#57# Tidak bisa...

927 82 4
                                    

Aku baru saja hampir tertidur ketika tiba-tiba ponselku berdering.
Kulirik layarnya dan melihat nomor yang tidak dikenal.
Kujawab telepon itu dengan masih mengantuk.

"Astaga ! Kau tidur, Dylan ??? Saat seperti ini kau malah tidur ???" Suara ibu Jess mengagetkanku. Rasa kantukku langsung hilang seketika.

"Ini 'kan memang sudah malam tante. Kenapa saya gak boleh tidur ? Emang saya jaga ronda ??? Ckckckck." Kataku sambil berdecak dan menggelengkan kepala.

"Kamu habis ngapain Ica, hah ??? Ica nangis seharian !!!" Ibu Jess kembali mengumandangkan suara lantangnya.

Aku otomatis mengernyit mendengarnya.
Hellow...? Perasaan gue yang ditolak deh...kok malah dia yang nangis ???
(=○=")

"Umm...tante, lebih baik tante tanya aja sama Ica deh...harusnya saya yang nangis kok malah dia yang banjir ???" Keluhku sambil mengurut pelipisku.

"Kok kamu yang nangis ??? Kalian kenapa sih ??? Cerita cepat sama tante !" Perintahnya dengan tidak sabaran.

"Ogah ! Tante aja yang kepo sana cari tahu sama anak tante yang labil itu." Aku langsung mematikan telepon dan menutup wajahku dengan bantal.

Sumpah ! Ini bikin kesel banget !
Aku yang harusnya nangis lho !
Kok malah dia sih ???
Aku benar-benar gak habis pikir dengan semua tindakan Jess.
Dia mau apa lagi ???

Aku menghela napas panjang sekeras-kerasnya dan berusaha untuk tidur lagi.

Tik...tik...tik...

Bunyi jam terus berdetik hingga membuatku kembali kesal. Aku duduk sambil mengacak-acak rambutku.
Aarghh !!! Ini benar-benar hampir membuatku gila !

Kuambil jaketku segera dan aku pergi kembali ke rumah Jess.
Ibu Jess terkejut melihat kedatanganku secara tiba-tiba di malam selarut ini.

"Dylan ! Kamu itu ya gak bisa apa jelasin dulu sama tante ??? Main matiin telepon aja !" Omel beliau lagi.

"Maaf tante, tapi lebih baik tante gak usah tahu deh. Masalah anak muda." Jawabku sekilas dan aku langsung naik ke kamar Jess.

Kuketuk kamarnya. Tidak ada jawaban.
Kuketuk lagi. Tetap tidak ada jawaban.

Aku langsung berjalan cepat ke arah kamar yang biasanya kupakai dan aku berjalan ke arah balkonnya.
Aku tahu balkon itu penghubung antara kamarku dan kamar Jess.

Kuputar kenop pintu kaca itu dan ternyata tidak dikunci sama sekali.
Astaga...ni cewek kok teledor amat sih ??? Kalo maling masuk gimana ???
w(=A=x)w

Aku tertegun saat melihat kamar Jess gelap gulita. Nampaknya dia tidak mau ada yang melihatnya menangis.

Aku mendengar suara sesengukan dan tangis pelan di arah ranjangnya.
Aku tahu semua letak barang-barang di kamarnya hingga tidak akan membuatku tersandung apapun di kegelapan.

Aku mendengar tangisan itu lebih jelas saat kakiku semakin mendekatinya.
Ada perasaan tidak tega di hatiku saat melihatnya menangis seperti itu...
Tapi, memangnya apa salahku ???
Kenapa aku terus sih yang harus minta maaf ???
(_ _")

Perlahan-lahan aku duduk di tepi ranjangnya.
Tangisan Jess langsung terdiam. Nampaknya ia tahu ada yang bergerak di ranjangnya.

"Si...siapa itu...???" Suaranya serak karena kebanyakan menangis. Jess tidak bisa melihatku dalam kegelapan.

Unusual VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang