Jess terdiam cukup lama mendengar kata-kata dingin yang kuberikan padanya. Aku tidak bisa bersikap baik lagi padanya karena ia sudah membuatku kesal setengah mati.
"Sebenarnya...aku mencarimu karena aku...ingin minta maaf padamu..." suara Jess terdengar kecil sekali dan ia tidak berani duduk di dekatku. Sekarang kedudukan kami seperti terbalik, aku yang raja dan dia adalah budaknya.
"Kau ingin aku menjawab apa ? Kau sudah bisa membaca pikiranku, bukan ? Apa masih perlu kukatakan lagi ?" aku mendelik padanya. Jess kembali tersentak terkejut mendengar kata-kataku.
"A..aku...benar-benar tidak bermaksud menyinggungmu waktu itu...aku hanya menganggapmu temanku jadi...tanpa sadar aku terus menyuruhmu ke rumahku karena harusnya kau tahu kalau aku tidak bisa keluar rumah..." Jess menggenggam ujung renda lengan bajunya. Ia menunduk tanpa melihatku seperti anak yang bersalah.
"Lalu sekarang ? Buktinya kau bisa keluar untuk menerorku setiap hari." Bantahku segera.
Jess membelalak, "Aku tidak menerormu !" katanya cepat.
"Tidak ? Tapi, setiap hari aku harus hidup ketakutan dan bersembunyi karena takut kau temukan, Jess. Apa kau ingin dengar perkataan jujur dariku sekarang ? Aku tidak akan segan-segan lagi padamu." Aku menghela napas panjang dengan jantung berdentum keras karena amarah.
Aku berdiri dari dudukku dan memandangnya tajam. Tanganku berkacak pinggang seperti ayah yang akan memarahkan anaknya.
"Apa kau tahu kalau aku bisa saja tidak lulus ujian karenamu ??? Ohh, tentu saja kau tak tahu karena kau tak perlu bersusah payah bersekolah sepertiku ! Aku lupa kalau anak orang kaya sepertimu bisa memanggil guru privat atau membeli ijazah sekalian !" aku mendengus kesal. Jess terlihat ketakutan mendengarku bicara seperti itu, tapi aku tidak peduli lagi.
"Awalnya aku masih berbaik hati menemanimu karena aku merasa berhutang budi dan menganggapmu teman baik. Tapi, tidak kusangka 'teman baik' ku ini malah menganggapku sebagai budak ! Pelayan ! Bahkan pengawal pribadi seorang nona besar !"
"Aku tidak menganggapmu begitu !" sergah Jess cepat.
"Diam ! Bukannya kau kemari karena kau mau mendengarkan apa yang kukatakan ??? Jadi, diam saja dan dengarkan semua uneg-uneg yang membuatku hampir muntah saat ini !" aku mendesis tajam dengan wajah merah karena marah. Jess terdiam kembali dengan takut.
"Aku tahu kau tidak bisa keluar, kau tidak punya teman lain selain diriku. Tapi, apa aku perlu bangga dengan hal itu ??? Tidak ! Aku tidak bangga menjadi satu-satunya teman bagi seorang nona besar ! Mungkin dulu ada, tapi rasa bangga itu sudah hilang menjadi rasa kesal dan amarah yang menumpuk !"
"Aku tahu aku berhutang padamu karena kau telah merubahku menjadi wujud yang lebih baik dari diriku di waktu dulu. Aku tidak lagi pendek, gendut, dan kribo ! Dan aku juga tidak pernah lupa bahwa kau lah yang selalu membantuku saat aku di-bully oleh anak-anak di sekolah ! Aku ini bukan kacang yang lupa pada kulitnya, Jess...aku tetap ingat semua kenangan dan kebaikan yang pernah kau berikan..."
"Tapi, nampaknya sebaik apapun aku berusaha membalas budimu, aku tetap dianggap pelayan dan budak ! Aku tahu kalau keluargamu keturunan yang sangat agung ! Tapi, setidaknya kalian tidak perlu menghina kaum lain seperti ini ! Aku punya harga diri, Jess !" aku memberinya tatapan tajam tepat pada bola matanya.
"Kau tahu kenapa aku menghindarimu ? Aku takut padamu Jess...aku takut..."
"Aku menginginkan hidup normal seperti manusia biasa walaupun aku bukan manusia ! Tapi, dengan terus bersamamu, aku tidak lagi mendapatkan kebebasan yang aku inginkan. Setiap langkah yang kuambil aku harus mempertimbangkan apakah aku akan menyakitimu atau tidak. Sumpah yang kulakukan pun kini kusesali..." ada tatapan sedih dalam mataku saat aku memandangnya yang gemetar.
"Kau tahu apa yang kusesali ? Aku memang tidak memiliki niat untuk mencelakaimu sama sekali. Tapi, jika terus seperti ini...kurasa aku lebih memilih mati daripada harus terus menerus dikekang oleh keluargamu..." aku menghempaskan diriku di sofa kembali dan menjambak rambutku dengan frustasi.
Sudah kukatakan semua yang ingin kukatakan...aku tidak tahu lagi dan tidak mau tahu apa yang akan dipikirkan oleh Jess. Rasanya aku ingin menghilang dari tempat ini...
"A...apa aku sudah boleh bicara...?" suara Jess terdengar ketakutan dan sangat kecil. Aku tidak menjawabnya dan tetap diam menunduk masih memangku kepalaku yang mungkin sangat berantakan saat ini.
"Dylan..." Jess melangkah satu langkah ke arahku dan aku memalingkan wajah.
"Aku...aku benar-benar tidak bermaksud menganggapmu sebagai budak ataupun pengawal pribadiku sama sekali ! Aku sendiri tidak tahu apa yang terjadi padaku dan aku hanya ingin kau berada di dekatku... maaf kalau aku membuatmu sangat tersiksa seperti ini...aku sama sekali tidak berniat menerormu dengan mencarimu seperti ini...hanya saja aku merasa aku harus minta maaf padamu karena aku telah menyinggungmu...mungkin kata-kataku sangat kasar hingga kau tersinggung tapi aku tidak mengatakannya karena aku menganggapmu budak ! Aku hanya merasa karena kita akrab...jadi aku tidak perlu berkata formal padamu... tapi, nampaknya perkataanku salah..." Jess menunduk dan aku menebak ia hampir menangis.
"Dan...jika keluargaku membuatmu merasa tidak nyaman, tolong maafkan mereka...aku mewakili mereka untuk meminta maaf padamu...aku tahu kau tidak jahat, Dylan...tapi, aku sadar kalau aku memang sedikit keterlaluan..."
"Aku terlalu menganggap diriku yang dikurung di rumah sebagai seorang putri raja...tanpa sadar aku jadi sering membuatmu bolak-balik ke rumahku hanya karena aku ingin melihatmu saja..."
"Untuk apa kau melihatku terus menerus ??? Memangnya kau tidak bosan hanya bergaul dengan satu orang saja ???" Aku mengernyit dengan sebal ke arahnya.
"Tidak ! Aku tidak bosan sama sekali ! Aku...aku mencintaimu Dylan ! Karena itulah aku ingin selalu melihatmu !!! Maaf kalau selama ini aku membuatmu tidak nyaman ! Aku tidak akan mengganggumu lagi !" Jess langsung berlari keluar dari ruangan itu setelah mengatakan kata-kata yang membuatku tertegun selama beberapa detik.
Apa yang baru saja dikatakannya...???
KAMU SEDANG MEMBACA
Unusual Vampire
VampirosJika biasanya di film-film, vampire selalu digambarkan memiliki paras rupawan melebihi manusia biasa, hal itu sama sekali tidak terjadi padaku... Kenapa bisa kukatakan demikian ? Karena aku adalah vampire yang menyedihkan... Buruk rupa, pendek, gend...