#44# Menghindar

1K 93 4
                                        

Aku tidak ingat apa yang kuisi dalam kertas jawabanku selama ujian 3 hari itu. Sebisa mungkin semua soal kujawab walaupun aku ragu dengan kebenarannya. (=_=")a

Saat bunyi bel berdentang, aku langsung menggeliat di kursiku dengan menghela napas lega.
Yey ! Ujian berakhir !!!

Wajah yang kusut selama 3 hari seperti akan membunuh orang pun sudah berubah cerah kembali dengan tawa selebar-lebarnya.
(Tapi, gak sampai selebar Kuchisake onna...=__=)

Langkahku terasa sangat ringan karena bebanku sudah selesai. Aku ingin bersantai selama liburanku ini menjelang pengumuman hasil ujian. Tidak terpikirkan sama sekali olehku tentang keluarga Palmore yang mungkin sudah menghubungiku berkali-kali.
Sayangnya mereka tidak akan bisa mencariku karena aku mengganti nomor ponselku dan yang mengetahuinya hanya Mamicitta.

Aku memang berencana untuk menghabiskan waktu liburan dengan bekerja. Tapi, karena Jess mengetahui tempat kerjaku, aku berpikir ribuan kali untuk ke sana.
Aku suka dengan pekerjaanku tapi aku tidak mau diganggu oleh Jess terus-menerus.

Teringatlah olehku bahwa Jess tidak diizinkan keluar kemana-mana oleh orangtuanya jika aku tidak bersamanya. Tuh 'kan, lagi-lagi aku diperlakukan seperti satpamnya Jess !
Ugh...

Kutepis segera kekesalan yang kembali muncul dan aku langsung berjalan ke kafe The Kingdom. Bodo amat !

"Dylan ! Ujianmu sudah selesai ???" Tanya Mamicitta saat melihatku. Aku tersenyum ke arahnya.
"Ya, bos. Hari ini terakhir ujian jadi kupikir aku sudah rindu banget dengan kerjaan host." Jawabku sambil mengedip.

"Oh astaga, kami benar-benar membutuhkanmu. Banyak pelanggan yang mencarimu dan kecewa saat tahu kau sedang cuti !" Kata Mamicitta sambil tertawa. Aku hanya bisa ikut tertawa mendengarnya. Yah, aku memang banyak pesona sih wajar saja jika mereka merindukanku~
(Silahkan muntah bagi readers yang jijay...^^)

Aku sudah akan bersiap-siap ke ruang ganti saat aku teringat akan sesuatu.

"Bos, kau ingat dengan gadis yang mengadukanku waktu itu ? Yang memakai gaun keputri-putrian." Tanyaku sambil memandang wanita berambut pink itu.

"Ah ya. Pacarmu yang berantem denganmu itu 'kan ?" Mamicitta mengernyit berusaha mengingat. Aku balas mengernyit padanya.

"Dia BUKAN pacarku !" Tegasku langsung. Mamicitta tertegun mendengarnya dan mengangguk.

"Baiklah, baiklah. Aku mengerti. Lalu kenapa dengannya ?" Tanyanya.

"Kalau dia mencariku, katakan saja padanya aku sudah tidak bekerja di sini lagi. Jangan berikan dia sebagai klienku. Oke bos ?" Kupandang Mamicitta dengan sangat serius.

"Tidak masalah sih. Tapi, ada apa dengannya ? Kenapa kau sampai harus sembunyi seperti itu ?" Heran Mamicitta.

"Dia menempel terus padaku hingga membuatku risih ! Dia sudah seperti stalker yang membuntutiku kemana-mana ! Bahkan dia lebih lengket dari permen karet yang nempel di rambut !!! Aku cuma ingin hidup tenang bos... masa' gara-gara dia, aku harus berhenti dari sini ???" Kataku dengan sedikit emosi mengingat seberapa seringnya Jess meneleponku.

"Jangan ! Jangan sampai berhenti Dylan ! Banyak pelanggan yang membutuhkanmu ! Aku juga membutuhkanmu sih..." kata Mamicitta cepat.
Tuh 'kan aku tahu kalau aku memang laku di kafe ini...(-____-)

"Nah, kalau tidak mau aku sampai berhenti, setidaknya tolong bantu aku agar tidak usah bertemu dengannya." Seringaiku. Mamicitta langsung memberikan tanda oke padaku.
"Tenang saja ! Akan kuurus semua ini !" Jawabnya mantap.

"Oh ya, jika bos nanti berbicara padanya, jangan lihat matanya. Oke ?" Kataku lagi memperingatinya. Mamicitta terlihat bingung.
"Kenapa begitu ?"

Aku mencondongkan tubuhku lebih dekat ke arahnya dan sedikit berbisik.
"Dia bisa hipnotis. Nanti kalo bos kena hipnotis bisa susah lepasnya." Kataku berbohong. Mamicitta terkejut mendengarnya.

"Hipnotis ??? Astaga ! Bahaya sekali dia ! Baiklah Dylan, aku mengerti. Kau tenang saja." Jawabnya secepat mungkin. Aku hendak tertawa dalam hati melihat reaksinya tapi aku tetap harus memperingatinya karena Jess bisa membaca pikiran.
Dan jika dia membaca pikiran Mamicitta, pastilah dia akan tahu kalau aku masih bekerja di The Kingdom.

Aku tersenyum kembali padanya sebelum mulai kerja. Aku baru siap memakai setelan terbaikku saat tiba-tiba bel panggilan tamu untukku. Aku langsung keluar dan menuju ke ruangan yang dimaksud.
Ah, ini sudah lama sekali aku tidak melakukan hal ini...¦D

Hari ini semua tamu yang kulayani sangat senang denganku. Wajar saja, aku sangat antusias dalam mengobrol dengan mereka akibat terlalu lama meninggalkan pekerjaanku.
Bahkan aku pun pulang dengan sangat gembira. Aku sampai berjingkrak dan bersiul saat pulang.
(^3^)

***

Aku masuk lebih pagi dari host yang lainnya. Aku terlalu senang melakukan semua aktivitasku yang rasanya kemarin telah pergi jauh dariku.

Baru saja aku hendak keluar dari ruang ganti, suara yang sangat familiar membuatku terkejut.

"...Maaf mbak, saya mau host Dylan yang melayani saya jangan host yang lain." Suara Jess otomatis membuat kakiku mundur kembali dan bersembunyi di ruang ganti.
Ngapain dia di sini ??? Kok dia bisa keluar ???
(0A0;;)

"Dylan sudah berhenti dari sini, nona. Jadi, bagaimana dengan host yang lainnya ?" Tanya Mamicitta yang tidak menoleh dari aktivitasnya menghitung uang.
Aku bersyukur dia masih ingat dengan wajah Jess...

"Berhenti ??? Kemana dia ???" Kaget Jess.

"Saya tidak tahu, nona." Jawab Mamicitta masih menghitung lembaran uang yang ada di kasnya.

Jess terlihat kecewa dan tidak bertanya apapun lagi. Ia langsung pergi dan aku bisa mendengar deru mobil yang menjauh dari The Kingdom.

Aku menghela napas lega dan langsung bersandar di dinding. Aku tidak menyangka Jess akan secepat itu mencariku hingga kemari. Dia gigih sekali !

Unusual VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang