#61# Serangan

816 70 8
                                    

Aku baru saja pulang dari rumah Jess malam itu. Rasanya sangat membahagiakan saat bisa bersama dengannya. Jess benar-benar manis sekali saat tersenyum.
¦D

Aku terlelap dengan mudahnya malam itu. Hingga tiba-tiba ponselku berdering tengah malam...

Aku mengernyit dalam kantukku dan melihat nama Jess muncul di layar ponsel. Ada apa dia menelepon jam 1 pagi seperti ini ? Apa dia tidak bisa tidur ?

"Ada apa Jess...?" Tanyaku sambil masih mengantuk.

"Hiks...hiks...Dylan...tolong aku...kumohon cepatlah datang kemari..." suara Jess sesengukan seperti sedang menangis. Aku langsung tersadar seketika.

"Ada apa ??? Kau mimpi buruk ???" Tanyaku cepat dan aku sudah beranjak duduk.

"Ti-tidak...Dave...Dave mengamuk...di rumahku...tolong...aku takut Dylan..." Suaranya semakin kecil dan seperti sedang bersembunyi.

"Aku ke sana sekarang." Jawabku cepat.

Astaga, apa yang terjadi padanya ??? Kami baru saja membicarakan Dave tadi siang, kenapa sekarang dia telah muncul ???

Aku berlari secepatnya menuju rumah Jess. Tidak ada taksi pada jam itu. Untung saja jarak rumahnya dan rumahku tidak terlalu jauh.

Aku terengah-engah saat tiba di depan rumah Jess. Rumahnya gelap sekali tapi pintu depannya terbuka. Aku tahu memang ada sesuatu yang terjadi di sini.

Aku melangkah masuk dengan hati-hati. Bau amis darah langsung menusuk hidungku. Aku mengernyit di kegelapan rumah dan hanya bisa melihat dengan bantuan cahaya bulan dari jendela.

Ada yang tergeletak di lantai ! Itu penjaga rumah Jess ! Tidak hanya satu, tapi semua penjaganya tumbang dengan darah berserakan dan tubuh tercabik-cabik. Kelihatannya Dave memang mengobrak-abrik rumah ini.

Aku mulai cemas pada Jess. Dimana dia berada ???
Aku berusaha berjalan secara sembunyi-sembunyi agar Dave tidak menyadari kehadiranku. Mungkin jika aku manusia biasa, Dave pasti sudah menyadari kehadiranku. Tapi, beruntung karena aku adalah vampir, ia tidak akan bisa melacak bau darahku.

Ada banyak mayat di rumah itu. Semua pengawal dan pelayan di rumah Jess tewas dan aku mulai bertanya-tanya, kemana orangtua Jess ? Bukannya mereka seharusnya bisa mengatasi hal ini ?

SYUT !

Ada yang berkelebat di ruang makan ! Aku terkesiap dan memandang sekeliling dengan penuh waspada.

SYUT !

Kelebatan itu kembali melintas dan aku melihatnya jelas. Sosok itu berdiri sambil menggeram di sudut ruangan. Mata kuningnya menyala dan aku tahu dia pasti menyadari kedatanganku dari matanya itu.
Mata werewolf bisa melihat dalam kegelapan dan sudah pasti walaupun aku bersembunyi, dia bisa melihatku.

Ada angin yang menerpa sisi kananku dan aku tahu dia akan menyerangku dari sana. Aku mengelak dan melayangkan pukulan pada wajahnya. Tepat !

Pukulanku mengenai pipi Dave dan dia terhuyung mundur. Ia menggeram kembali dan berusaha menyerangku dengan membuka taringnya lebar-lebar seakan ingin menggigitku .

Aku mengelak kembali dan menjambak rambutnya ke belakang. Kuku tajam Dave hendak mencakarku dan aku menendang bokongnya hingga ia terjatuh.

Dave memperhatikanku dengan sorot mata menyeramkan.

"Aku tahu kau memang bukan manusia biasa, Dylan." Kata Dave akhirnya. Suaranya berubah menjadi kasar.

"Dan aku juga tahu kau adalah werewolf." Jawabku dengan tenang. Aku merasa aku masih bisa menangani Dave.

Dave memicingkan mata dan geramannya lebih jelas terdengar. Nampaknya dia marah.

"Kau...! Kau yang membuatku diputuskan oleh Jessica !" Geramnya kembali.

"Memangnya kau cinta padanya ??? Tidak, bukan ? Kau hanya mengincar darah seorang kaum Witch saja. Anggap saja dia bukan buruanmu, Dave. Menjauhlah dari Jess." Balasku masih dengan tenang.

Dave melompat menyerangku kembali. Aku mengelak dan tanpa kusadari aku mengarahkan telapak tanganku ke arahnya. Angin yang cukup kencang membuat Dave terpental hingga menabrak dinding.
Aku memandangi tanganku sendiri dengan bingung.
Apa ini kekuatan kaum Witch yang darahnya mengalir di tubuhku ???

Dave bangkit dan menggeram lagi.
"Kau ! Kau sudah mendapatkan kekuatan kaum Witch ! Dasar bangsat ! Kau juga ternyata punya tujuan yang sama denganku !"

"Aku tidak mendapatkannya dengan paksaan, Dave. Jess yang memberikan darahnya secara sukarela padaku. Aku berbeda darimu." Aku menatapnya tajam.

"Kau ! Enyahlah dari sini ! Kau sudah mendapatkan cukup kekuatan dari kaum Witch !" Nampaknya Dave tidak ingin melawanku.

"Jadi, kau mau aku menyerahkan kekasihku untuk kau santap ??? Apa aku sebodoh itu ???" Aku membelalak padanya dan sebelum ia sempat menyerang lagi aku sudah menembakkan angin kencang yang membuatnya terlempar hingga keluar pintu.

Dave meringis saat punggungnya menabrak pilar rumah. Aku berjalan ke arahnya dan ia mundur perlahan-lahan. Aku tahu dia nampaknya tidak ingin melawanku yang memiliki separuh kekuatan kaum Witch.

Aku membelalak padanya dengan garang dan Dave langsung berlari menjauhi rumah. Ia sadar dia tak akan bisa menang melawanku.

Aku mengawasi hingga Dave tidak terlihat lagi. Aku kembali ke dalam rumah secara terburu-buru. Aku sampai di depan kamar Jess dan memencet intercom nya.

Tidak ada jawaban.

Aku mencoba memencetnya sekali lagi. Masih tidak ada jawaban.

Aku mulai khawatir dan pandanganku berhenti pada pintu kamar yang biasa ku pakai. Aku langsung masuk ke sana dan menuju balkonnya.
Balkon kamarku dan kamar Jess bisa terhubung.

Balkon kamar Jess terkunci. Aku mengetuk kacanya berkali-kali.

"Jess ??? Jess ??? Ini aku !" Panggilku cukup kuat.

Tidak ada jawaban.

Aku semakin takut. Kemana dia pergi ??? Aku merongoh sakuku dan merutuki diriku sendiri. Karena terburu-buru, aku meninggalkan ponselku di rumah.

Aku memandang pintu kaca itu kembali. Aku langsung memecahkannya dan membuka pintu itu.

Aku memeriksa kamar yang gelap itu. Tidak ada siapa-siapa di sana. Tidak mungkin Jess kabur keluar rumah... dia bahkan meneleponku untuk minta bantuanku. Jadi, dia pasti harusnya ada di rumah ! Tapi, dimana dia ???

Unusual VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang