Karena penampilan Jess yang menjadi lebih normal, ia menarik hati banyak pria di mall itu.
Yah, aku risih juga melihat banyaknya mata yang gatal melihat pemandangan menyegarkan.
(=A=")Jess nampaknya cuek saja dan ikut berjalan di sampingku. Dia jadi pusat perhatian karena seperti artis korea dengan kulit putih bersih dan tubuh langsing.
Aku sampai harus memelototi beberapa pria yang terang-terangan memperhatikan Jess.
Aduh, kenapa aku jadi protektif begini sih ???Aku menuntun Jess ke pintu keluar mall tapi ia tiba-tiba menahanku. Aku menoleh ke arahnya dengan bingung.
"Sudah sampai di sini masa' langsung pulang ? Bukannya kau bilang kita sedang kencan ?" Jess memberikan senyuman yang entah kenapa rasanya manis sekali. (=/////=)
"Bukannya kau risih dengan keramaian ?" Balasku padanya.
Jess menggeleng pelan sambil tersenyum."Tadi iya. Tapi, kurasa dengan gaun yang kau belikan ini, aku tidak kelihatan aneh lagi." Jess tertawa dan aduhaiii aku jadi meleleh melihatnya.
Nampaknya aku perlu memeriksakan diriku ke dokter segera...(-/////-")"Memangnya kau mau kemana lagi ?" Aku memutar tubuh ke arahnya dan berusaha untuk tetap tenang.
"Umm...jalan-jalan atau melakukan apapun yang sesuai dengan kencan seperti katamu tadi." Jawab Jess tersipu-sipu dan ia tersenyum terus. Semakin banyak yang memperhatikan Jess dan ia nampaknya tidak sadar sama sekali.
Oh Tuhan...tolong hentikan senyumannya !!!!
Eh salah, kalau dihentikan ntar mati dong ???
Hentikan mata-mata yang melotot ke arahnya saja deh !
Lama-lama bisa kucolok mata mereka semua ! w(=A=x)w"Baiklah...karena kita sudah berkeliling mencari bajumu dari tadi, bagaimana kalau mampir ke salah satu kafe untuk beristirahat ? Kau pasti lelah dengan sepatu itu." Kataku sambil melihat kakinya yang memakai high heels.
Jess mengangguk dengan senang dan aku berjalan di depannya karena gugup. Tapi, aku tersadar bahwa bisa saja tidak ada yang mengawasinya dari tatapan-tatapan lapar itu.
Aku berbalik ke arahnya yang terkejut dan mengulurkan tanganku. Jess kelihatan bingung melihat uluran tanganku.
"Apa ? Kau minta uang ?" Tebak Jess dengan wajah polos.
"Hah ??? Ngapain aku minta uang padamu ???" Aku menaikkan alis sambil menggeleng. Jess menunjuk tanganku yang masih terulur.
"Sini tanganmu. Ayo kugandeng, nanti kau tersasar pula." Alasanku.
Jess tertegun dan wajahnya kembali merona. Mungkin dipikirnya entah mimpi apa dia semalam hingga aku mau menggandeng tangannya. (=v=)
Tiba-tiba, seorang lelaki menghampiri Jess sambil tersenyum lebar.
"Jangan dek. Sini sama abang aja. Abang tau kok kafe mana yang enak daripada abang ini." Kata si cowok hingga membuatku mengernyit ke arahnya.
Jess menatapnya bingung tapi mendengar kata kafe yang enak, matanya mulai berbinar-binar.
Uh-oh, ini kode yang gak enak banget !Aku masih diam saja melihat apa yang akan dijawab Jess.
"Oh dimana bang ???" Jess terlihat antusias hingga membuatku membelalak. Wah, ni anak bikin emosi...seorang Dylan di PHP-in ???
"Itu ada kafe Rosemary di lantai 2. Sini sama abang aja. Biar abang temenin ke sana." Cowok itu kelihatannya semangat melihat respon Jess.
Oke, jadi Jess mau ikut dia. Kalau gitu mending pulang aja deh daripada jadi obat nyamuk.
Aku yang dari tadi melipat tangan di dada mulai jenuh melihat pemandangan ini.
Dengan menghela napas panjang, aku berbalik meninggalkan Jess.
Rasanya ada perasaan kesal di hatiku dan aku benci merasakan hal ini...

KAMU SEDANG MEMBACA
Unusual Vampire
VampireJika biasanya di film-film, vampire selalu digambarkan memiliki paras rupawan melebihi manusia biasa, hal itu sama sekali tidak terjadi padaku... Kenapa bisa kukatakan demikian ? Karena aku adalah vampire yang menyedihkan... Buruk rupa, pendek, gend...