#37# Uh-oh

1.1K 112 4
                                        

"Ica ! Ica !" Ayah Jess sudah berteriak-teriak. Ia tahu kalau mereka belum pergi berbelanja.

Ayah Jess menarik tanganku agar aku ikut bersamanya. Mati aku...(=A=")

Kami menemukan Jess dan ibunya yang sedang mengobrol di taman belakang. Jess memandangku dengan wajah tersipu-sipu. Itu bukan ekapresi yang harus kulihat saat ini !!! Ayahmu lagi marah besar tahu ???
(0A0")

Aku membelalak pada Jess hingga ia bingung melihatku.
Bapakmu tahu kau sekolah di sekolah umum !!! Batinku memberitahunya.

Sedetik kemudian, ekspresi Jess berubah terkejut dan ia berusaha tersenyum di depan ayahnya.

"Tidak usah pura-pura lagi nak. Dad sudah tahu semuanya. Sekarang dad tanya, bagaimana kau bisa keluar dari rumah ini ???" Ayahnya memandang tajam padanya sementara Jess melirikku.

Jangan bayangkan jalan rahasiamu !!! Ayahmu bisa membaca pikiran juga !!!
Pikirku lagi sambil menatap matanya juga.

Jess kelihatan syok sekali. Ia memandang ayahnya yang mengangkat sebelah alisnya.

"Dylan sedang memberitahumu kalau dad bisa membaca pikiran sama sepertimu ?" Tebak ayahnya. Jess langsung terkejut bahkan ibunya pun juga terkejut.

"Sayang ! Kau sudah bisa membaca pikiran ???" Ibunya cepat-cepat menolehkan putrinya itu ke arahnya.

"A..ah, ya mom...apa ini keturunan di keluarga kita...?" Tanya Jess bingung.

"Ya. Karena kita keturunan Witch, nak. Kita ini bangsa penyihir." Jawab ayahnya yang langsung membuat Jess benar-benar syok.

"A...apa...? Penyihir...??? Bagaimana bisa ???" Kagetnya.

"Penjelasan itu nanti saja. Sekarang jawab dulu pertanyaan dad. Bagaimana caranya kau keluar dari rumah ini ?" Ayah Jess memandangnya tajam seakan bisa menyedot roh Jess keluar.
Well, aku takut dengan tatapannya itu...(=___=")

"A..aku menggunakan jalan rahasia di bawah tempat tidurku..." jujur Jess sambil menunduk. Ia tahu ia tak akan bisa membohongi orangtuanya lagi karena kemampuan khusus mereka.

Ayah Jess membelalak.
"Bagaimana bisa ??? Kau meminta tukang membuatnya diam-diam ???"

Jess mengangguk kecil. Orangtua Jess menghela napas dengan khawatir.

"Kenapa kau lakukan itu, Ica ??? Apa kau tidak memikirkan bahayanya ??? Banyak yang mengincarmu di luar sana ! Kau harusnya mengerti alasan kami mengurungmu di rumah ini..." ibu Jess menatapnya penuh arti.

"Tapi, mom...aku ingin melihat dunia luar...aku tidak ingin dikurung terus menerus..." Jess menatap sedih pada ibunya.

"Kami tahu kalau kau pasti merasa bosan di rumah...tapi, ini kami lakukan semua demi kebaikanmu." Ayah Jess menghela napas panjang.

"Kenapa aku harus diperlakukan demikian ??? Aku 'kan tidak menunjukkan diriku yang sebenarnya di dunia luar !" Protes Jess. Orangtuanya tertegun mendengarnya.

"Om...Ica sebenarnya berpenampilan sangat berbeda saat di sekolah. Dia seperti pria jadi tidak ada yang mengenalinya dalam penampilan seperti ini. Saya saja kaget pas pertama kali bertemu dengan Ica di rumahnya. 360 derajat beda om !" Kataku cepat.

Ayah Jess menatapku dan mengernyit.
"Seperti pria ???"

"Iya om. Dia pakai anting-anting sampai daun telinga atas. Bajunya tomboy dan serba hitam. Rambut pendek kayak cowok terus di cat ungu lagi ! Saya aja sampai gak ngenalin dia pas ke sini...belum lagi dia biasa dipanggil Jess di sekolah. 'Kan kayak nama cowok om !" jawabku bersemangat.

Kedua orangtua itu mengerjap-kerjap dengan tak percaya.
Mereka menoleh lambat pada anak mereka yang wajahnya memerah.

"Umm...My sweetheart...bolehkah kau mencoba penampilan yang baru saja dikatakan Dylan ? Ibu benar-benar penasaran bagaimana kau bisa berpenampilan seperti pria." Kata ibunya.

Jess tidak berkata apa-apa karena wajahnya memerah. Ia hanya mengangguk dan langsung berjalan pergi ke kamarnya untuk berganti pakaian.

Ayah dan ibu Jess saling berpandangan dengan penasaran.

"Om dan tante akan mengatakan yang sebenarnya pada Jess ?" Tanyaku. Aku merasa tidak perlu menggunakan nama Ica lagi jika orangtuanya sudah mengetahui hal itu.
Rasanya tetap saja janggal menggunakan nama keputri-putrian seperti itu.

"Mungkin ini sudah saatnya dia tahu, Dylan. Kami tidak mungkin menyembunyikannya lebih lama lagi. Apalagi dia sering menyelinap keluar. Hal itu tentu saja bisa membuatnya dalam bahaya. Dia harus tahu bagaimana menjaga dirinya sendiri. Kami benar-benar berterima kasih kemarin kau mengantarnya pulang dengan selamat..." hela ibu Jess.

"Tapi, apa tante dan om tidak kasian melihat Jess dikurung seperti itu ?" Tanyaku memandang mereka dengan iba.

"Sebenarnya kasian...tapi, mau bagaimana lagi ? Terlalu banyak kaum yang berusaha mendapatkannya." Jawab ibunya.

"Kenapa mereka berlomba mendapatkan Jess ? Apa kekuatannya bisa dipindahkan pada orang yang mendapatkannya ?" Bingungku.

"Kekuatannya bukan dipindahkan. Tapi, kekuatannya bisa diserap hingga membuat siapapun yang mendapatkan kekuatannya bisa melakukan apapun di dunia. Mereka bisa membangkitkan apapun yang telah mati dan menyebabkan kehancuran dunia...kami tidak ingin hal itu sampai terjadi dan tetua Witch meminta kami untuk menjaga Ica baik-baik agar tidak ada kaum manapun yang berhasil mendapatkannya selain kaum Witch yang kuat dan sanggup mengontrolnya." Jelas ayah Jess.

"Ica adalah anak yang ditakdirkan oleh ramalan dunia magis sebagai anak yang sanggup melepas dunia dari kaum Zola." Sambung ibu Jess.

Kaum Zola ???
Tentu saja aku pernah mendengar kaum itu.
Mereka adalah bangsa serakah yang berwujud buruk rupa. Lebih buruk malah dari kaum vampir.
Mereka brutal dan tidak segan-segan membunuh manusia yang tidak bersalah.
Kaum Zola umumnya adalah kaum yang dibenci dan ditakuti oleh kaum-kaum magis lainnya.
Hanya kaum Witch lah yang tidak takut pada kaum Zola karena mereka memiliki kemampuan untuk bertarung melawan mereka.

Bagaimana dengan vampir ???
Kami menyukai tempat terasing dari segala macam kaum-kaum itu. Kami hidup tanpa mempedulikan bagaimana kaum lain berbaur di dunia manusia. Intinya 'Gue gak ganggu loe, loe juga gak ganggu gue !"
Kira-kira seperti itulah...(-___-")a

Beberapa menit kemudian, Jess menghampiri kami dengan penampilan yang sudah pernah kulihat saat di sekolah. Kulirik orangtua Jess yang terbelalak menatap pria cool di depan mereka.

"Tuh 'kan ? Beda 'kan om, tante ?" Seringaiku melihat mulut keduanya ternganga lebar.

Sedetik kemudian mereka tertawa keras sekali hingga membuat aku dan Jess bingung.

"Astaga nak !!! Kau luar biasa sekali !!! Kalau penampilanmu seperti ini, dad berani menjamin tidak akan ada yang tahu kau ini perempuan !!!" Ayah Jess tertawa keras memegangi perutnya.

"Oh astaga !!! Mom bisa naksir padamu, honey !!! Kau ganteng daripada Dylan !!!" Ibu Jess memegangi kedua pipi Jess sambil menatapnya dengan mata berbinar-binar.

Jleebb !!!
U...umm....tante, kau cukup menyakiti hatiku...(Q~Q)

Unusual VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang