#15# Melotot nih yeee...

1.4K 140 0
                                    

Jess sedikit membelalak saat melihat taringku yang muncul otomatis itu. Aku tahu ia sedikit percaya karena melihat hal ini.

"Tidak sakit 'kan ? Keliatannya itu tajam..." Jess meneguk ludah sesaat tanpa mengalihkan pandangannya dari taringku.

Tidak, tenang saja. Air liur vampire berguna sebagai obat bius. Tidak akan terasa sama sekali...

Jess mengangguk ragu dan aku langsung menggigit lengannya. Ia tidak menjerit sama sekali dan malah memperhatikan apa yang kulakukan.

Aku mulai menyedot darahnya dan sedikit tertegun. Oh, ini toh rasanya darah manusia...

Tiba-tiba, aku teringat kembali. 'Saat menghisap darah, kau harus memohon dengan tulus untuk mengubah bagian tubuhmu.'

Kunohon...aku ingin berat badanku menjadi ideal. Tidak gendut seperti ini lagi...
Aku memohon sambil menutup mata dan menghirup dalam-dalam darah Jess yang terasa manis.

Hanya beberapa teguk darah Jess yang kuhisap. Aku takut dia bisa anemia nanti. Aku langsung menarik diri dan mengelap sisa darah di sekitar bibirku. Tertinggal dua titik merah di lengan Jess.

Jess kemudian menatapku kembali dan menaikkan sebelah alisnya.
"Mana ? Kok gak berubah ?"

"Gak secepat itu juga kaleee...setelah memohon, khasiatnya baru akan terlihat setelah bangun tidur. Besok kau akan melihat perubahannya. Aku sudah meminta berat badanku berubah ideal." Kataku dengan percaya diri. Yah, sebenarnya aku sendiri belum pernah mencoba hal ini dan sedikit ragu apakah caraku benar.

"Kau ragu ?" Jess menatapku dengan penuh selidik.
"Sedikit. Aku belum pernah mencobanya jadi aku belum tau apa yang akan terjadi denganku." Jawabku jujur. Aku menghela napas panjang berharap ini bisa berhasil.

"Tunggu dulu, tapi aku tidak akan berubah jadi V 'kan ???" Tanyanya cepat.
"Tidak ! Tenang saja ! Kalau ini aku berani menjamin kau tidak akan berubah !" Seruku lebih cepat darinya.

Aku mengerling padanya agar dia melihat mataku.
Hanya vampire yang telah menikah dan memiliki keturunan yang akan mewarisi darah ras vampire. Walaupun dia menikah dengan manusia, anaknya pasti vampir.

"Kenapa kau bisa yakin kalau itu pasti ? Bukannya bisa saja 'kan anaknya jadi M ?" Kernyitnya.
"Kasus seperti itu jarang terjadi. Mungkin diantara 100 hanya 1 yang seperti itu." Jawabku enteng.

"Baiklah. Besok kita bertemu lagi. Mudah-mudahan aku sudah berbeda." Senyumku dan pergi meninggalkan Jess yang masih terbengong.

Malamnya aku tidur dengan sangat semangat. Berharap besok aku menemukan wujud yang lebih baik...

Ayam berkokok hingga langsung menyadarkanku. Aku gelisah dalam tidurku karena cemas dengan hasilnya. Ini lebih mendebarkan daripada menunggu hasil ujian !

Aku mencoba bangun dan merasakan kesulitanku sedikit berkurang. Apa benar ???

Aku langsung turun dari kasurku dan membuka lemari pakaian. Ada cermin yang kusimpan di sana karena aku benci melihatnya. Tapi, demi masa-masa genting seperti ini, aku harus memberanikan diri melihat wujudku di cermin sialan itu.

Pelan-pelan aku mengintip dari ujung mataku dan melihat tubuhku sedikit berbeda. Aku ingat betul segendut apa diriku saat terakhir kali aku melihat cermin. Tapi, sekarang yang ada di depan cermin ini jadi sedikit berubah.

Tidak sepenuhnya ideal, tapi lemak di tubuhku berkurang banyak ! Ibaratnya dari ukuran bola kaki sekarang jadi ukuran bola voli. Eh, beda gak ya ??? Ah, pokoknya yang penting kalian ngerti aja deh !

Lenganku yang gendut jadi lebih kurus walaupun tidak terlalu banyak. Perut buncitku mengempes hingga seperdelapannya. Paha montok bak paha ayam KFC pun jadi mengecil walaupun masih sedikit berlemak. Tapi, memang ada perubahan !

Aku berangkat ke sekolah secepat mungkin. Aku ingin menunjukkan pada Jess hasilnya. Ia belun datang karena lebih sering terlambat.

Beberapa orang memandangiku dengan bingung. Mungkin mereka pikir siapa anak ini ? Anak baru ya ?
Hehehee...

Setelah menunggu hingga bel berbunyi, akhirnya Jess datang sambil menguap. Ia langsung duduk di tempatnya tanpa menoleh ke arahku. Sepertinya dia belum menyadari kehadiranku.

Aku berjalan ke arahnya dengan tersenyum-senyum sebelum guru datang.

"Hai." Sapaku. Jess tidak menoleh sama sekali dan hanya membalas dengan lambaian tangan. Nampaknya dia memang mengantuk.

Kucolek lengannya agar dia menoleh ke arahku. Dengan malas, Jess berpaling dan matanya mengerjap selama beberapa saat.

Tiba-tiba, ia langsung membelalak kaget melihat rupaku. Aku tersenyum-senyum melihat tingkahnya.

"Ini benar-benar kau, Dylan ??? Kau tidak sedot lemak 'kan ???" desisnya padaku. Aku terkekeh padanya.
"Kau pikir aku kaya sepertimu ??? Mana ada duit aku buat sedot lemak ! Ini hasil kemarin loh ! Ternyata berhasil !" Aku tersenyum lebar ke arahnya.

Jess berdiri mengamatiku dari depan sampai belakang. Bahkan dia menekan-nekan tubuhku tanpa rasa malu. "Ohh ! Ini asli !" Serunya pelan.

"Tapi, kenapa cuma segini ? Kau 'kan minta ideal." Herannya.

Darah yang kuminum darimu cuma sedikit 'kan ? Tentu saja efeknya tidak besar. Berbeda dengan menghisap terlalu banyak. Akan sangat drastis terlihat kalau seperti itu. Tapi, aku tidak mau melakukannya. Yang kuhisap bisa mati kehabisan darah jadinya...

Bibir Jess membentuk huruf '0' besar. Ia mengernyit kembali.
"Aku masih kurang percaya. Kalau lemak, bisa jadi kau sedot lemak. Walaupun kau bilang kau itu miskin, bisa saja kau pura-pura miskin 'kan ??? Aku mau coba bagian lain." Bisiknya tajam.

"Kau rela nih ?" Tanyaku.

"Tidak masalah. 'Kan kau tidak ambil banyak-banyak. Jadi, aku tidak bakal mati 'kan ???" Katanya enteng. Aku mengangguk saja.

"Awas kalo kau terbukti sedot lemak. Gantian kugigit kau sampai kenyang !" Jess memandangku tajam. Aku hanya menghela napas pasrah.
"Buktikan saja." kataku.

"Temui aku di perpus lagi nanti. Setelah makan siang." Jess langsung kembali menatap ke depan karena guru telah masuk.
Akupun mengangguk dan kembali ke tempatku.

Apa lagi yang ingin kuubah yaa ?
Aku jadi tidak sabaran ! Ini menyenangkan !

Unusual VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang