Aku menghela napas panjang pagi itu. Sudah kucoba entah kesekian kalinya untuk memburu mangsaku. Tapi, tetap saja gagal...
Kenapa semua cewek di kelasku punya penyakit kulit yang aneh-aneh sih ???
Yah, tidak semuanya aneh juga. Ada beberapa yang memiliki kulit mulus bak putri kerajaan. Tapi, mereka tidak sudi kudekati. (_ _ ")Kenapa semuanya pada pelit membagi darah mereka sih ???
Jeritku dalam hati."Darah ? Ada apa Dylan ? Kenapa kau butuh darah ?" Tanya Jess tiba-tiba. Aku langsung tersentak terkejut dan wajahku memucat seketika.
Mati aku !!!"Kenapa mati ? Kau masih hidup kok di sini." Jess semakin mengernyit ke arahku membuatku sulit berkata-kata. Bahkan berpikirpun rasanya sudah dilarang.
"A...ah...i..itu..." aku tergagap dan menyadari seberapa sulitnya situasiku saat ini.
"Sepupuku kena kecelakaan ! Jadi, dia butuh donor darah !" Jawabku asal. Mata Jess langsung melebar.
"Kecelakaan ??? Kenapa tidak bilang ??? Mungkin saja darahku sama dengannya !" seru Jess.
"A...ah...tidak ! Tidak ! Darahnya tidak sama denganmu !" Bantahku seketika. Tidak mungkin 'kan aku menggunakan darah cowok yang tidak berfungsi sama sekali bagiku ???"Memang kau tau golongan darahku apa ?" Jess memandangku dengan penuh selidik. Mampuslah...!
"A..ah ! Kau pasti golongan darah A !" Jawabku sembarangan lagi.Jess tertegun dan menatapku curiga.
"Bagaimana kau tau golongan darahku A ?" Tanyanya.
Eh ? Benar ya ?
"Ah, aku hanya merasa begitu saja. Mungkin cuma feeling !" Jawabku cepat.
"Wah, apa kau bisa membaca pikiran juga ???" Jess mendekat ke arahku dan memberikan pandangan menyelidik.
"Tidak ! Aku tidak sehebat dirimu ! Aku benar-benar hanya menebak saja !" Sergahku cepat. Apa sih yang dipikirkannya ???Jess mengangguk-angguk dan duduk kembali ke tempatnya. Aku menghela napas lega diam-diam. Dia sungguh berbahaya !
"Kau kemana ? Kenapa sampai seminggu tidak masuk ?" Tanyaku.
"Ada urusan penting yang tidak bisa kutinggalkan." Jawab Jess singkat. Ia kelihatannya tidak ingin membahas masalah itu.
Yah, sudah. Terserah dia saja...Aku pergi menghampiri gerombolan cewek kedua yang menjadi targetku berikutnya. Lebih baik memeriksa satu per satu sebelum beraksi. Jadi, aku hanya akan mengajak mereka keluar setelah memastikan leher mereka benar-benar tidak di-'tempeli' apapun yang aneh-aneh.
Para gadis sibuk membicarakan gosip yang membuatku bosan. Aku hanya duduk tanpa membiarkan diriku ikut bicara. Yang kupikirkan adalah kenapa nasibku begitu sial...
Tanpa sadar aku menghela napas panjang. Stella yang duduk di sampingku menoleh.
"Ada apa Dylan ? Kau sedang ada masalah ?" Tanyanya ramah. Aku menoleh ke arahnya. Stella memang paling perhatian di antara semua gadis di kelasku.
"Hanya meratapi nasibku yang jomblo..." aku menjawab asal lagi."Kenapa tidak mendekati Jess ? Dia 'kan dekat denganmu." Kata Stella tiba-tiba hingga membuatku terkejut.
"Hah ??? Kau pikir aku homo ya, Stell ???" Aku membelalak ke arahnya dengan tak percaya.
"Bicara apa kau, Dylan ??? Jess itu 'kan cewek. Masa' kau gak tau ???" Stella memangku dagunya dengan malas dan menghadap teman-temannya lagi.
Apa ??? Cewek ???
Aku tertegun mendengar kata-kata Stella. Dengan cepat aku memandang kerumunan gadis-gadis itu.
"Apa kalian semua tau Jess itu perempuan ???" tanyaku cepat.
Mereka semua menoleh dan menatapku dengan pandangan aneh.
"Mungkin di kelas ini cuma kau saja yang tidak sadar dia itu perempuan, Dylan." Kata mereka hampir serentak.
Bagaimana mungkin ???
Aku langsung menoleh ke arah Jess yang duduk di bawah pohon sambil mendengarkan musik dari headset. Matanya terpejam dan ia mengerakkan kepalanya mengikuti musik.
Entah kenapa Jess tiba-tiba terlihat feminim di mataku...
KAMU SEDANG MEMBACA
Unusual Vampire
VampirJika biasanya di film-film, vampire selalu digambarkan memiliki paras rupawan melebihi manusia biasa, hal itu sama sekali tidak terjadi padaku... Kenapa bisa kukatakan demikian ? Karena aku adalah vampire yang menyedihkan... Buruk rupa, pendek, gend...