Aku mengerjap-kerjap beberapa kali saat melihat Alecia yang menegur kami si taman itu.
"Oh, Alecia. Apa kabar ?" Aku tersenyum sesaat dan menyapanya.
"Tidak terlalu baik..." jawab Alecia dengan sedikit murung. Aku menaikkan alisku melihatnya.
Jess menarik ujung bajuku agar aku menoleh padanya. Dia memberi tanda 'siapa-gadis-itu-?'
"Dia Alecia, gadis yang pernah datang ke kafe dan juga pernah bertemu denganmu. Kau ingat ?" Jelasku lembut.
Jess berusaha mengingat dan ia tersadar lalu mengangguk."Ada sesuatu yang terjadi ?" Tanyaku dengan ramah pada Alecia.
Alecia hendak menjawab tapi pandangannya tiba-tiba memandang Jess dan ia membesarkan bola matanya seakan terkejut.
"Ah ! Bukankah anda pernah bersama Dave ???" Katanya langsung. Kami berdua sama-sama terkejut.
"A..ah, ya. Ada apa ?" Heran Jess.
Alecia langsung melemparkan tatapan kesal.
"Aku menanyai Dave soal wanita ini dan akhirnya dia mengaku bahwa dia bertunangan dengannya ! Tapi, kenapa sekarang kalian berdua berpegangan tangan ??? Kau...jangan-jangan kau playgirl ??? Kau mempermainkan Dave dan juga Dylan ???" Amuk Alecia.
Jess benar-benar kaget seketika."Ah, Alecia...tolong tenang sedikit. Jess bukan playgirl seperti yang kau kira. Dia pacarku dan dulunya memang pernah bertunangan dengan Dave. Hanya saja pertunangan itu telah batal." Jelasku langsung padanya.
Alecia tertegun mendengar penjelasanku.
"Ta..tapi Dave tidak bilang begitu padaku...dia...dia bilang dia akan segera menikah dengan wanita ini !" Bantah Alecia.Kali ini aku dan Jess sama-sama melotot mendengarnya. Berita dari mana itu ???
Otomatis aku memandang Jess dengan bingung. Ia mengangkat kedua bahunya pertanda bingung juga."Kau sendiri juga tahu 'kan kalau mum telah membatalkan pertunangan itu sejak tahu siapa Dave sebenarnya. Aku rasa Dave hanya berbual saja pada Alecia." Kata Jess. Aku mengangguk.
"Memangnya siapa Dave yang sebenarnya ?" Alecia memandang kami penasaran.
Ups, dia tidak boleh tahu hal ini...
"Ah..tidak, tidak ada apa-apa Alecia. Tapi, kusarankan padamu lebih baik kau menjauh dari Dave. Dia bukan pria baik-baik." Saranku padanya.
Alecia terlihat murung."Tanpa perlu kau katakan pun aku rasa aku sudah tidak bisa mendekatinya. Dia sekarang sangat galak dan me...menakutkan !" Alecia berubah memucat.
"Menakutkan ? Maksudmu ?" Aku mengernyit penasaran.
"Dia tinggal di sebelah rumahku dan dia setiap hari selalu pulang malam sekali. Jika aku kebetulan bertemu dengannya, matanya...matanya berubah kuning ! Seperti mata anjing ! Tapi, aku rasa mungkin karena aku terlalu mengantuk saat melihatnya. Lalu, akhir-akhir ini aku mencium bau amis dari rumahnya. Hanya saja aku tidak berani mengatakannya..." suara Alecia semakin mengecil.
Aku dan Jess langsung berpandangan. Kami tahu apa bau amis itu...
Nampaknya Dave sedang berburu.Jess secara tiba-tiba mengambil memo kecil dari tasnya dan menulis sesuatu. Dia memberikan kertas itu pada Alecia.
"Jika Dave berbuat macam-macam padamu, hubungi nomor ini. Ini nomor Dylan dan nomorku. Kami akan membantumu." Senyum Jess dan Alecia terkejut melihat keramahannya. Aku membelalak ke arah Jess.
Jess menarik tanganku meninggalkan Alecia yang terbengong.
"Jess ! Apa yang kau lakukan ??? Memangnya kita ini superhero ??? Aku bahkan belum pernah melawan seorang werewolf ! Walaupun Alecia menghubungi kita, tidak ada yang bisa kita lakukan !" Kataku cepat padanya.
"Setidaknya kau juga tidak akan membiarkan Alecia mati dimakan oleh Dave bukan ??? Kita pikirkan cara menolongnya jika dia benar-benar akan dimangsa oleh Dave. Tapi, kurasa wanita itu tidak akan terlalu bodoh untuk mendekati Dave lagi padahal dia sudah tahu hal-hal aneh pada Dave." Jawab Jess lebih cepat dariku.
Aku hanya bisa menghela napas melihat tingkah Jess. Kutarik dia ke pelukanku dan aku memeluknya erat.
"Jika hal itu terjadi, aku mohon padamu kau jangan ikut campur dalam masalah Dave sama sekali. Dia berbahaya dan aku tidak mau terjadi apapun padamu." Kataku lirih.
Wajah Jess memerah dan ia menggenggam bajuku.
"Baiklah, tapi kau juga harus berjanji tidak akan mati jika melawan Dave." Balasnya.
Aku tertegun dan meregangkan pelukanku sambil menatap wajahnya.
"Kau kira aku pergi ke medan perang dan bakal mati ??? Cari ucapan yang membangkitkan semangat kek ! Ah, kau ini merusak suasana romantis !" Gerutuku ke arahnya.
Jess tertawa tergelak-gelak."Itu 'kan biar dramatis..." kekehnya dan aku tertawa melihatnya.
Aku menggandengnya kembali pulang ke rumahnya dan saat kami masuk, orangtua Jess kebetulan sedang minum teh seperti biasanya.
"Ah, Dylan. Kalian baru saja kencan ?" Tegur ibu Jess.
Aku hanya bisa cengengesan sambil mengangguk.Jess tiba-tiba menarikku untuk menghampiri orangtuanya dan ia memaksaku untuk duduk juga.
"Mum, dad. Tadi kami bertemu seorang wanita yang mengenal Dave. Dia bilang akhir-akhir ini Dave berubah menjadi mengerikan dan ada bau amis dari rumahnya. Dia juga bilang kalau Dave akan segera menikah denganku. Apa-apaan berita itu ???" Cerita Jess cepat.
Orangtuanya mengerjap beberapa kali dan terkejut seketika.
"Kami sudah memutuskan hubungan dengannya, my baby ! Tidak ada pernikahan di antara kalian !" Sergah ibunya Jess.
Jess menghela napas lega dan aku juga mengikutinya.
"Tapi, kurasa kita tetap harus berhati-hati. Dave pasti masih mengincarmu, sayang...sebisa mungkin jika kau ingin keluar, ajaklah Dylan bersamamu. Kau juga mengerti 'kan, Dylan ?" Ayahnya Jess memandangku.
"Tentu saja saya mengerti, om. Saya akan menjaga Jess." Jawabku mantap.
Kedua orangtuanya manggut-manggut senang mendengar jawabanku.
Kami masih sempat bercanda-canda tanpa mengetahui ada sepasang mata yang sedang mengawasi kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unusual Vampire
VampireJika biasanya di film-film, vampire selalu digambarkan memiliki paras rupawan melebihi manusia biasa, hal itu sama sekali tidak terjadi padaku... Kenapa bisa kukatakan demikian ? Karena aku adalah vampire yang menyedihkan... Buruk rupa, pendek, gend...