#50# Face to face

970 94 11
                                    

"..............."

Tidak ada jawaban dari kamar Jess. Mungkin dia juga terkejut dengan kedatanganku hingga kehilangan kata-kata.

Aku menekan tombol intercom untuk bicara lagi padanya.

"Kau tidak mau bertemu denganku ?" tanyaku dengan nada biasa.

"................."

Jess masih tidak menjawab.
Tapi, tiba-tiba pintunya terbuka hingga aku menghela napas lega. Aku benar-benar bersyukur tidak harus mengemis di depan pintu kamar putri raja ini hanya untuk menyuruhnya makan...(=__=")

Tanpa disuruh, aku langsung masuk ke kamarnya dan kupandangi sekeliling kamar itu.
Aku menemukan si putri raja sedang duduk di kursi berlengan dan bergelung di sana seperti kucing.

Aku menghampirinya dan entah kenapa jantungku berdegup kencang.
Aku masih belum melihat wajahnya yang tersembunyi di punggung kursi.

"Kau baik-baik saja ?" Tegurku saat berdiri di depannya.

Jess tidak menjawab juga. Aku menghela napas panjang.

"Baiklah, kalau kau tidak mau bicara padaku. Aku pulang saja." Kataku kemudian dan aku mulai berbalik.
Ini hanya ancaman rendahan yang mungkin tidak akan dituruti si putri.

"...tunggu sebentar !" Suaranya yang serak aneh membuatku terdiam.
Eh ? Ancaman palsuku manjur juga ya ? (A__A)

Aku kembali berbalik menghadapnya dan ia akhirnya bergerak dari gelungannya. Jess duduk tegak walaupun ia masih membelakangiku.

"Kau menyuruhku tunggu apa sih ???" Kataku dengan tidak sabaran setelah sepuluh menit dia mengatakan hal itu.

"Pokoknya tunggu sebentar !" Jeritnya kecil dan ia sibuk memperbaiki wajahnya. Aku melihat gerak-gerik tangannya ke arah wajah.

Kuputar kursi berlengan itu ke arahku dan Jess masih sibuk mengucek matanya. Ia tidak menyadari aku sudah berjongkok di hadapannya dan memperhatikan semua gerak-geriknya.

"Kau menangis ?" Tanyaku pelan.

Jess terkejut seketika dan ia langsung membelalak ke arahku. Kali ini aku bisa melihat matanya bengkak dan wajahnya kurus sekali.

"Jangan lihat aku !" Ia berusaha menutupi wajahnya dari tatapan menyelidikku.

"Udah lihat pun. Jadi mau kau colok mataku karena wajah nangismu sudah keliatan olehku ???" Aku berusaha bergurau padanya agar ia tidak menangis lagi.

Entah kenapa aku menjadi tidak enak hati melihatnya menangis. Rasanya aku menjadi merasa bersalah.

"Sudah...jangan dikucek lagi...matamu bisa merah..." aku langsung menarik kedua tangannya dan menurunkannya.

Jess mengalihkan pandangannya dariku. Kali ini aku benar-benar bisa melihat matanya bengkak sekali dan wajahnya merah. Nampaknya ia menangis semalaman.

"Maaf..."

Aku melontarkan kata-kata itu dan Jess langsung tertegun mendengarnya.

"...kau tidak usah minta maaf...kau tidak salah..." jawab Jess dengan suara kecil dan akhirnya kuketahui suaranya serak karena terlalu banyak menangis.

"Tidak. Aku memang salah..." kataku lagi sambil menatapnya lurus-lurus.

Jess langsung menatapku. Aku tidak peduli dia mau membaca pikiranku atau tidak. Tapi, aku memang benar-benar berniat minta maaf padanya.

"Maaf karena aku sudah membentakmu waktu itu... setelah kupikir-pikir, aku seharusnya tidak sekasar itu padamu...mungkin aku terlalu emosi..." lanjutku padanya dan ia masih menatapku.

Matanya berkaca-kaca dan aku tahu dia mau menangis lagi. Entah karena terharu dengan kata-kataku atau memang dia terlalu senang melihatku ?

"...dua-duanya..." jawab Jess pelan dan ia ternyata menjawab pertanyaan di kepalaku karena matanya tidak lepas dari mataku.

Aku tersenyum ke arahnya dan Jess benar-benar menangis kembali hingga membuat tanganku otomatis menariknya ke pelukanku.
Kutepuk-tepuk punggungnya pelan agar ia merasa lebih tenang.

"...kukira kau...sudah benci padaku...!" Tangisnya sambil sesengukan.

"Sudah...sudah...aku tidak benci padamu kok...jangan menangis lagi. Mukamu udah bengkak kayak gitu..." kataku menenangkannya.

"Kau...tidak akan pergi lagi...?" Tanyanya padaku. Aku tertawa mendengarnya.

"Jadi aku tidak boleh pulang ? Dan harus menginap di sini lagi ???" Gurauku sambil melepaskan pelukanku dan tersenyum ke arahnya.

"Bukan...! Bukan itu maksudku..." Jess menggeleng kuat hingga aku takut kepalanya akan lepas...(=___=")

"Kau...tidak akan menghindariku lagi 'kan...?" Ia memandang ke arahku masih dengan sesengukan walau air matanya telah berhenti.

"Tidak. Kalau aku menghindarimu, untuk apa aku kemari ?" Jawabku masih tersenyum.

Jess tertegun kembali dan nampaknya ia benar-benar tersentuh mendengar kata-kataku.
Ia langsung memelukku secara mendadak hingga membuatku hampir terjungkal ke belakang karena aku masih berjongkok di depannya.

"...aku...senang sekali..." ia kembali sesengukan lagi dan aku takut ingusnya akan menempel di bajuku...
(=A=")

Aku tidak ingat berapa lama Jess memelukku dan akhirnya menuruti kata-kataku untuk makan. Dia lahap sekali hingga aku mengira dia baru saja keluar dari penjara !

"Kalau lapar, kenapa harus pake mogok makan ??? Yang rugi dirimu sendiri loh ! Tuh lihat, mata bengkak...hidung meler ampe merah gitu...badan kurus gak ada daging lagi...emangnya cowok mau ama yang kurus kering kayak gini ???" Omelku sambil memangku sebelah pipiku dengan tangan dan menatapnya yang duduk di depanku.

"Bukannya kata orang, cewek kurus itu lebih cantik ? Cewek korea aja kurus-kurus..." bantahnya. Aku mendelik padanya.

"Siapa bilang ??? Gak pernah dengar lagu Meghan Trainor yang judulnya All about that bass ???" Balasku. Jess terbengong hingga aku harus menyanyikan sepotong bait lagunya.

"My momma told me don't worry about your size~ she said boys like a little more booty to hold at night~~ tuh, cowok aja butuh daging buat dipeluk, bukan tulang kering ! Sakitnya tuh di sini !" Aku menunjuk dadaku sendiri dan Jess melongo mendengar kata-kata dariku.

"Kok kamu yang sakit ??? 'Kan aku yang kurus..." bingung Jess.

Aku menghela napas melihat kepolosan atau kebodohan cewek di depanku ini.

"Gak ada daging yang mantul mbak kalo situ kurus kering ! Bunyi tabrakan tulang yang ada !" Kesalku sambil mempraktekkan bentuk dada perempuan dan menggeleng-geleng melihat betapa polosnya putri raja ini.

Jess terdiam dan sedetik kemudian ia tertawa keras hingga memuncratkan nasi yang di makannya. Ih jorok !
(=A=")

Aku tidak ingat Jess sudah makan berapa piring. Tapi, rasanya dia sudah hampir menghabiskan nasi satu baskom ricecooker saking kelaparannya.
Aku sampai harus menemaninya makan hingga tuntas dan nampaknya Jess cuek saja melihatku memandangi cara makannya. Tawarin kek !

Unusual VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang