Kedua orangtua Jess terkejut saat mendengar apa yang baru ku katakan.
Aku juga mengerjap-kerjap bingung melihat reaksi mereka."Bukankah om bilang mata kaum Witch bisa melihat aura seseorang ? Seharusnya om dan tante sadar kalau dia werewolf. Kalau saya sih karena gak sengaja tahu." Jawabku polos.
"Gi...gimana kamu tahu ? Coba ceritakan dulu." Wajah ayah dan ibu Jess berubah pucat.
Flashback
Sewaktu aku mengantar Jess pulang tengah malam itu, saat itulah Dave menamparku. Kalian ingat bukan ?
Dave menggertakkan gigi dan ujung mataku melihat gigi taring yang cukup tajam untuk mengoyak daging manusia.
Bukankah taring itu hanya milik vampire ? Tidak, tidak. Kami kaum vampire memang memiliki taring tapi hanya bisa ditunjukkan saat kami akan mengisap darah. Bahkan ukurannya pun lebih kecil karena hanya digunakan untuk mengisap darah bukan untuk makan daging.
Tapi, kaum werewolf memiliki taring yang tidak bisa disembunyikan karena ukurannya lebih besar dan tajam. Wajar saja karena mereka suka makan daging mentah. Uugh...(=__=")
Dan sewaktu Dave menamparku itu, tidak ada yang menyadari bahwa pipiku sedikit tergores akibat kuku Dave yang panjang dan tajam.
Panjang kuku werewolf pun melebihi manusia biasa dan akan semakin bertambah panjang setiap hari. Karena kuku mereka pun digunakan untuk mencabik-cabik daging.
Kupikir awalnya mungkin karena aku salah lihat, jadi aku tidak terlalu memikirkannya.
Tapi, kemudian saat Dave pergi dari rumah Jess, ada sesuatu yang terjatuh dari saku jasnya.
Barang itu dibungkus dengan plastik hitam dan hanya seukuran telapak tangan.Aku mengambil barang itu karena penasaran saat semua orang masuk ke dalam rumah dan saat kubuka isinya membuatku hampir muntah.
Daging mentah tebal !
Untuk apa Dave membawa-bawa daging mentah di sakunya ???Aku curiga tapi diam saja karena mungkin buktiku tidak cukup dan mungkin aku bisa dikira mengada-ada.
Dan sewaktu Dave kembali datang mengganggu acara sarapan kami, ia diusir oleh Jess dan kembali menggertakkan gigi 'kan ???
Lagi-lagi aku melihat taring itu dan karena dudukku lebih dekat ke arahnya, aku bisa mendengar ia menggeram seperti suara serigala.Aku terkejut dan melihat wajahnya. Ekspresinya mengerikan !!! Rasanya Dave sanggup membunuh orang yang ada di sana saat itu. Dan aku sendiri terkejut saat melihat ada beberapa bulu tipis berwarna kelabu yang muncul di punggung tangannya.
Otomatis aku mengambil kesimpulan bahwa dia adalah werewolf.Flashback off
Kukira orangtua Jess akan menganggap ceritaku sebagai bahan tertawaan karena ilmu mereka 'kan lebih tinggi dariku. Tapi, wajah mereka berdua langsung menjadi pucat pasi.
Ibu Jess saling berpandangan dengan suaminya.
"Pantas saja waktu itu aku merasa ada yang aneh dengannya...tapi, aku tidak bisa mengetahui auranya..." gumam ibu Jess.Aku mengernyit mendengar beliau bergumam sepelan itu. Ayah Jess terlihat merenung.
"Berarti dia cukup pintar menyembunyikan auranya...tapi, sayangnya masih belum sempurna karena perubahan tubuhnya masih bisa terlihat..." ayah Jess pun ikut bergumam.
Jess menarik lengan bajuku agar aku menoleh. Ia memberikan ekspresi bingung.
"Werewolf itu manusia serigala bukan ? Memangnya ada apa dengannya ? Kenapa orangtuaku jadi cemas ?""Aku tidak tahu apa yang dipikirkan orangtuamu Jess. Tapi, dalam dunia magis, werewolf dianggap sebagai kaum yang paling brutal karena mereka sadis dan tidak mengenal aturan. Semua kaum di dunia magis memiliki peraturan untuk tidak membunuh manusia. Karena itu walaupun aku vampir, aku tidak pernah mengisap darah manusia hingga dia mati. Kalau hal itu kulakukan, para tetua vampir akan mencari pelakunya dan mengasingkanku di Pulau Kematian. Sayangnya, tidak ada yang berhasil menerapkan hukum itu pada kaum werewolf dan mereka sering membunuh manusia untuk memakan dagingnya. Pertumbuhan werewolf semakin banyak dan tentu saja itu mengkhawatirkan..." jelasku.
Jess mengernyit seakan banyak pertanyaan yang muncul di pikirannya."Jadi, kalau werewolf membunuh manusia, manusia itu akan menjadi werewolf juga ?" Tanya Jess kembali.
Aku mengangguk."Berbeda dengan vampir bukan ? Kami ini walaupun derajatnya di bawah kaum Witch, tapi dibandingkan werewolf kami lebih beretika..." jawabku bangga.
Jess hanya mengiyakan."Pulau Kematian itu apa ?" Ia memandangku tanpa berkedip.
"Pulau Kematian itu pulau hukuman tempat para kaum magis yang melakukan pelanggaran dihukum. Tidak ada siapapun di sana dan makanan atau apapun. Gersang dan bisa dibilang seperti neraka panasnya. Jika kau diletakkan di pulau itu, pasti hanya dalam 1 jam kau akan mati terbakar dan hanya menyisakan debu." Jelasku seperti seorang guru pada anak muridnya. Jess hanya bergidik, "Seraaammm..."
Kedua orangtua Jess kembali memandangku setelah berdiskusi.
"Dylan, jika yang kau katakan benar. Kami rasa Dave berhasil mendapatkan kekuatan untuk menutupi auranya dengan memakan salah satu kaum magis yang lebih kuat tentunya. Beruntung kita sudah mengusirnya dari rumah ini..." hela ayah Jess.
"Mengusir tidak berarti dia tidak bisa kembali, bukan ?" Jess mengerling orangtuanya. Mereka berdua kembali meneguk ludah.
"Kami akan menambah perlindungan di rumah ini, sweetheart..." kata ibu Jess menenangkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Unusual Vampire
Ma cà rồngJika biasanya di film-film, vampire selalu digambarkan memiliki paras rupawan melebihi manusia biasa, hal itu sama sekali tidak terjadi padaku... Kenapa bisa kukatakan demikian ? Karena aku adalah vampire yang menyedihkan... Buruk rupa, pendek, gend...