#25# I am a HOST

1.3K 119 3
                                        

"Kalo lu gak mungkin jadi host yang pembawa acara itu, bro. Lu kalo mo direkrut pun jadi pelawak palingan !" dengus Evan hendak tertawa.

Aku terbengong mendengarnya.
"Jadi... host apaan dong ?" bingungku.

Mamicitta menyodorkanku sebuah selebaran. Saat aku melihatnya ada 6 orang pria tampan dengan penampilan sangat rapi.
Yang membuatku heran adalah nomor-nomor di atas foto mereka. Apa itu hasil juara foto model ?

Karena melihatku lama memelototi selebaran itu, Evan langsung menunjuk nomor 1 di gambar itu.

"Elu pasti bingung 'kan sama nih nomor ? Itu peringkat mereka. Kalo lu bisa ngetop, peringkat lu bakalan naik dan orderan lu bakalan banyak. Kalo orderan lu banyak, gaji lu juga gede. Gak hanya gaji, tips lu pun gede coy !" jelas Evan.

"Orderan ? Jualan barang ya ? Kayak marketing gitu ?" kernyitku.

"Mirip kayak gitu. Tapi, bukan jualan barang. Lu jual JASA. J-A-S-A." Evan menekankan kata-kata itu sekali lagi padaku.

"Jasa apaan ?" tanyaku.

"Jasa ngelayanin orang." jawab Evan simpel.

Tentu saja aku membelalak mendengarnya. Tuh 'kan perasaanku gak enak dari tadi...emang ni 2 ekor lalat sengaja mo jebak anak tak berdosa macam diriku ini~~

"Wah sorry mas dan mbak. Saya tetep gak bisa jual diri. 'Kan saya dah bilang saya mo nyimpan perjaka saya. Masih aja dipaksa ngelayanin kek gituan... jangan nodai pikiran saya dong mas..." mulutku sudah manyun kesal melihat mereka.

"Eh busyet dah ni anak. Lu belom denger ampe abis udah mikir ngeres aja lu. Kalo mo cari servis begituan mah gue mending cari yang udah pengalaman, gak perjaka kek lu ! Yang gue maksud servis tu lu nemenin tamu duduk n ngobrol-ngobrol gitu. Gak servis plus-plus kok." Evan membelalak ke arahku.

"Kamu pasti pernah dengar kafe The Kingdom 'kan ?" si Mamicitta akhirnya bicara.

Aku berusaha mengingat-ingat dan menyadari bahwa aku selalu melewati sebuah kafe berbentuk istana mini di tengah perkotaan. Namanya tidak terlalu kuingat, tapi kurasa pasti yang itu.

Aku mengangguk ke arah Mamicitta dan ia tersenyum hingga menampakkan pipinya yang besar seperti bakpao.
(Ini kok kayak nyindir authornya sendiri yah ? ==")

"Nah, itu host kami yang juara 1 sampai 3 ditarik ke kafe MarryMarryMamphir alias 3M. Jadi, kami kekurangan orang sekarang makanya mau ngerekrut cowok-cowok muda dan tampan kayak kamu." lanjut Mamicitta.

O-EM-JI~~~~
Aku dibilang tampan boooo'~~~~
Akhirnyaaa ada juga yang mengatakan itu padaku~~~~

↑↑↑ Itu tuh isi otak ku sekarang. Lagi flying flying to the sky until the heaven...
Ups, gak ding...
Udah mati dong kalo dah nyampe surga ???

"Gajinya berapa ?" Mataku nampak berbinar-binar sekarang.
Ya maklum saja...aku 'kan kere jadi butuh dana ini dan itu...

"Satu jam nya 150 rebu. Terserah lu mo kerja berapa jam. Kita buka dari jam 12 siang ampe 12 malem." jawab si Evan lagi.

Wiih lumayan tuuhh !!!

"Beneran 'kan cuma nemenin ngomong para tamu doang ?" tanyaku memastikan kembali.

"Beneran kok ! Lu kira kita hobi nipu orang ya ??? Coba aja kerja dulu di sana...kalo betah baru bilang gue." si Evan menyerahkan sebuah kartu nama padaku dan berbalik meninggalkanku tanpa menungguku bicara lagi.

***

Aku berpikir puluhan, ratusan bahkan ribuan kali tentang tawaran kerja ini.
Eh, gak ampe ribuan juga keless...capek otak duung~~

Kuputuskan aku mau mencoba jadi host setelah browsing kerjaan host. Yah, gak susah-susah amat...

Setelah pulang sekolah keesokan harinya, aku pergi ke kafe The Kingdom yang termasuk unik itu.
Kukira bakalan remang-remang, tapi ternyata bagian dalamnya cukup terang dengan lampu berwarna peach yang elegan.

"Dylan ! Oh ternyata kamu datang juga !" Mamicitta langsung menghampiriku dengan senang saat aku masuk.

"Oh, halo. Kurasa aku berminat dengan pekerjaan yang kalian tawarkan kemarin...jadi, apa yang harus kulakukan ?" tanyaku dengan canggung.

Mamicitta tersenyum dan melihatku atas bawah hingga membuatku risih.

"Ayo sini. Kita perlu memperbaiki penampilanmu." Mamicitta menarik tanganku ke ruangan lain yang terasa seperti labirin bagiku.

Kami tiba di ruang ganti dengan banyak jas-jas gemerlapan yang menurutku sangat norak seperti penyanyi dangdut. =="

Mamicitta memilihkanku satu setel jas berwarna merah bling-bling (*0*), celana hitam ala bapak-bapak (=_="), sepatu pantofel kulit (◎_◎") dan syal bulu-bulu yang bisa membuatku bersin...(QAQ)

I...ini sih bukan memperbaiki penampilanku...tapi memperparah penampilanku !!! w(0[]0")w

"Err, Mamicitta...bolehkah aku sendiri yang memilih pakaianku ? Aku kurang nyaman dengan yang kau pilihkan itu..." kataku pelan berusaha terlihat sopan.

Mamicitta terdiam sesaat dan aku membatin apakah dia tersinggung dengan kata-kataku ???

Tapi, ternyata Mamicitta tersenyum lebar dan merentangkan tangannya hingga membuatku bingung maksudnya apa.

"Silahkan ! Pilihlah yang mana saja yang membuatmu terlihat menarik !" katanya dengan senandung riang. Ia langsung keluar dari ruangan itu dan meninggalkanku memilih-milih pakaian.

Oh syukurlah...aku bisa terhindar dari bencana mengerikan...kalau aku dipaksa memakai pakaian tadi, err... kurasa aku tahu kenapa Mamicitta mengenakan wig pink yang gak nyambung itu...(=v=)

***

Setelah setengah jam memilih dan mengenakan pakaian yang menurutku pantas, aku keluar untuk menemui Mamicitta.

Matanya membelalak begitu melihatku dan ada rona merah di pipinya.

"Oohh !!! Bravo ! Bravo ! Kau luar biasa sekali Dylan !" pujinya sambil melihatku atas bawah kembali.

Aku penasaran pada reaksinya yang berlebihan dan melihat diriku pada pantulan cermin yang ada di dinding kafe.

Ada seorang pria berambut spike dengan setelan jas hitam bercampur kelabu yang mengilap. Jas itu digulung hingga setengah dan memperlihatkan lengan yang cukup kokoh. Ia juga mengenakan jeans berwarna biru tua yang membuatnya terlihat modern. Sepatu kets yang dikenakan pun membuatnya lebih terlihat sporty.
Tali pinggang bermodel rantai membuatnya lebih keren lagi.

Dan itulah aku...
Si vampire host baru di kafe The Kingdom~~

Unusual VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang