#18# Era berapa ini ???

1.4K 135 4
                                    

Aku masuk ke dalam ruangan itu dan pelayan tadi langsung menutup pintu meninggalkan aku dengan putri ini.

Si gadis berbalik dan aku benar-benar tertegun melihatnya. Aku tidak mengingat wajah Jess karena separuh wajahnya tertutup oleh poni panjangnya yang berwarna ombre ungu.
Tapi, gadis di depanku memiliki sorot mata yang sama persis dengan Jess. Hanya saja penampilannya saaaannngaaaat jauh berbeda !

Jess yang kukenal sering mengenakan pakaian khas anak metal dengan dominan warna hitam. Dia punya banyak tindikan di telinganya, mungkin ada 5. Rambutnya dipotong pendek seperti anak lelaki dengan poni panjang menutupi mata kirinya.

Tapi, yang berada di depanku sangat bertolak belakang dengan Jess yang kukenal. Rambutnya lurus panjang sepinggang dengan bando berenda putih. Gaun hitamnya yang berenda juga panjang hingga menjuntai ke lantai. Kulitnya halus sekali dan jemarinya lentik. Bibirnya ranum dengan sedikit lipgloss berwarna pink. Sungguh sangat cantik seperti boneka !

"Kenapa kau termenung ?" lagi-lagi suara lembutnya membuatku terkejut.
"Apa ini benar-benar kau, Jess ?" Tanyaku pelan.

"Tentu saja ! Kau pikir siapa lagi ???" Tiba-tiba suara kasar yang sering kudengar dari Jess keluar dari bibirnya. Aku tidak salah dengar 'kan ???

Sorot mata si princess berubah menjadi Jess yang kukenal dan ia berkacak pinggang memandangku.
"Aku sebenarnya enggan menunjukkan hal ini padamu. Tapi, karena aku sendiri yang menyuruhmu ke rumahku, jadi lebih baik kau tau seperti apa aku." Jess mengangkat gaunnya untuk berjalan menghampiriku.

"Kenapa kau berpenampilan seperti itu ? Apa tidak panas pakai gaun panjang dan ribet itu ?" Aku mengernyit memandangnya.
"Aku dikenal seperti ini di rumah. Jika berpenampilan biasa, tidak akan ada yang mengenaliku. Berbeda jauh 'kan ?" Jess menyeringai ke arahku. Aku mengangguk kecil.
"Ya, saaanngaaat jauh berbeda." Kataku.

Jess mendengus dan berhenti bicara lagi karena pintu kembali diketuk dan pelayan tadi masuk sambil membawa kereta dorong kecil.
"Ini tehnya, Princess."

"Letakkan saja di meja. Aku ingin mengobrol dengan temanku. Keluarlah." Jess mengubah suaranya menjadi si putri lagi.

Si pelayan menunduk hormat dan langsung meninggalkan kami. Jess menunjuk sofa klasik di samping dan menyuruhku duduk. Baru kusadari kalau kamarnya luas sekali. Mungkin rumahku bisa dipindahkan ke dalam kamarnya.
"Btw, kok kau dipanggil princess sih ? Apa gak geli ??? Sudah gitu, alamat rumahmu pun di jalan Kerajaan. Kau kira ini dunia dongeng ???" Aku hampir tertawa memandangnya lagi.
"Memang. Ini 'kan dunia dongeng keluargaku. Aku ini si putri yang terperangkap." Jawabnya dramatis.

"Terperangkap apanya ? Kau bisa datang ke sekolah setiap hari." Aku mengernyit ke arahnya.
"Aku menyelinap kabur. Aku tidak suka belajar privat terus-terusan tanpa punya kawan satupun. Keluargaku sama sekali tidak tau aku bersekolah di sekolah umum." Jujurnya.

"Bagaimana bisa ??? Tapi, kau 'kan harus ke sekolah setiap hari. Memangnya mereka tidak curiga kau menghilang setiap pagi ???" Aku membelalak ke arahnya.

"Di sini aku yang berkuasa. Orangtuaku hanya pulang sebulan sekali dan aku anak tunggal mereka. Cukup kukatakan pada pelayan untuk tidak membangunkanku setiap pagi dan membiarkanku tetap di kamar sampai aku memanggil mereka. Mereka tidak akan berani melawan atau mendobrak masuk kamarku." Jess duduk bersandar dengan tenang.

"Jadi, bagaimana kau keluar ? Memangnya putri sepertimu tidak dijaga bodyguard ?" Aku kembali terheran-heran.

Jess beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah ranjangnya yang berkelambu pink. Ia menarik sesuatu di bawah kasurnya dan terdengar bunyi 'klik' pelan. Aku ikut melihat apa yang terjadi dan cukup ternganga saat melihat ada tangga rahasia yang terbuka dari lantai di bawah ranjangnya.
"Tangga itu bisa membawaku keluar dari rumah ini hingga ke stasiun bus dekat rumah." Jawabnya enteng.

"Siapa yang membangunnya sih ?" Gumamku.
"Aku diam-diam menyuruh tukang rahasia membuatkan jalan ini untukku. Dia berjanji untuk tutup mulut karena aku baik sekali padanya dan dia sangat sayang padaku. Maklum saja, dia tidak punya anak dan menganggapku sebagai anaknya sendiri." Jess tersenyum senang.
Memang deh...kalo orang kaya mau apa, gampang dapatnya....

"Kau tidak takut aku akan membocorkan rahasiamu ? Nampaknya kau terlalu jujur menjawab semua pertanyaanku." Aku menaikkan alisku memandangnya.

"Tidak. Sama sekali tidak takut. Karena aku juga memegang rahasiamu yang seorang vampir." Ia menyeringai kembali. Aku tertegun.
Yah, memang benar sih...aku tahu apa maksudnya mengatakan hal itu. Intinya 'mengancam'...

"Oh ya, kau akan menginap di sini loh. Di kamarku." Kata Jess lagi.
Sontak aku langsung membelalak ke arahnya.
"Apa kau gila, Jess ??? Kau ini lupa kalau aku laki-laki ??? Kalau kemarin aku bilang tidak akan bisa macam-macam denganmu karena aku gendut dan susah bergerak, tapi ini sudah berbeda kondisinya ! Aku tidak gendut lagi dan gerakanku lebih ringan !" Ucapanku meluncur cepat.

"Memangnya kau berniat macam-macam denganku ?" Jess terlihat tidak takut sama sekali.
"Aku memang tidak berniat sih. Tapi, kau ini perempuan...seharusnya kau sadar untuk tidak membawa laki-laki tidur di kamarmu..." aku terlihat frustasi menjelaskan padanya.

"Aku 'kan cuma mau melihat perubahanmu saja. Tidak ada niat lain. Sudah ! Jangan pikir macam-macam ! Lakukan saja apa yang kuminta !" Ia melambaikan tangannya cepat dan beringsut pergi lagi setelah menutup tangga rahasianya.

Well, aku bingung bagaimana harus menghadapi putri zaman klasik ini. Jess nampaknya tidak terlalu banyak mempedulikan hal ini...

Unusual VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang