#32# I know

1.1K 114 2
                                    

Kami berjalan kaki hingga ke depan rumah Jess jam 1 malam.

"Terima kasih sudah mengantarku pulang...kau masih harus jalan ke rumahmu lagi 'kan ? Apa perlu kuminta supirku mengantarmu ?" Jess terlihat tidak enak padaku.

"Tidak perlu. Aku tidak masalah jalan kaki lagi. Lagian supirmu pasti sudah tidur nyenyak. Tidak usah membangunkan hanya untuk merepotkannya." Kataku tersenyum padanya. Yah, aku tahu aku berniat bolos besok...pasti ngantuk...(=_=")

Belum sempat Jess berkata apapun lagi, pintu rumahnya tiba-tiba menjeblak terbuka dengan kuat. Aku belum sempat melihat siapa yang keluar malam-malam begini,
tiba-tiba...

PLAK !

Sebuah tamparan keras mendarat di pipiku. Aku terkejut dan sedetik kemudian merasakan perih di bekas tamparan tadi.

"Dasar kurang ajar !!! Apa maumu dengan menculik princess ???" Suara Dave bergaung keras di tengah malam sepi itu.

Aku menoleh dan melihat Dave menatapku murka. Napasnya menderu-deru emosi.

"Dave !!! Beraninya kau !!!" Jess menjerit marah dan sedetik kemudian aku melihat kelebatan gaunnya melesat di depanku.

PLAAKK !!!

Tamparan yang lebih keras mendarat di pipi Dave. Aku membelalak melihatnya sementara Jess terlihat sangat marah.

Beberapa detik kemudian, ada darah mengalir di sudut bibir Dave. Mataku semakin membelalak sambil membayangkan seberapa kuat Jess memukulnya tadi. Untung saja Dave tidak menamparku sekuat Jess. Setidaknya wajahku terselamatkan dari pukulan mematikan...("=~=)

"Atas dasar apa kau memukul Dylan, hah ???" Jess mendelik padanya tajam.

"Saya hanya melindungi anda, princess ! Dia seenaknya saja menculik anda sementara saya mencari-cari anda seharian !" Dave membelalak padanya.

"Memangnya kau siapa ??? Belum menikah saja sudah melarangku bergaul dengan siapa ! Aku tidak minta pengawal yang harus mengekoriku kemana-mana ! Dan kau sama sekali tidak punya hak memukul temanku ! Dasar brengsek !!!" Maki Jess keras hingga membuat kami berdua terkejut.

Suara Jess membuat beberapa orang berdatangan dari dalam rumahnya. Ternyata orangtua Jess bahkan belum tidur karena menunggu anaknya pulang.

"Sayang ! Kau pulang nak..." ibu Jess terlihat khawatir. Namun, wajah ayahnya sudah hampir meledak marah.

Sebelum beliau sempat memarahi anaknya, Jess lebih dulu berteriak.

"Aku tidak mau lagi ada si brengsek ini di dekatku, dad !!! Enyahkan dia dari hadapanku !!! Dan jangan minta aku menikahi si sialan ini !!! Belum menikah saja dia sudah berani menampar temanku !!! Memangnya dia tahu apa yang dilakukan Dylan padaku ??? Dia mengantarku pulang karena khawatir akan keamananku !!! Sedangkan si brengsek ini tidak tahu apa-apa dan langsung menamparnya begitu saja !!! Apa haknya memperlakukan temanku seperti itu ??! Aku berhak punya teman !!! Dan aku benci harus hidup di kurung seperti ini oleh kalian !!! Berhentilah menganggapku seorang putri !!! Aku juga manusia biasa !!! Aku butuh bersosialisasi ! Bukan dikekang oleh pria tak berotak seperti dia !!!" Jess kelihatan sangat marah sehingga membuat kami semua terkejut.
Mungkin orangtuanya juga terkejut mengingat putri mereka selalu berbicara halus dan tiba-tiba bisa menjerit seperti ini.

Ibunya hendak membuka mulut untuk bicara tapi Jess kembali memotongnya.

"Jangan menyuruhku untuk diam lagi, mom ! Aku perlu mengatakan ini semua agar kalian tahu ! Aku bukan boneka yang harus dipajang setiap hari di dalam kastil ! Dan tanpa mengetahui perasaanku, kalian langsung menjodohkan aku dengan pria sialan ini !!! Aku muak diperlakukan seperti ini !!!" Jess menarik bando putihnya dengan keras dan melemparnya ke lantai.
Napasnya menderu-deru karena ia terlalu marah untuk melampiaskan semuanya.

"Selama ini aku selalu menuruti kata-kata kalian...tapi, tidak bisakah kali ini mom dan dad tidak memaksaku menikahi Dave ??? Aku benar-benar tidak mau....!!!" Mata Jess berkaca-kaca dan beberapa detik kemudian dia sudah menangis meraung-raung.

Ibu Jess terkejut melihat anaknya menangis seperti itu. Mungkin itu adalah pertama kalinya Jess menangis di depannya.

Aku yang terkejut juga, tanpa sadar langsung merangkul Jess dan berusaha menenangkannya.

"Oh, astaga..." gumamku karena tidak menyangka akan terjadi hal seperti ini. Rasa kantuk tadi langsung menghilang karena teriakan-teriakan Jess.

"Maaf kalau saya ikut campur dalam masalah keluarga anda, om dan tante...tapi, tadi Jess ah ! Maksud saya princess Ica hari ini bercerita banyak pada saya mengenai ketidaksukaannya dengan Dave... saya sendiri juga tidak sengaja bertemu dengannya hari ini...saya hanya berharap om dan tante tidak memaksa Ica untuk melakukan pernikahan ini...Ica terlihat tertekan saat membicarakan masalah ini dengan saya..." aku berusaha berbicara sangat sopan pada orangtua Jess.

Mereka tertegun mendengarku bicara dan keduanya berusaha memikirkan hal itu.

"Apa yang kau katakan ??? Kau mau mengadu domba kami ???" Dave terlihat marah ke arahku. Tapi, aku tidak takut dengan tatapannya sama sekali.

"Saya tidak berniat mengadu domba, tuan Dave. Hanya saja jika anda sebagai tunangan Ica memaksanya kencan dengan anda terus menerus, bukankah anda membuat Ica tertekan ? Menurut saya benar yang dikatakan Ica tadi, anda belum sah menjadi suami Ica, tapi kenapa anda semena-mena mengatur hidupnya seakan anda telah resmi menikah dengannya ?" Ujarku dengan serius.

Orangtua Jess tertegun kembali. Ayahnya langsung memandang Dave.

"Apa itu benar ? Apa yang telah kau lakukan pada anakku ???" tatapnya tajam.

"Sa...saya benar-benar sedang difitnah, tuan Palmore !!! Dia berusaha menjauhkan saya dari princess Ica !" Bantah Dave.

"Jelas-jelas kau tadi berani-beraninya menampar temanku tanpa tahu apa yang terjadi ! Masih saja kau berbohong ! Mom dan Dad lihat bagaimana dia berusaha berbohong di depan kalian ??? Jika aku menikah dengannya, apa kalian tidak takut dia akan menipu kalian ??? Aku tahu dia sebenarnya berniat jahat pada keluarga kita !" Mata Jess menusuk Dave dengan tajam.

"Tolong tinggalkan kediaman kami, Dave." Suara ibu Jess mengejutkanku.

Dave bahkan ikut terkejut mendengarnya.
"Apa yang anda katakan ???"

"Aku percaya pada anakku, Dave. Dan ini adalah pertama kalinya dia menangis di depan kami setelah bertahun-tahun dia menjadi anak penurut...Ica tak akan berteriak seperti itu jika ia tidak benar-benar membenci suatu hal. Jadi, cepat tinggalkan rumah ini !" Ibu Jess terlihat sangat tegas dan Jess menatap ibunya dengan penuh syukur.

Ayahnya hendak mengatakan sesuatu tapi ibu Jess dengan cepat memandangnya.

"Aku ini ibu dari Ica. Dan aku tahu apa yang harus kulakukan. Aku tidak akan membiarkan anakku menderita di tangan pria yang suka berbohong sepertinya. Hentikan kerjasama dengan perusahaannya, sayang." Perintah ibunya pada ayah Jess yang berdecak.

Hari ini aku baru mengetahui bahwa kedudukan ibu Jess lebih tinggi dari ayahnya dan selama ini hubungan Dave dan Jess terjadi karena adanya kerjasama kedua perusahaan mereka.

Hidup orang kaya memang susah ya...
Hmm...(--__--;;)

Unusual VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang