang melarikan diri dari Dave..." jawab Jess.

Aku mendengus dan melipat tangan di dada. "Melarikan diri ya ? Kukira kau menikmati sekali kencanmu dengan Dave tercinta~"

Jess langsung membelalak mendengar kata-kataku.
"Dylan !"

"Apa ? Aku 'kan hanya mengatakan fakta. Untuk apa kau melotot padaku ???" Balasku.

"Aku benar-benar bingung menghadapimu, Dylan...kau ini kenapa sih ? Apa aku berbuat salah padamu ???" Jess terlihat frustasi.

"Ooh, tentu saja tidak. Kau mana pernah berbuat salah padaku~" aku memutar bola mataku jengah dengan pembicaraan ini.

"Jadi kenapa kau tidak senang melihatku ??? Kau terlihat menghindariku padahal kita teman 'kan ???" Jess kembali membelalak padaku.

Jleb !
Entah kenapa aku tidak suka mendengar kata-katanya barusan. Mood ku semakin jelek saja...
Dan mukaku semakin mengerut sebal.

"Aku tidak menghindarimu. Aku hanya tidak mau mengganggu acara kencanmu." jawabku.

"Kau bohong."

Kata-kata Jess membuatku terkejut. Aku menoleh padanya dan dia sedang menatapku tajam.
Tiba-tiba ia menyeringai ke arahku.

"Kau lupa kalau aku bisa membaca pikiranmu ?" Katanya mengingatkan.
Ups, ya aku lupa...

Jess tiba-tiba menekan tombol merah di dinding yang langsung membuatku meneguk ludah. Sialan !

Ia menatapku beberapa detik dengan ekspresi yang tidak bisa ku artikan.
Hanya dalam beberapa detik, pintu di belakangku menjeblak terbuka.

"Mohon maaf, tuan putri. Ada apa anda memanggil saya ? Apa host kami bersikap tidak sopan pada anda ?" Mamicitta muncul dengan tergopoh-gopoh.

"Host kalian terlihat tidak senang melayaniku." Jawab Jess hingga membuatku membelalak padanya. Apa-apaan ini ??? Dia mengadu ???

"Oh, mohon maaf sekali lagi, tuan putri...apa saya perlu mengganti host untuk anda ?" Mamicitta menunduk memohon maaf.

"Tidak, tidak perlu. Cukup beritahu dia, aku tidak mau pelayanan seperti ini." Tegas Jess dengan sorot mata tajam.
Ooh pintar sekali dia !

"Tentu saja, nona..." kata Mamicitta sambil menunduk memberi hormat.

Mamicitta berbalik ke arahku dan memberikan tatapan yang sungguh menusuk. Aku tahu apa yang mau dikatakannya...(=_=")

"Dylan, dengarkan aku baik-baik. Aku tidak mau tahu apa yang telah terjadi antara kau dan tamu kita. Tapi, kuharap kau bersikap profesional dengan tetap seperti host. Kau dengar kata tamu kita tadi ? Dia tidak ingin kau bermasam ria seperti ini. Jadi, walaupun dia mantanmu kek atau apalah, tetap layani dia dengan ramah atau kupotong gajimu !" Kata-kata ramah Mamicitta langsung berubah menjadi ancaman pada akhirnya.

"Cih ! Mantan apaan ? Pacar aja bukan !" Dengusku sebal.

"Kau curcol ?" Seringai Mamicitta.
"Tidak." Jawabku cuek.
"Kalau tidak, kerjakan tugasmu dengan benar !" Balasnya sedikit keras sambil memukul lenganku pelan.

Mamicitta langsung meninggalkan kami kembali. Aku hanya bisa menghela napas pasrah melihat gadis yang duduk penuh kemenangan di depanku ini.

Unusual VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang