Okay... Aku perlu mengatur pola pikirku saat ini...
Jangan bayangkan yang berada di depanku saat ini adalah orang yang kukenal... Anggap saja dia adalah tamu yang biasa kulayani.Aku tidak sadar telah memejamkan mata selama beberapa detik dan Jess hanya memperhatikanku dengan ekspresi yang tidak bisa kujelaskan.
Akhirnya aku menghembuskan napas panjang dan membuka mataku kembali. Mungkin saja Jess telah mengetahui apa yang kupikirkan karena hobinya adalah mengintip isi pikiranku... (=_=")
"Selamat siang nona, saya Dylan hari ini akan menjadi host anda. " kataku dengan tenang. Jess tertegun melihat perubahanku dan aku memakluminya.
Wajar saja, sorot mataku pun berbeda dari diriku yang biasanya. Sudah kuusahakan agar aku tidak terpancing emosi jika bicara dengannya.
Aku menunduk ke arahnya dan memberikan daftar menu.
"Silahkan nona."Jess menerima daftar itu dan ia membolak-balik halamannya sesaat.
"Aku mau salad buah dan cocktail." Katanya."Baik nona." Aku langsung berjalan meninggalkan ruangan sesaat untuk mengambilkan pesanannya.
Jess POV
Hari ini aku dipaksa 'kencan' dengan Dave oleh orangtuaku.
Aku sebenarnya enggan sekali untuk pergi berdua dengan si tukang cari muka satu ini."Anda mau mampir untuk istirahat sebentar, princess ?" Suara memuakkan itu kembali membuatku mengernyit.
Tiba-tiba, sebuah ide muncul di kepalaku dan aku tersenyum pada Dave.
"Oh tentu saja. Tapi, bisakah kau membelikanku sebotol air mineral ? Aku haus sekali dan capek berjalan-jalan seperti ini. Aku akan menunggumu di sini." Kataku ringan."Tentu saja, princess. Saya akan segera kembali." Dave kelihatannya senang sekali aku bicara dengannya.
Aku memperhatikan arah Dave yang menghilang dari belokan ke sebuah supermarket.
Aku langsung mengangkat gaunku yang panjang dan menarik perhatian orang-orang di sini.Aku berlari menjauhi arah Dave dan celingukan mencari tempat dimana aku bisa bersembunyi.
Mataku tiba-tiba melihat sebuah tempat berbentuk kastil kecil dengan papan nama The Kingdom. Mungkin jila aku bersembunyi di sana, tidak akan ada yang mencurigaiku karena pakaianku yang keputri-putrian ini.Aku langsung masuk ke sana dan seorang wanita gemuk berambut pink menyambutku.
"Selamat datang di The Kingdom, nona ! Anda ingin ruangan apa ? Standar atau Deluxe ?"Aku bingung mendengarnya. Ini tempat apa ? Hotel ?
Ah, sudahlah ! Yang penting Dave tidak akan menemukanku !"Deluxe." Jawabku langsung.
Mata si wanita membesar dan ia langsung menunduk hormat padaku. Mungkin yang memesan ruang Deluxe adalah orang-orang kaya.
"Anda ingin siapa sebagai host anda ?" Tanyanya lagi saat menuntunku ke sebuah ruangan yang cukup mewah dengan sebuah sofa beludru merah panjang dan meja kaca berornamen.
Host ? Apa lagi itu ?
Aku hanya mengernyit dan wanita itu nampaknya tahu aku belum pernah kesana."Oh, anda belum pernah kemari ya nona ? Baiklah, biarkan saya yang membantu anda untuk memilih host sebagai pelayan anda hari ini. Dan ini adalah tombol yang bisa anda gunakan untuk memanggil saya jika anda merasa pelayanan kami kurang memuaskan." Kata si wanita sambil menunjuk tombol merah di samping sofa dan aku hanya mengangguk.
Baguslah dia memberikanku pelayan. Aku memang lelah berlari-lari menghindar dari Dave.Wanita itu keluar dari ruangan itu dan aku langsung duduk di sofa sambil menghela napas panjang karena lelah.
Tidak lama kemudian, pintu ruanganku kembali terbuka dan aku masih memejamkan mata karena mulai mengantuk.
"Selamat datang di The Kingdom, tuan putri."
Suara itu langsung membuatku membuka mata tiba-tiba. Aku menoleh cepat ke arah pria yang baru saja masuk ke dalam ruanganku.
Pria itu...
"Dylan ?" Panggilku tiba-tiba dan pria itu langsung menoleh ke arahku dengan ekspresi terkejut.
Aku tertegun melihat Dylan dalam penampilan rapinya.
Ia mengenakan setelan jas dengan kemeja merah yang cukup rapi. Rambutnya bahkan ditata dengan wax hingga terlihat keren.Aku bingung harus merasa sedih atau senang saat melihat Dylan.
Jujur saja aku ingin bertemu dengannya tapi jika mengingat ia yang akhir-akhir ini selalu marah setiap kali bicara denganku, aku jadi merasa sedih.Wajah Dylan berubah menjadi masam. Nampaknya dia tidak senang melihatku.
"Mau apa kau di sini ?" Ya, suaranya bahkan tidak ramah sama sekali.
Aku menjelaskan padanya dan ia terlihat jengkel mendengarnya. Nah, apa lagi salahku sekarang ?
Kami kembali beradu mulut lagi dan aku menatap matanya. Aku bisa membaca pikirannya.
Aku tahu aku harus membuatnya lebih tenang agar kami bisa bicara baik-baik.
Kutekan tombol merah itu dan Dylan meneguk ludah. Oh yeah, aku tahu ini bisa menakutinya.
Atasannya akan segera tiba~Wanita gemuk itu datang kembali dan memarahi Dylan. Wajahnya mengerut kesal dan aku tahu aku berhasil membuatnya harus tunduk padaku.
Setelah wanita itu pergi, aku melihat Dylan memejamkan mata. Nampaknya dia berusaha menahan emosinya.
Sayangnya, aku tidak bisa membaca pikirannya jika ia menutup matanya seperti itu. Tentu saja hal ini tidak kuberitahukan padanya."Selamat siang nona, saya Dylan hari ini akan menjadi host anda. "
Perubahan Dylan membuatku cukup terkejut. Auranya berubah menjadi sangat berbeda dan entah kenapa ia terlihat sangat maskulin di hadapanku saat ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Unusual Vampire
VampireJika biasanya di film-film, vampire selalu digambarkan memiliki paras rupawan melebihi manusia biasa, hal itu sama sekali tidak terjadi padaku... Kenapa bisa kukatakan demikian ? Karena aku adalah vampire yang menyedihkan... Buruk rupa, pendek, gend...