#48# Fakta dan Renungan

941 87 4
                                    

Aku tidak mengejar Jess yang berlari entah kemana. Aku mematung berusaha mencerna apa yang baru saja diucapkannya beberapa menit lalu.

Siapa yang dikatakannya ?
Aku ?
Lalu, siapa yang mencintaiku tadi ?
Dia ?

Butuh beberapa menit bagiku untuk mencerna dan akhirnya aku benar-benar terkejut saat menyadari bahwa Jess mencintaiku !

Selama ini karena kami sering bersama, aku tidak menyadari bahwa tentu saja dia adalah seorang gadis yang sendirian dan kehadiran pria sepertiku yang menjadi teman baginya akan mengubah perasaan yang ada di hatinya. Kata 'Teman' tidak lagi ada pada dirinya.

Aku melupakan hal itu karena aku tidak memiliki rasa cinta seperti yang diucapkannya tadi...aku terlalu terbiasa dengan kehadirannya sampai tidak menyadari hubungan yang ada pada manusia seperti itu.

Aku berjalan keluar dari ruanganku tadi dan Mamicitta melihatku berjalan termenung seperti itu.

"Dylan ! Wanita itu berhasil menemukanmu ??? Aku tidak tahu kalau dia ternyata berniat menemuimu dengan mem-booking host di si---" belum selesai Mamicitta berbicara, aku langsung mengangkat tanganku ke arahnya memintanya berhenti.

"Aku tidak jadi berhenti, bos...dia sudah menemukanku dan kami sudah bicara...tidak ada lagi yang harus kuhindari...maaf, aku pulang duluan hari ini..." kataku pelan dan aku langsung berjalan keluar dari kafe.

Aku berjalan tanpa menyadari kemana aku pergi. Rasanya otakku terlalu berat menerima semua perkataannya tadi. Aku tidak bisa menerima semua itu dengan mudah !

Aku tidak tahu apa yang dilihat Jess dariku hingga ia bisa jatuh cinta padaku.

Saat aku terus melangkah, aku mulai memikirkan bahwa selama ini aku tidak menyadari rona merah yang selalu muncul di wajah Jess saat berbicara padaku. Ia bahkan terkadang gugup dan malu-malu yang membuatku bingung beberapa waktu lalu. Bahkan saat ia menawarkan darahnya padaku, aku tidak pernah berpikir bahwa ia akan jatuh cinta padaku.

Barulah kusadari kalau Jess sering memperhatikanku dan aku sering memergokinya sedang melihatku diam-diam. Aku baru mengerti arti tatapannya itu sekarang...

Lalu, apa perasaan yang kumiliki untuknya...? Aku tidak pernah memikirkan itu sama sekali. Bagiku, Jess hanyalah temanku. Tidak lebih.

Aku mengenyahkan kata-kata yang diberikan Jess tadi padaku dan langsung melangkah pulang ke rumah. Aku tidak ingin membuat diriku lebih pusing dengan perasaannya itu. Setidaknya aku bersyukur karena dia tidak akan mencariku lagi karena aku telah mengatakan seberapa kesalnya aku dengan tindakannya.

***

Aku bekerja seperti biasa keesokan harinya. Aku masih tidak memikirkan kejadian kemarin dan hanya menganggapnya sebagai sebuah mimpi buruk yang telah berlalu. Aku bahkan melakukan semua pekerjaanku dengan tenang.

Saat makan siang pun, aku tidak perlu mengendap-endap melihat pintu depan dimana dia akan muncul untuk mencariku lagi. Aku cukup berjalan dengan tenang karena tahu dia tidak akan datang lagi.

Apa aku tidak punya hati lagi ??? Terserah kalian mau bilang apa...tapi, aku sangat senang dia tidak lagi menggangguku.

Tapi, di tengah-tengah kesenanganku itu tiba-tiba terbersit sebuah pikiran yang menggangguku.

Apa dia menangis seharian di rumah?
Apa dia sangat sedih dengan apa yang kukatakan padanya ?
Apa aku terlalu kejam padanya ?

Muncul perasaan tidak enak di hatiku. Aku tidak mau Jess terluka karena kata-kataku. Aku hanya berharap apa yang kukatakan waktu itu hanya agar dia sadar. Bukan maksudku untuk menyakitinya. Ya, aku sekarang merasa bersalah...

Mungkin nanti jika dia datang karena emosinya telah mereda, aku akan minta maaf padanya. Kuputuskan seperti itu saja dan aku kembali melanjutkan hidupku yang tenang.

Unusual VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang