Aku menarik napas dalam-dalam dan membiarkan Jess menikmati es krimnya terlebih dahulu. Ia nampaknya tidak memperhatikan apa yang sedang kulakukan.
"Jess..." panggilku pelan.
Jess menoleh ke arahku dengan tatapan bertanya. Sendok masih bergantung di mulutnya.
"Kau...mau jadi pacarku...?"
Yak ! Wajahku merah sekarang ! Udah kayak tomat aja !
Baru kali ini aku menembak seorang gadis dan rasanya benar-benar mendebarkan.
Mungkin ini lebih menegangkan ketimbang naik roller coaster yang super berliku !Jess tertegun dan mematung hingga sendoknya terjatuh dari bibirnya.
Matanya membesar sekali dan mungkin dipikirnya dia salah mendengar.Tapi, sedetik kemudian ia menunduk memandang es krimnya lagi.
"Apa kau...menembakku karena suka padaku...? Atau hanya karena hari ini aku lebih cantik dari biasanya...?" Tanyanya pelan.
Kali ini malah aku yang tertegun mendengarnya. Aku sama sekali tidak berpikir mengenai penampilannya hari ini yang menyita semua perhatian lelaki.
Aku menembaknya karena gadis di depanku ini sudah meluluhlantakkan hatiku dengan sikapnya.Aku sadar kalau aku menjadi cemburu setiap kali melihat Jess didekati pria lain dan aku menjadi lebih over protektif terhadapnya.
Tapi, belakangan baru kusadari kalau aku memang sayang padanya.
(-/////-)"Kenapa kau bertanya seperti itu ? Bukankah sudah jelas apa alasan pria jika menembak wanita ?" Aku jadi ikut-ikutan menunduk malu.
"Kalau hari biasa, mungkin aku akan senang sekali mendengarnya. Tapi, hari ini aku berpenampilan berbeda dan kau langsung menembakku. Apa aku salah karena mengira kau hanya melihat fisikku ?" Jess menatapku dengan pandangan kecewa.
Aku tertegun melihatnya dan menyesal telah meluncurkan tembakanku itu. Momennya tidak tepat dan sekarang dia tidak percaya padaku.
"Sudah...lupakan saja...anggap saja aku tidak pernah mengatakannya." Jawabku sambil menghela napas panjang.
Hatiku rasanya diselimuti perasaan yang tidak enak sekali.Jess membelalak ke arahku yang memalingkan pandangan darinya.
"Kenapa kau bilang begitu ???" Ia protes padaku sekarang.
Nah ini, maunya apa sih ???
Nembak salah...gak nembak juga salah...(=_=")"Karena nampaknya kau tidak mengerti bagaimana sifatku. Kalau kau mengerti seharusnya kau tahu aku orang seperti apa." Jawabku singkat dan aku menyandarkan diriku karena letih.
Kami jadi berdiam diri dan suasana menjadi lebih canggung. Sayangnya aku tidak bisa membaca pikirannya. Jess diam dengan ekspresi yang lebih kecewa dariku dan ia menusuk-nusuk es krimnya dengan tidak berselera.
"Habiskan bagianmu." Katanya dengan jutek. Aku hanya menaikkan sebelah alisku.
"Kau saja. Aku sudah tak selera makan. Kalau kau sudah selesai, kita pulang." Jawabku datar.
Jess tertegun mendengarku bicara seperti itu. Terserah dia mau bilang apa. Aku bukannya menembaknya secara tiba-tiba karena penampilannya bak artis korea itu.
Tapi, nampaknya Jess sama sekali tidak memahami sifatku yang tidak pernah melihat fisik seseorang.
Aku tahu fisik itu bukanlah segalanya karena aku dulu adalah pria jelek, gendut dan menyedihkan.
Aku tidak ingin ada orang lain yang dibedakan seperti itu olehku.
Tapi, nampaknya Jess salah paham dan entah kenapa aku kecewa mendengarnya.Jess juga tidak menghabiskan es krimnya dan langsung meletakkan sendoknya di meja. Ia langsung berdiri dan aku mengikuti gerakannya.
Dia menungguku di luar kafe sementara aku membayar makanan kami.Kami masih berdiam diri hingga pulang ke rumah. Jess entah kenapa tidak berani memandangku sama sekali dan aku masih sibuk dengan kegalauanku.
Kami bertemu dengan ibunya Jess yang sedang bersantai minum teh di taman. Aku hanya tersenyum sekilas pada beliau sebelum naik ke kamarku dan mengambil barang-barangku.
Aku kembali menemui ibunya Jess untuk pamit pulang.
"Tante, saya permisi pulang ya. Maaf sudah merepotkan." Kataku padanya. Ibu Jess terlihat terkejut.
"Lho ? Kok cepat sekali ??? Kamu belum cerita gimana kencanmu tadi sama Ica." Ibu Jess terlihat penasaran dan aku hanya bisa tersenyum miris mendengarnya.
Melihat reaksiku itu, ibu Jess nampaknya juga berusaha membaca pikiranku. Tapi, karena aura hitam suram sedang menyelimuti kepalaku, beliau tidak mendapatkan jawaban apa-apa.
"Gak lancar ya ?" Kata ibu Jess pelan dan ia terlihat bersimpati padaku.
Aku tetap menyunggingkan senyum menyedihkan itu dan menunduk hormat sekilas padanya sebelum pergi dari sana.
Aku pulang ke rumah dan menghempaskan diriku ke kasur seketika.
Patah hati itu sakit juga ya rupanya...
(Q_Q)
KAMU SEDANG MEMBACA
Unusual Vampire
مصاص دماءJika biasanya di film-film, vampire selalu digambarkan memiliki paras rupawan melebihi manusia biasa, hal itu sama sekali tidak terjadi padaku... Kenapa bisa kukatakan demikian ? Karena aku adalah vampire yang menyedihkan... Buruk rupa, pendek, gend...